jakartabaru.co Kemenangan Jokowi-Basuki dalam pilkada DKI Jakarta adalah sebuah fenomena; fenomena dimana rakyat mulai berani menunjukkan tajinya untuk menolak hegemoni partai dan para elit. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa majunya Jokowi-Basuki dalam pilkada DKI Jakarta adalah karena adanya peran atau campur tangan partai, dalam hal ini PDIP dan Partai Gerindra. Dan tanpa dua partai ini, tidak mungkin Jokowi-Basuki "berada" di Jakarta. Meskipun demikian, dapat dipastikan bahwa kemenangan Jokowi-Basuki bukan karena PDIP dan Partai Gerindra. Kemenangan kedua tokoh ini karena dukungan rakyat Jakarta. "Rakyat sudah cerdas" demikian idiom yang selalu diekspose untuk menggambarkan kemenangan Jokowi-Basuki dalam pilkada DKI Jakarta 2012. Maka adalah sesuatu yang naif bila akhir-akhir ini muncul beberapa elit politisi baik dari PDIP maupun dari Partai Gerindra yang mengklaim bahwa Jokowi-Basuki menang karena mereka. Bisakah kita jamin Jokowi-Basuki bisa memenangkan pilkada DKI hanya dengan berkendara PDIP dan Partai Gerindra? Dapat dipastikan tidak. Berat! Bila kita tabulasikan asal-usul para pemilih Jokowi-Basuki dalam pilkada DKI Jakarta, kita akan bisa melihat secara jelas besarnya prosentase pemilih yang berasal dari PDIP dan Partai Gerindra (sebagai partai pengusung) dan yang berasal dari luar dua partai tersebut (swing voter). Dan berdasarkan tabulasi tersebut, kita bisa dengan lantang mengatakan bahwa kontribusi rakyat terhadap kemenangan Jokowi-Basuki sangat signifikan. Dengan kata lain, kemenangan Jokowi-Basuki sesungguhnya sangat ditentukan oleh dukungan rakyat yang digalang secara masif oleh kerja para relawan Jakarta Baru, sekelompok anak muda yang rindu melihat hadirnya sebuah perubahan untuk Jakarta. Kita harus katakan "dasar politisi bermoral dengkul!" untuk mereka yang mengklaim berjasa atas kemenangan Jokow-Basuki. Karena belum juga Jokowi-Basuki dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017, "segelintir" elit sudah mulai bermanuver dan mencari muka. Seperti kita ketahui, beberapa hari terakhir para elit partai yang mengklaim berjasa atas kemenangan Jokowi-Basuki sudah mulai sibuk menyusun taktik bagaimana mereka bisa "nimbrung" di pemerintahan Jokowi-Basuki nantinya. Bahkan mereka ingin ikut "cawe-cawe" menentukan sejumlah nama yang akan ditempatkan dalam SKPD pada pemerintahan Jokowi-Basuki. Bila Jokowi-Basuki sampai masuk ke dalam pusaran "blunder perebutan klaim para elit politik" tersebut, dapat dipastikan Jokowi-Basuki akan terganggu dalam menjaga sikap pro rakyatnya. Dampak serius selanjutnya, Jokowi-Basuki akan mengalami hambatan untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya. Blunder tersebut pada akhirnya akan membuat Jokowi-Basuki mengalami depresi politik yang membuatnya frustrasi karena tidak mampu menjalankan pemerintahannya sesuai visi dan misi Jakarta Baru. Sebagai rakyat yang telah memberikan dukungan kepada Jokowi-Basuki (bukan kepada PDIP dan Partai Gerindra), kita harus terus bersuara untuk mengingatkan Jokowi-Basuki agar tidak sekali-kali masuk terperangkap dalam blunder yang sedang diciptakan oleh para elit yang saat ini ada di sekelilingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H