Mohon tunggu...
mcDamas
mcDamas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Orang biasa (seperti kebanyakan rakyat Indonesia) yang sok ikut kompasiana meskipun terbata-bata. Bila teman bersedia, klik juga http://kitabiza.com, http://lampungsae.com, http://inacraftmart.comdan http://englishsolutioncenter.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Bukan Hari Ini, Kapan Lagi; Kalau Bukan Jokowi, Siapa Lagi

11 November 2013   13:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:18 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1384151671857262667

[caption id="attachment_291510" align="aligncenter" width="640" caption="image: portalkbr.com"][/caption]
Popularitas Jokowi yang semakin tak terbendung dibarengi dengan tingkat elektabilitasnya yang terus meninggi menunjukkan bahwa siapa sosok yang dikehendaki oleh rakyat untuk menjadi presiden di 2014 semakain nyata.

Menjadi figur yang populer, apalagi dengan elektabilitas yang tinggi, adalah impian setiap politisi; adalah dambaan setiap partai terhadap para kadernya. Untuk mewujudkan hal ini, para politisi (akan) melakukan berbagai cara; mulai dari cara halal dan logis hingga cara yang tidak masuk akal. Oleh karena itu banyak kita menyaksikan politisi yang bahkan harus menemui dukun atau paranormal dan menjalani ritual-ritual yang tidak masuk akal untuk itu.

Jokowi mendapatkan semuanya, popularitas dan elektabilitas, denga cara kerja; menunjukkan karya nyata sebagai pejabat negara dengan melayani dan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Meskipun secara fisik Jokowi bertubuh kerempeng dan berpenampilan sangat biasa, tetapi dalam hal bekerja, Jokowi selalu all out dan serba luar biasa. Kreatifitasnya dalam merancang program kerja selalu tak dinyana oleh kebanyakan orang, kepiawaiannya mengeksekusi setiap rencana kerjanya juga selalu out-of-the-box.

Bagi rakyat, Jokowi laksana seorang Mesiah yang diutus oleh yang Maha Mengerti untuk hadir ke tengah-tengah mereka untuk mendengar, memahami dan memberi solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi oleh rakyat negeri ini. Mulai saat menjadi Walikota Solo beberapa tahun yang lalu hingga saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi terus menunjukkan konsistensinya bahwa ia bekerja, bekerja dan bekerja untuk rakyat. Hal inilah yang berhasil mencuri hati rakyat untuk menjadikan Jokowi sebagai saluran andalan aspirasi mereka.

Jokowi pun membuktikan bahwa amanah yang dia terima dari rakyat untuk membangun kesejahteraan mereka tidak dia sia-siakan. Tiada hari baginya yang kosong tanpa aksi "blusukan", sebuah aksi untuk mencari dan mendengar dari first-hand source menyangkut hal yang harus diatasi. Aksi blusukan Jokowi ini sangat disukai rakyat karena rakyat senang memiliki seorang pemimpin yang selalu turun dengan sikap yang egaliter. Rakyat seperti memiliki "sahabat" ditengah-tengah hidupnya yang serba melarat; sahabat yang selalu siap sedia mengulurkan tangannya dengan solusi yang tepat untuk meringankan beban hidup mereka.

Menyadari bahwa rakyatlah yang memiliki daulat, dalam setiap blusukan, Jokowi senantiasa melakukannya dengan sikap yang hati-hati dan sangat menghindari gaya elitis dan protokoler yang hanya akan menyinggung hati mereka.

Tetapi aksi blusukan Jokowi ini bukan berarti tanpa hambatan. Bagi para lawan politiknya, aksi blusukan Jokowi ini adalah racun yang menggerogoti gaya politik mereka yang elitis, gaya yang dikembangkan bahwa politisi itu adalah kaum priyayi; kaum yang harus selalu dilayani. Blusukan Jokowi adalah antithesa sehingga harus dihambat agar tidak berkembang.

Tetapi karena vox populi vox dei, rakyat terus menggandrungi Jokowi dengan blusukannya dan terbukti setiap dilakukan survey, Jokowi selalu memuncaki perolehan suara; hal ini tak lain karena blusukan effect-nya.

Alhasil, meskipun gaya kerja Jokowi sangat merepotkan, banyak politisi mulai meniru demi sebuah popularitas dan elektabilitas. Sebaliknya, mereka yang tidak "kuat" mengikuti gaya blusukan, selalu melancarkan serangan ke arah Jokowi dengan membuat opini-opini yang memutar balik fakta. Tetapi rakyat yang semakin cerdas tidak bisa lagi dikibulin begitu saja.

Dengan tingkat popularitas yang tinggi dan elektabilitas yang tak tertandingi, maka tidak ada kata lagi yang bisa diungkap oleh siapapun, baik oleh para elit PDIP dimana Jokowi bernaung maupun oleh rakyat yang selama ini sangat rindu akan hadirnya pemimpin yang melayani dan rendah hati, kecuali "kalau bukan hari ini, kapan lagi; kalau bukan Jokowi, siapa lagi" untuk presiden 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun