Mohon tunggu...
mcDamas
mcDamas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Orang biasa (seperti kebanyakan rakyat Indonesia) yang sok ikut kompasiana meskipun terbata-bata. Bila teman bersedia, klik juga http://kitabiza.com, http://lampungsae.com, http://inacraftmart.comdan http://englishsolutioncenter.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Positif dari Peristiwa Innocence of Muslims

22 September 2012   02:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:01 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207102" align="aligncenter" width="540" caption="image: detik77.com, Nakoula Basseley Nakoula, sang sutradara"][/caption] Seperti tidak pernah ada habisnya, usaha pihak barat untuk mendiskreditkan Islam dengan menista Nabi Muhammad SAW, melalui novel, kartun atau film terus dilakukan. Mereka seperti tidak pernah rela bila umat Islam sangat menghormati sosok Nabi hingga menjadikan-Nya teladan bagi kehidupan. Usaha yang paling aktual terhadap penistaan Nabi terjadi seiring munculnya film Innocence of Muslims, sebuah film yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang penipu (mengarang Alquran dan mengaku seorang nabi). Innocence of Muslims, yang judul aslinya Innocence of Bin Laden, sesungguhnya adalah sebuah film amatir yang nihil nilai dan dibuat asal-asalan. Sang sutradara Nakoula Basseley Nakoula, seorang seorang penganut Kristen Koptik keturunan Mesir, memang sengaja membuat film amatir tersebut untuk memancing reaksi umat Islam yang dia gambarkan sebagai umat yang naif (innocence of Muslims). Dalam film amatir tersebut, oleh sang sutradara, Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai seorang yang telah mengarang Alquran dan mengaku-ngaku sebagai nabi yang berhasil menipu umatnya dijaman itu. Sosok Nabi Muhammad SAW juga digambarkan sebagai pria hidung belang yang gila perempuan sehingga memiliki banyak istri, gundik dan budak seks. Tidak ketinggalan, Nabi juga digambarkan sebagai seorang pedofil (penyimpangan seks terhadap anak kecil) karena menikahi Siti Aisah, anak Abu Bakar Sidiq, yang masih berusia belia. Karena begitu menjijikkan dan merendahkannya, film tersebut sontak menuai reaksi keras dari umat Islam di seluruh dunia yang menuntut pembuat film yang berkebangsaan Amerika tersebut diadili. Reaksi ini ditunjukkan melalui demonstrasi besar-besaran terhadap kantor-kantor kedutaan atau konjen Amerika serta obyek-obyek lain yang di anggap simbol Amerika. Bahkan di beberapa belahan dunia, aksi-aksi tersebut memakan korban tewas baik di pihak Amerika seperti duta besar Amerika dan tiga staffnya untuk Libya atau para demonstran di beberapa negara. Reaksi keras tersebut wajar dilakukan oleh umat Islam karena usaha-usaha klise penistaan Nabi Muhammad SAW terus menerus diulang-ulang dan terus dipropagandakan oleh kelompok-kelompok pembenci Islam. Dan reaksi seperti inilah sesungguhnya yang diharapkan oleh para pembuat film Innocence of Muslims. Seperti kita ketahui, para pembenci Islam selalu menjadikan sosok Nabi Muhammad SAW -sang pembawa ajaran Islam- sebagai obyek sentral penistaan. Mereka melakukan hal tersebut karena mereka merasa terancam oleh perkembangan agama Islam yang dahsyat di seluruh belahan dunia, terutama di benua Amerika dan Eropa. Ketaatan umat Islam terhadap ajarannya dan Nabinya menjadi hambatan bagi mereka untuk membuat umat Islam menanggalkan imannya. Anehnya, semakin para pembenci Islam tersebut gencar melakukan propaganda-propaganda keji dengan menista Nabi Muhammad SAW, semakin Islam menjadi sulit dibendung perkembangannya. Warga dunia yang melihat reaksi umat Islam yang sangat keras terhadap penistaan tersebut menjadi penasaran dan terdorong untuk mengetahui dan menggali apa sesungguhnya faktor pendorong umat Islam yang rela berkorban untuk membela Nabinya. Mereka yang sebelumnya tidak pernah mendengar Islam atau tidak pernah punya keinginan untuk membaca buku-buku tentang Islam merasa tergelitik untuk membaca dan mempelajari Islam. Akibatnya mereka menjadi tahu bahwa Islam dan nabi Muhammad SAW yang digambarkan secara menjijikkan itu tidak seperti yang dipropagandakan oleh para pembenci Islam. Ternyata mereka menemukan bahwa Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang dibawanya adalah Nabi dan ajaran yan mulia dan sempurna. Bahkan mereka lalu menemukan sesuatu yang mereka tidak pernah temukan atau pelajari selama ini atau bahkan mereka ternyata menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang selama ini mereka miliki, terutama menyangkut eksistensi Tuhan dan eksistensi mereka sebagai manusia. Sejarah telah membuktikan betapa Islam berkembang dengan sangat pesat dimana 6000 hingga 8000 orang di Eropa dan di Amerika berbondong-bondong menjadi muslim justru setelah adanya usaha propaganda pendiskreditan Islam yang dahsyat melalui serangan 9/11 (runtuhnya menara kembar world trade center karena “serangan teroris”). Artinya selalu ada hikmah positif yang akan terjadi setiap saat para pembenci Islam menyebarkan propaganda-propaganda keji dan menjijikkan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, semakin Islam dan Nabinya diserang, semakin banyak orang diluar Islam mendekat untuk mempelajari Islam, lalu menyatakan diri masuk Islam dan menjadi Muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun