Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang memberi ruang untuk menulis pengalaman dan ikut mengkampanyekan "Kerja Layak PRT dan STOP PRT Anak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Tole 1 (Tumbuh dan Belajar dari Rasa Sakit)

4 Oktober 2017   09:36 Diperbarui: 4 Oktober 2017   09:40 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesorean ini Tole bolak-balik ke kamarku hanya untuk melihatku terbaring sambil meringis. Kadang tidak bicara apa-apa, tetapi sesekali bertanya, "Gimana Ma? Apa yang mau kuambilkan? Aku buatin bubur ya?" pertanyaan-pertanyaan polosnya demi menghibur aku, yang lagi-lagi meringis menahan nyeri.

Gak tahu juga ya, sinyal-sinyal badan ini bakal rontok sudah mulai sejak siang sebelum menjemput Tole. Kok ya sudah mampir apotik untuk beli obat lambung dan bubur instan. Nah, biskuitnya yang belum kubeli. Kuminta anakku mencari di warung terdekat. Ah, rupanya sudah 2 warung terdekat tidak ada biskuit yang dicari. Tole pulang, masuk kamar lagi. "Ma, biskuitnya gak ada, sudah aku cari ke warung depan juga gak ada. Aku naik sepeda ke *lf* aja ya." Dia mengambil sepeda, bergegas mencari makananku khusus kalau sedang sakit seperti ini. Syukurlah, di toko tersebut semua ada.....asal ada duitnya, hehehehe. Walaupun sakit masih bisa nyengir kan. Makasih ya Le, sore ini dia wira-wiri kaya setrikaan.

Ada lagi tingkahnya menungguiku, gelar matras dan ambil dingklik eyangnya, khusus untuk dia duduk sambil bawa buku pelajaran. Ya, besok dia ulangan. Sambil nunggui mama, mau baca-baca katanya. Sudah selesai baca-baca, dia membuat bubur instan. Tadinya mau menyuapi, tapi aku masih bisa makan sendiri, dia kuminta menyiapkan makan untuk eyang saja. "Nanti aku ambil nasinya, aku bawa kesini, mama lihat ya......", sambil jalan menuju ruang makan. "Seberapa ma?" Aku kurangi nasi yang diambil, supaya tidak terbuang nantinya. Ah, proses menyiapkan makan eyang itu rada ribet, lauk pauk harus digunting kecil-kecil, tapi dengan badan kaya gini, mau bangun saja gak bisa. Tole bilang dia bisa menyiapkannya. Termasuk menyuapi eyang. Ah....sangat membantu sekali kamu. Sore ini benar-benar gak punya daya untuk bangun, masih terasa nyeri menyerang perut ini.

Sore yang terasa cepat beranjak malam. Saatnya Tole mengerjakan tugas-tugas rutinnya dan mengisi malam dengan nonton tayangan di chanel kesayangannya. Biasanya kami lakukan berdua, tapi kali ini, dia lakukan sendiri, sambil mengecekku sesekali. Tumben bener, kali ini dia melakukan semuanya dengan cepat dan tanpa disuruh berulang-ulang. Mandi, makan, menyalakan lampu-lampu rumah, mempersiapkan buku, mengerjakan tugas, membaca bahan ulangan, nah plus memberikan obat eyang, termasuk hal yang dikerjakan dengan mandiri. Ooo, mungkin lihat mamanya tak berdaya, Tole mengerahkan kemampuannya untuk melakukan semua tugas-tugas itu sendiri. Syukurlah, sakit ini memberi manfaat belajar juga untuk dia.

Entah karena apa, Tole mengatakan padaku, "Ma, sakit maag itu karena lambungnya tidak mencerna makanan. Jadi Mama gak boleh telat makan. Nanti sakit kaya begini lagi." Ya, benar juga Le, beberapa hari ini Mama tidak makan dengan teratur, asal comot saja, tapi karena situasi memang makan jadi tidak tepat waktu. Waktu makan pagi lewat, makan siang asal, makan malam tidak disentuh. Hal itu berlangsung beberapa hari terakhir ini. Jadilah badan ini ambruk, gak tahan dengan cara makan seperti itu. Ah, benar juga pelajaran sekolah Tole, mengajarkan ilmu-ilmu yang bisa langsung diterapkan. Informasi yang dibaca, langsung ada contoh nyatanya. Memang naluri ibu, sambil sakitpun masih bisa menasehati, "besok-besok mas gak boleh gak makan....ini sudah ada contohnya. Jadi harus makan sesuai jadwal ya, jangan tarsok-tarsok* supaya gak sakit lambung seperti Mama."

Malam ini terasa lama, nyeri ini datang sesuka-sukanya, saat ingin memejamkan mata, malah muncul rasa itu. Hadueh....gak tahan. Seolah ingin meredakan rasa sakit itu, tangan kecilnya memegangku, mengecek kondisiku, "badan mama anget." Tole menjengukku sebelum pamit mau tidur malam. "Aku tidur dulu ya.....semoga besok mama udah gak sakit." Itu doa sekaligus tanda aku harus pulih supaya besok dia tidak sendirian menjalani hari-harinya. Terima kasih ya Le, sore ini banyak membantu mama yang sedang merasakan sakit, sakit yang memberikan waktu untuk kamu juga tumbuh menjadi mandiri.      

Mama Apin 

*tarsok = entar besok (menunda-nunda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun