"Lha gimana, katanya sudah mau kuliah, nyuci bajunya sendiri aja nggak bisa!" seorang bapak berkepala empat mengeluhkan soal anak cowoknya.
Pembicaraan terjadi antara kakak adik.
"Emangnya nggak pernah diajarin?" sahut adiknya, bertanya.
"Lha sejak dulu emang ibunya yang memanjakan! Lain kalau sama adiknya. Dia sejak dulu memang aku latih. Tidak lama lagi, dia akan masuk SMA. Tapi dia bisa masak dan mau ngurusin baju sendiri. Nyuci dan nyetrika nggak menolak," jawab sang bapak itu, wajahnya menunduk.
Nada suaranya berat, mengirim kesan yang kuat bahwa selama ini sebenarnya dia tidak sepakat dengan cara istrinya mendidik anak pertama mereka. Namun, apa mau dikata, tampaknya anak usia 18 tahun yang barusan lulus dari SMA ini sudah sulit untuk mendengarkan kata-katanya.
"Aku sebagai bapaknya nggak mau dong diminta mencucikan bajunya. Aku kan bukan babu di rumah!" Nadanya meninggi. Terasa betul kekecewaan yang memuncak.
***
Persoalan pendampingan anak memang merupakan wacana yang terus-menerus menjadi isu dari waktu ke waktu. Tetap aktual sejauh ras bangsa manusia masih beranak-pinak! Apakah yang anda sarankan untuk sang bapak dalam menangani anaknya yang manja ini?
Mohon masukannya ya ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H