Kroniisme! Mungkin itu label yang layak disematkan pada dada sebelah kiri saya. Apa pasal? Di tempat ini, saya mencoba merekrut seorang penulis, yang bisa mengisi lapak di Kompasiana ini. Disebut main kroni-kronian, karena tulisan yang dipajang di sini tidak lain dan tidak bukan adalah karya anak sendiri. Mohon dipahami bahwa ini bukan plagiarisme, karena di sini saya mengakui bahwa tulisan ini bukan hasil tulisan saya. Sama sekali bukan. Ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya. Kalau di sana-sini berlepotan kesalahan, tentu sidang pembaca layak untuk memberi maaf. Apa yang dihadirkan di sini murni merupakan buah karya anak bernama pena Damian. Semoga bisa dinikmati.
*****
Kerajaan TingTong (Seri 2)
Setelah kasus Tania dan Dodi selesai, Kerajaan TingTong lebih jaya lagi. Apalagi, ketika Ting diangkat menjadi Putri kerajaan, dan Tong menjadi Pangeran kerajaan. Walaupun begitu, bukan berarti kerajaan TingTong tidak pernah tidak dihinggapi masalah lagi. Ketika Raja TingTong sudah tua, maka akan terjadi pemindahan kekuasaan. Dan inilah masalah utama. Putri Ting anak perempuan, tetapi juga anak sulung. Pangeran Tong anak laki-laki, yang sudah pantas menjadi raja, tetapi dia anak bungsu.
Padahal, menurut aturan, anak sulunglah yang harus mewarisi kekuasaan raja. Dan, anak sulung itu harus laki-laki. Karena jika anak perempuan, maka tidak diperbolehkan untuk menjadi raja. Nah, pilihannya adalah : Pangeran Tong menjadi raja, atau Putri Ting menjadi ratu, tetapi rajanya dari kerajaan lain. Ini merupakan dua pilihan yang sulit. Raja TingTong dilema dalam memilihnya.
Suatu hari, ketika ada sayembara diadakan di Kerajaan Esanta. Kerajaan Esanta ini termasuk temannya Kerajaan TingTong. Sayembara ini dilakukan agar Putri Esanta dinikahkan dengan orang yang pantas. Nah, karena tertarik dengan sayembara ini, Pangeran Tong dengan segera berangkat ke Kerajaan Esanta. Sampai sana, sudah ada tiga pangeran yang sampai. Tiga pangeran itu masing-masing bernama: Pangeran Tertan, Pangeran Talata, dan Pangeran Listra. Ketiga pangeran itu memiliki kekuatan yang hebat. Pangeran Tertan, kekuatan api, Pangeran Talata, kekuatan Tanah, Pangeran Listra, kekuatan Listrik. Nah, Pangeran Tong juga mempunyai kekuatan tersendiri.
Dia segan untuk memberitahunya. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata tidak ada lagi pangeran yang datang. Pangeran Tertan, Pangeran Talata, Pangeran Listra, dan Pangeran Tong harus memenuhi syarat-syarat yang diajukan. Syarat agar para pangeran menang dan menikahi Putri Esanta adalah :
1. Keempat Pangeran itu harus mengalahkan raksasa yang kabarnya terkenal senang mengganggu di daerah Kerajaan Esanta. Raksasa itu bernama Rahtama.
2. Keempat Pangeran itu harus mampu memanah hingga kena satu Burung Pipit yang senang terbang di atas Kerajaan Esanta Setelah mendengar syarat-syarat itu, Pangeran Tertan, Pangeran Talata, Pangeran Listra mengganggap remeh semua syarat itu.
Sementara Pangeran Tong sangat menyimak dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menikahi Putri Esanta. Keempat pangeran itu dengan segera pergi bersama-sama ke Desa Esanta. Tiba di sana, pangeran diberi kesempatan secara bergiliran. Pangeran Tertan adalah pangeran yang datang paling pertama, karena itu Pangeran Tertan yang paling pertama mendapatkan giliran. Menurutnya, ada suatu stadion, yang ada dua bagian. Satu untuk Rahtama, satu untuk pangeran yang ingin melawan.
Ternyata semua dugaan itu salah. Raksasa ini muncul secara tidak diduga-duga. Maka, susah sekali menangkap raksasa ini dan membunuhnya. Maka karena itu, Rahtama belum pernah ditangkap, karena belum pernah ada yang bisa menangkap dan membunuh Rahtama. Nah, Pangeran Tertan menggunakan kekuatan api untuk memusnahkan si Rahtama. Menurut dia, si Rahtama ini akan muncul di depannya dan dengan segera melawan Pangeran Tertan. Tetapi, dugaan itu salah.