Mohon tunggu...
Markus Budiraharjo
Markus Budiraharjo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mengajar di Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejak 1999.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lagi-lagi Konspirasi untuk Perebutan Kekuasaan

19 Juni 2014   02:01 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pengantar

Tahun 2014 disebut sebagai tahun politik. Selain pemilu legislatif, tahun ini juga pemilu presiden. Isu tentang politik selalu panas, penuh intrik, dan tidak jarang terjadi pengkhianatan. Orang-orang yang tampak lembut, halus budi bahasanya, dan penuh empati, bisa jadi justru merupakan musuh terbesar yang dengan sigap menghunus pedang untuk menusuk dari belakang. Tidak hanya orang tua yang terpengaruh oleh tahun politik yang penuh intrik macam ini. Berbagai hal bisa diputar-balikkan demi kepentingan politik tertentu. Anak-anak kecil pun juga belajar dari berbagai insiden di tahun politik ini. Berikut ini merupakan tulisan seorang anak usia 9 tahun. Seperti tulisan-tulisan sebelumnya, tulisan ini dipublikasikan tanpa editing dari orang lain. Harapannya sederhana, dengan dipublikasikannya tulisan ini, Damian akan menjadi lebih bersemangat dalam menulis.

******

Kerajaan TingTong

Pada zaman dahulu kala, ada kerajaan yang makmur. Namanya kerajaan TingTong. Dulunya kerajaan ini subur dan makmur. Tetapi, zaman sudah ber-evolusi. Kerajaan ini sedikit demi sedikit mulai hancur kejayaannya, karena di dalam istana, ada banyak petugas istana yang diam-diam berkhianat. Ketika dipimpin oleh Raja TingTong, kerajaan ini sedikit demi sedikit mulai berjaya. Raja TingTong mempunyai dua anak. Anak pertama dinamakan Ting, sementara anak kedua dinamakan Tong. Kedua bersaudara ini sangat menyayangi satu sama lain. Tetapi, walaupun kerajaan itu sudah mulai baik, masih ada pengkhianat yang ada di dalam istana. Pengkhianat-pengkhianat itu begitu licin, sehingga tidak pernah tertangkap oleh Raja maupun oleh pengawal-pengawal baik. Dan kecurigaan Raja TingTong, pengkhianat ini bisa saja yang dia kenal paling baik.

Suatu hari, dua bersaudara (Ting dan Tong) itu berjalan-jalan mengelilingi istana. Samar-samar, terdengar orang bercakap-cakap. Ternyata orang itu adalah dua dari koki istana. Namanya Tania dan Dodi. Kedua orang itu sangat baik. Saat kecil, Ting dan Tong selalu diberikan permen kesukaannya. Jadi, ketika razia di dalam istana, untuk mengetahui siapa yang sebenarnya menjadi pengkhianat, Tania dan Dodi tidak dianggap sebagai pengkhianat. Tetapi dibalik semua itu, ternyata percakapan yang didengar Ting dan Tong ini sangat berlawanan dengan semua sifat yang dimiliki oleh Tania dan Dodi. Ternyata, dua orang itu berkomplot dengan orang luar istana untuk merampas kekayaan, kesuburan, kemakmuran dan kejayaan Kerajaan TingTong. Dan, Tania dan Dodi ini termasuk mata-mata Kerajaan Suryapati, musuh bebuyutan Kerajaan TingTong. Ting dan Tong dengan segera bersembunyi dibalik Pohon Jati. “Oke. Kita, akan melaksanakan rencana itu, tetapi kapan? Bukankah setiap hari pengawal Raja TingTong selalu waspada?” kata Tania. “Masa kamu tidak dengar penjelasanku tadi? Kita kan koki? Jadi, kita harus menyelinap ke dapur, lalu jika kepergok orang lain, maka bilang saja ‘Kita akan membuat makanan untuk kejutan. Jangan bilang siapa-siapa ya?’. Setelah itu, orang itu pergi, lalu kita memulai rencana kita. Apakah rencana bagus ini mau kuulangi lagi?” tanya Dodi agak ketus. Ting dan Tong agak kaget. Karena Dodi menggunakan bahasa yang santun setiap hari, maka jika Dodi berbicara agak ketus menjadi aneh.

Sebelum Tania dan Dodi sempat mendengar langkah-langkah kaki mereka, Ting dan Tong segera pergi ke dalam istana. Saat itu, Raja TingTong sedang duduk di singgasana. “Selamat pagi anak-anakku. Apa yang perlu kau kuatirkan sehingga larimu kencang sekali?” tanya Raja TingTong. “Ayah…. Tahu tidak, aku tahu siapa pengkhianat di dalam istana ini” kata Ting sambil nafasnya terengah-engah. “Dia adalah orang yang paling baik yang pernah kukenal. Dia kukenal dari kecil, ayah” lanjut Tong. “Siapakah gerangan dia yang ingin menghancurkan kerajaanku ini? Siapakah dia anakku?” tanya Raja TingTong geram. “Tania dan Dodi, ayahku” jawab Ting dan Tong serempak. “Hah? Tidak mungkin koki pribadiku sejahat itu? Apakah kalian mimpi, atau berkhayal?” tanya Raja Tingtong. “Tidak ayah” kata Ting, lalu Ting dan Tong bergantian bercerita tentang percakapan Tania dan Dodi itu. “Aku akan memerintahkan pengawalku untuk meringkusnya!” kata Raja TingTong sambil berdiri dengan gagahnya. Tetapi, Ting dan Tong sempat mencegah. “Jangan ayah. Jangan berbuat begitu. Nanti rencana Tania dan Dodi yang matang itu diundurkannya. Lalu setelah itu, kita tidak tahu kapan dilaksanakan rencana itu. Menurutku, itu lebih parah daripada Tania dan Dodi ditangkap, dan tidak ada bukti yang memuaskan. Aku punya rencana yang lebih baik ayah. Begini” kata Ting. Setelah itu, ia membeberkan rencana yang lebih bagus dari rencana jahat Tania dan Dodi.

Setelah semua penghuni istana tidur, ada dua bayangan yang menyelinap ke dapur. Setelah ke dapur, di belakang kompor, ada lubang terbentuk. Dua bayangan itu hilang, lalu lubang itu tergeser ke tempat semula. Detik berikutnya, ada lima bayangan yang menyelinap ke dapur. Sama perbuatannya, lubang terbentuk, lalu lima bayangan itu hilang dibawah lubang itu, lalu lubang tergeser ke tempat semula. Dua bayangan itu ternyata Tania dan Doni. Sementara lima bayangan sesudahnya adalah Raja TingTong, Ting, Tong, dan pengawal. Di bawah lubang itu ada tangga menuju ke bawah. Raja TingTong adalah orang yang turun tangga lebih dahulu, setelah Tania dan Dodi, karena dia geram sekali, ternyata dua koki pribadinya termasuk mata-mata kerajaan musuh bebuyutannya, yaitu Kerajaan Suryapati. Setelah Tania dan Dodi turun, kelima orang yang membuntutinya berhenti, supaya tidak terdengar langkah-langkah kakinya. Jika sampai terdengar kedua mata-mata itu, musnahlah semua rencana apik milik Ting. Tetapi mujur bagi kelima orang itu. Tania dan Dodi tidak menoleh sama sekali. Mereka berdua yakin, tidak mungkin ada orang yang bisa membuntuti kedua orang itu tanpa didengar Tania dan Dodi. Setelah tangga itu berakhir, ada sebuah lorong yang panjang. Bagi kelima orang yang membuntutinya itu, lorong itu sama sekali tak berujung. Tetapi, dugaan itu tidak benar. Sedikit demi sedikit, di depan ketujuh orang itu, tampaklah sinar rembulan yang remang-remang. Ternyata, sinar itu berasal dari lubang yang tidak tinggi. Karena jaraknya tidak tinggi, maka dengan sekali loncatan, Tania dan Dodi keluar dari lubang itu. Jika tidak cepat-cepat meloncat, pasti kelima orang itu sudah kehilangan jejak Tania dan Dodi. Termasuk dalam rencana Ting, prajurit kerajaan sudah diperingatkan atas bencana yang bisa jadi menimpa Kerajaan TingTong. Karena tidak ingin kerajaan TingTong musnah, semua prajurit siaga atas semua gerakan. Mulai dari gerakan semak-semak, hingga orang yang mencurigakan. Tetapi malam itu bagi prajurit tidak ada hal yang mencurigakan. Mereka setengah kesal, karena semua waktu untuk istirahat bagi para prajurit terbuang. Lain bagi Raja TingTong, anaknya dan para pengawal. Mereka mengalami petualangan yang seru sekali. Setelah mengalami perjalanan yang cukup menegangkan, tibalah mereka di Kerajaan Suryapati. Kerajaan itu adalah musuh bebuyutannya Kerajaan TingTong. Dengan geram, Raja Tingtong mengepal tangannya, sambil bersembunyi. Kedua mata-mata itu pun segera masuk ke dalam Kerajaan megah itu. Dalam beberapa menit kemudian, kedua mata-mata itu keluar, diiringi sejumlah prajurit. Dengan segera, komandan mereka segera meniup terompet. Suara terompet itu dengan segera di dengar oleh prajurit-prajurit Kerajaan TingTong yang sudah diperingatkan untuk menyerang jika terdengar suara. Kelima orang itu menunggu dengan gelisah. Mereka memang tidak mungkin terlihat oleh prajurit yang sedang berjalan di depan mereka. Itu disebabkan karena semak belukar menutupi orang yang menoleh ke belakang untuk melihat apakah ada orang yang membuntuti atau tidak. Tetapi mereka gelisah atas keadaan Kerajaan TingTong. Untung saja, prajurit-prajurit Kerajaan TingTong tidak kalah sigapnya. Dengan segera, mereka membentuk barisan yang rapi, dengan prajurit dengan jumlah banyak. Lalu, prajurit-prajurit Kerajaan TingTong segera berangkat meninggalkan Kerajaan TingTong.

Walaupun banyak prajurit yang dikerahkan untuk bertempur, tetap saja ada prajurit yang tinggal dalam Kerajaan TingTong. Keputusan itu untuk menjaga agar Kerajaan TingTong kosong dan dirampas oleh Kerajaan lain. Prajurit-prajurit Kerajaan Suryapati dengan segera berangkat meninggalkan Kerajaan Suryapati. Di tengah jalan, prajurit-prajurit Kerajaan Suryapati bertemu dengan prajurit-prajurit Kerajaan TingTong. Dengan segera, 1-0 untuk prajurit Kerajaan TingTong pun dianugerahkan. Kelima orang yang bertugas membuntuti Tania dan Dodi segera pergi, untuk menyaksikan pertempuran itu. Tetapi terlambat bagi kelima orang itu. Ketika kelima orang itu sudah sampai di arena pertempuran, prajurit-prajurit Kerajaan TingTong sudah menguasai prajurit-prajurit Kerajaan Suryapati. Mata-mata yang menyamar menjadi koki, yaitu Tania dan Dodi, segera diringkus sebelum berkutik. Tania dan Dodi rencananya akan dihukum. Tetapi sebelum menentukan hukumannya, Tania dan Dodi harus diadili di pengadilan. Sementara Raja TingTong, Ting, Tong, dan pengawal masuk ke istana untuk istirahar, prajurit memulai lagi penjagaan mereka.

Esok pagi merupakan pagi yang sangat cerah, karena pengkhianat terakhir, Tania dan Dodi sudah dihukum. Kegiatan yang mulanya mengganggu Kerajaan TingTong yang makmur, berjalan dengan lancar. Kerajaan TingTong pagi itu sangat senang. Penduduk Kerajaan TingTong merasa, kedamaian itu adalah kedamaian yang paling membahagiakan, di seluruh hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun