Musim kampanye memang menjadi tempat subur untuk membangun permusuhan. Tidak jarang di keluarga pun tumbuh friksi dan perbedaan pendapat. Sosok idola dibawa ke rumah, dijadikan alasan untuk memperkeruh suasana. Namun, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menyatu-ragakan semangat persatuan. Dalam cerita ini, kita diajak berimaginasi oleh Damian untuk mengeksplorasi kemungkinan rujuknya pihak-pihak yang bertikai. Kenapa bisa? Damian menghadirkan satu musuh bersama. Dari teori penceritaan, pada seri ke empat ini, Damian menggunakan lebih banyak percakapan daripada deskripsi. Katanya, metode ini digunakan oleh Enyd Blyton. Agar tidak kehilangan alur, silahkan lihatSeri 1, Seri 2, dan Seri 3. Selamat menikmati.
Kerajaan TingTong (seri 4 #2)
(LANJUTAN dari cerita sebelumnya)
“Ya, aku setuju Raja Tertan. Kita juga harus berhati-hati dengan alien itu. Kita harus mengundang satu raja dari daerah lain, untuk mengetahui kekuatan macam apakah alien itu. Sepertinya aku tahu, raja apakah yang bakal menjadi prioritas kemenangan kita. Raja itu tak lain dan tak bukan adalah Raja Nalutar. Kita harus menggunakan kekuatan kita untuk pergi dan tak bisa dilihat oleh alien” kata Raja Tong. “Aku setuju saja. Dan kita juga tak boleh ribut. Ayo, kita pergi ke Daerah Yamim, tempat Kerajaan Natular, yang dikuasai oleh Raja Natular,” kata Raja Tertan. Setelah itu, api terbuat, dan api itu hilang. Di zaman itu, jika mempunyai kekuatan, maka kekuatan itu juga berfungsi sebagai transportasi kecepatan cahaya. Raja Tong berubah menjadi angin, dan menghilang. Kemana kedua raja itu pergi? Tentu saja ke Kerajaan Natular.
Sampai di Kerajaan Natular, kedua raja itu masuk istana kerajaan. “Selamat pagi Raja Natular. Aku ingin meminta bantuanmu untuk …….” “Aku tahu untuk apa kau datang kesini Raja Tertan dan Raja Tong. Pasti kau meminta bantuanku untuk mengalahkan alien itu. Aku sudah menyatakan bersedia sebelum kalian sampai sini. Aku menggunakan kekuatan naluriku untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di Daerah Nitis” sela Raja Natular. “Ya betul” kata Raja Tertan dan Raja Tong. “Aku juga sudah tahu apa kekuatan para alien itu. Sinar laser itu bernama sinar alan. Jangankan sampai kena sinar alan, dekat pun tidak boleh. Tetapi tak apa Raja Tertan, jika dekat hanya satu detik tidak masalah. Tetapi, jika dalam dua detik, maka kau akan hangus” kata Raja Natular sekali lagi. “Aku tahu, apa rencana alien-alien itu. Aku tidak boleh memberitahu kalian, karena alien itu mempunyai penyadap sekecil bakteri, namun daya tangkapnya besar. Tetapi ingat. Daya tangkapnya hanya peka terhadap suara. Selain suara tidak. Ayo, kita pergi. Seluruh dunia sudah disusupi penyadap itu!” lanjut Raja Natular. Detik berikutnya, di sekitar Raja Natular berwarna hijau, dan Raja Natular pun hilang.
Raja Tertan dan Raja Tong pun kaget dan bingung. Namun, mereka ingat pesan Raja Natular. Mereka tidak boleh berkomunikasi lewat suara. Maka, dengan kekuatan elemen masing-masing, mereka menggunakan komunikasi telepati. ‘Bagaimana ini? Raja Natular tidak memberitahu kita kemana ia akan pergi’ kata Raja Tertan dengan komunikasi telepati. ‘Aku tahu di mana Raja Natular pergi. Yaitu ke bawah tanah kerajaanmu. Ayo, kita pergi ke sana’ kata Raja Tong. Setelah mengatakan demikian, dia hilang ditelan angin. Raja Tertan pun pergi ke sana, ditelan api. Benar saja kata Raja Tong. Sampai sana, sudah ada Raja Natular, bersama raja-raja yang ada di Daerah Nitis. ‘Ayo serang. Kita menggunakan siasat perang gerilya untuk mengalahkan alien. Aku tahu kelemahan mereka’ seru Raja Natular dalam telepati. Setelah mengatakan berikut, ia memerintah ‘Serang!!!!!!!!!!!!!!!!!!’.
Tiba-tiba, UFO itu diselimuti warna hijau. ‘Ayo, jangan cuma bengong’ kata Raja Natular sekali lagi. Ternyata, pertama kali yang menyerang UFO itu Raja Natular. Tiba-tiba, sinar alan ditembakkan. Raja Tertan, Raja Tong dan raja-raja lainnya tahu, bagaimana caranya agar sinar alan itu berhenti. Dengan secara langsung, UFO itu diselimuti warna bermacam-macam. Rupa-rupanya, seluruh raja menyerang dengan kekuatan istimewa mereka. Tak tahan dengan serangan gerilya, UFO itu terbang ke angkasa, dan menghilang. “Hore, terimakasih Raja Natular” kata semua raja dengan serempak, dengan penuh kegembiraan. “Tidak apa-apa, aku sudah biasa membantu kerajaan-kerajaan lain. Ayo, kita pergi ke Kerajaan Tong. Di sana muat banyak orang, dan pasti sudah disambut banyak orang” kata Raja Natular.
Benar saja. Ketika para raja datang ke sana, sudah banyak yang menyambut para raja. Rupanya Raja Tong menggunakan bahasa telepati untuk menyuruh para koki istana untuk menyiapkan hidangan lezat. “Terimakasih Raja Tong. Kau sangat baik hati” kata Raja Natular. “Iya, betul” kata Raja Tertan. Tunggu cerita berikutnya ya…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H