Pejabat berwewenang mengatakan bahwa para penyerang meninggalkan bis sesudah para penumpang menolak untuk membagi kelompok berdasarkan agama.
Beberapa penumpang mengingatkan agar polisi mengawal bis tersebut, tulis koran Kenya’s Standard. Namun itu tidak benar. Mobil polisi yang ditugasi untuk melindungi bis ternyata mengalami kerusakan, pejabat Kenya menjelaskan.
Seratus penumpang, sebagian besar wanita, berada di dalam bis pada waktu serangan terjadi, menurut keterangan pemerintah. Pejabat Kenya memberikan pujian atas keberanian para penumpang.
“Kita semua adalah orang-orang Kenya, kita tidak dipisahkan oleh agama,” kata Joseph Nkaissery, Sekretaris Kabinet. Terorisme telah menjadi persoalan utama di wilayah tersebut.
Al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Senin tersebut. Kelompok ini berusaha untuk membuat Somalia menjadi sebuah negara Islam fundamentalis. Al-Shabab telah meluncurkan sejumlah serangan ke Kenya setelah angkatan bersenjata Kenya mengirim tentaranya ke Somalia untuk melawan para militan.
April 2015 lalu, para militan Al-Shabab membunuh 148 orang dalam serangan ke Garissa University College. Di dalam serangan tersebut, para militan membunuh kaum Kristen, dan membiarkan banyak Muslim untuk tetap hidup. Kampus itu diharapkan dibuka kembali bulan Januari.
Pada tahun 2014, sebuah bis diserang oleh para militan al-Shahab di dekat Mandera. Dua puluh delapan warga non-Muslim terbunuh oleh serangan tersebut.
Serangan-serangan teroris dan semacamnya telah membuat 2000 guru asing dan banyak pekerja kesehatan non-Muslim meninggalkan negara itu, menurut BBC. Daerah di tempat serangan itu terjadi terletak di dekat perbatasan dengan Somalia, pusat kelompok al-Shahab.
BBC mengatakan bahwa para penumpang yang menolak menyatakan agama mereka menunjukkan keberanian mereka. Namun, mereka juga telah bertindak demikian karena mereka sendiri merasa frustrasi, lanjut BBC.
Sementara serangan-serangan teroris tersebut ditargetkan kepada orang-orang non-Muslim, banyak orang Muslim sendiri yang ikut menderita karena kepergian para guru asing dan pekerja kesehatan, lanjut BBC.
Menurut pejabat pemerintah, bis yang menjadi target dalam serangan hari Senin sedang melakukan perjalanan dari ibukota Kenya, Nairobi, menuju Mandera. Mandera terletak di dekat perbatasan dengan Somalia dan Ethiopia.