Mohon tunggu...
Peter
Peter Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

Belajar menulis untuk menyalurkan sesuatu yang ada di pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Martir, Siapakah yang Akan Malu?

23 Oktober 2016   11:37 Diperbarui: 23 Oktober 2016   12:36 3019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditengah kontroversi silang pendapat penggunaan ayat oleh Ahok, sudahlah jelas bahwa warga DKI Jakarta pintar yang mayoritas diam menilai bahwa ini terkait dengan Pilkada DKI yang skenario terburuknya adalah digugurkan dan mundurnya Ahok dari pentas pilkada DKI karena calon lain dan pendukungnya sudah hilang akal dan pikiran bagaimana menghadang petahana sehingga segala daya guna yang tidak baik digunakan, yang penting Ahok tidak berkuasa kembali sehingga pesta pora dan kekuasaan yang berpihak bukan kepada rakyat dapat diraih dan kantong kantong birokrasi dan pengusaha "hitam" beserta keluarganya dapat terisi kembali, tidak seperti dua tahun belakangan ini yang mana mereka sudah tidak bisa berfoya foya memenuhi hasrat hedonis karena dijaganya uang warga Jakarta oleh Ahok sikafir.

Cara kekerasan bahkan ancaman pembunuhan telah dikemukakan oleh salah satu pemimpin yang bahkan pemimpin penegak hukum sendiri terkesan membiarkan. Hal pembiaran ini jika terus terjadi maka akan menjadi bibit permusuhan dan perpecahan diantara warga DKI Jakarta. Tidak terlihat dari permukaan tapi bagaikan api dalam sekam tersimpan dalam hati siapa yang dapat menduganya?

Bagi saya pribadi yang berbaur dan mendengarkan keadaan dilapangan, fitnah kepada Ahok ini memang luar biasa. Tetapi semua fitnah itu dapat saya jawab dengan mengemukakan fakta. Walaupun fakta diungkapkan warga yang sudah "tercuci" otaknya susah menerima. Hanya hati dan jiwa bersih yang menghayati ajaran kepercayaan yang dianut dan melaksanakannya yand dapat menerima.

Saya pribadi menilai Ahok sebagai pribadi sudah tidak takut mati walaupun ada ancaman pembunuhan baginya. Prinsip hidup dan kepercayaan dianutnya bahwa MATI adalah KEUNTUNGAN bukan hanya retorika semata, tujuan hidupnya semata mata adalah menegakkan keadilan sosial bagi warganya, melaksanakan mengasihi Tuhannya dan sesama manusia. Penghayatannya terhadap Pancasila dan keBhinnekaan Tunggal Ika tidak perlu diragukan lagi. Ahok bukan pribadi yang mencari keuntungan untuk mengisi pundi pundi kantong dan golongannya pribadi.

Saya percaya dan sangat yakin jika skenario terburuk Ahok terbunuh pun, darahnya bukan menjadi sia sia. Ahok akan menjadi martir bagi DKI dan Indonesia. 5 sampai 20 tahun dari sekarang, anak muda idealis dari birokrasi, berbagai bidang baik hukum, ideologi,politik,ekonomi,sosial dan budaya dari sabang sampai merauke Indonesia akan muncul "Ahok" baru dan virus "Ahok" akan menjelma menjadi kekuatan bagi kemajuan Indonesia kelak.

Sungguh suatu rencana jahat apapun akan diubahkan menjadi kebaikan karena Alam Semesta Mendukung. 

Alam liar pikiran saya hanya mengatakan jika skenario teratas terjadi Siapakah Yang Akan Malu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun