Mohon tunggu...
brengos aja
brengos aja Mohon Tunggu... -

saya hanya ingin hidup tenang saja di indonesia, benar dan salah bukan manusia yg menentukan, baik & buruk hanya dari perilaku manusia itu sendiri....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketua Umum PMI harus mundur?

6 November 2010   08:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:48 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam saya sempat ngopi disalah satu warkop pinggir jalan di kota saya, yg kebetulan juga masih diwilayah yg banyak berdiri kampus2 baik negeri maupun swasta. Banyak orang bergerumbul ditempat itu dari tukang becak, sopir angkutan, sampai mahasiswa yg sengaja ngopi distu karena tersedia layanan hotspot gratis (free hotspot area milik telkom), berbaur jadi satu tanpa sedikitpun membedakan kepentingan dan status mereka selain untuk ngopi, ngobrol dan ngenet.

Ketika saya asyik menikmati kopi panas sambil memanfaatkan fasilitas internet gratis, tiba2 mbok penjual kopi tersebut nyeletuk.... " Yo opo iki negoro soyo suwe koq soyo ajur??", katanya (baca: "Bagaimana ini negara tambah lama koq tambah hancur??"),  Tentu saja celetukan sang mbok pemilik warung tsb membuat kami semua yg asyik dg kesibukan sendiri2 terdiam sejenak, belum sempat kami menjawab beliau berkata lagi.... "Lha wong presiden e kate nolong rakyate koq malah digunem olo".. ("Presiden mau membantu rakyatnya koq malah dihujat").. dari ujung warung  kemudian terdengar jawaban sambil terkekeh.."ono opo toh mbah??"..(ada apa sih mbah?",.. " Lha yo iku mau ! (yaitu tadi!) " jawab si mbah... dan akhirnya terjadi obrolan antara si mbah, sopir angkot, dan seorang mahasiswa, kalo diuraikan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia sbb:

mbah : ..... "lha ya itu tadi!"
sopir angkot : " sudahlah mbah gk usah ikut pusing, malah bikin stress"
mahasiswa : " memang itu cuma untuk cari simpati rakyat  saja... politik pencitraan"
mbah : "istilah apalagi itu??"

Sopir angkot : " jangan begitu mas... jangan suka menyalahkan presiden/ pemimpin, sampeyan (anda) seharusnya yg lebih paham daripada saya yg cuma lulusan SMA!"
mbah : "tambah bingung saya"... (sambil tolah-toleh)...
mahasiswa : " Lha kalo menurut mas bagaimana??"...
Sopir angkot : "Begini mas... kebetulan saya juga ketua RT di kampung saya, bagaimana negara kita bisa tenang kalo rakyatnya tidak menurut sama pemimpinnya??, kapan bisa makmur negara kita kalo semua keputusan dan tindakannya selalu dianggap salah dan dihujat oleh oposisinya??... lha trus kapan presiden bisa mulai melaksanakan agenda2 yg telah disusunnya untuk membangun negeri ini??? "....
mahasiswa : " ya nggak tahu mas...tanya sama presidennya sendiri saja!"... (jawabnya sinis)..
Sopir angkot : "wah ya itu mas yang namanya sampean itu pintar tp "keblinger"...
sopir angkot : "seperti contohnya saya mas, kalo dulu saya dipilih jd ketua RT tapi pada pelaksanaannya saya gak didukung oleh warga saya..ya gk ada gunanya juga saya menyiapkan program2 untuk warga dilingkungan saya... apalagi kalo rival saya waktu pemilihan RT masih dendam, wah ya tambah runyam keadaaannya.. cuma untungnya rival saya itu orangnya sportif dan berjiwa besar, bukannya menentang program2/ keputusan2 yg saya buat malahan beliau mendukung saya penuh dan ihklas tanpa terlihat sedikitpun keinginannya untuk "menohok" saya dari belakang... sehingga warga saya bisa tenang, aman, dan program2 kerja saya bisa mengena langsung ke warga dan tepat sasaran.. gitu loh maksudnya mas "
mbah : "Nah itu yang enak dan benar mas...setuju aku!"... kata si mbah bersemangat...
Mahasiswa : " wah politik itu tidak se-simple itu mas..banyak kepentingan2 yang ikut andil, kalau salah menerima masukan bisa2 kita salah kaprah, ya contohnya  pak beye itu... ke jogja cma untuk cari muka saja!"
mbah : "lho..lho..lho... yo ora toh mas!!... orang niatnya untuk membantu korban merapi gitu lho!?,, kalo jaman dulu itu namanya "manunggaling kawulo gusti" (menyatunya rakyat dengan pemimpinnya)"
Sopir angkot : " iya benar itu mas... kalo misalkan saya berfikiran buruk seperti sampeyan.. malah bisa lebih gawat lagi mas... untungnya saya masih punya adat"
Mahasiswa : " fikiran buruk gimana maksudnya mas??"...
Sopir angkot : " lha itu lho... kalo misalnya saya punya fikiran jelek.. harusnya Ketua Umum PMI itu pak JK yg harusnya diganti / mundur saja mas... itu lebih kejam lagi mas!!... masa PMI dijadikan alat dan kendaraannya untuk meraih popularitas buat meraih ambisinya jadi presiden!!... itu sangat kejam mas... Organisasi Kemanusiaan dijadikan alat politik!!... bukan presiden kita yg sudah menjabat dengan benar dan sah yg harus disuruh mundur!!"... kata dia sambil berapi-api..... ( saya sendiri sampai "keselek kopi" (terbatuk-batuk) dan kaget mendengar hal itu... demikian juga dengan orang2 yg secara tidak langsung ikut mendengarkan pembicaraan tersebut ...hehehehe)
mbah : "Ojo ngomong ngono tah mas wedhi (takut) aku!!"... kata mbah ke pak sopir tadi..
sopir angkot : " nyuwun ngapunten mbah... lha katanya disuruh berfikiran buruk.. ya itu fikiran buruk saya.. hehehehe...", kata pak sopir sambil tertawa diikuti orang2 yg ada,tanpa kecuali saya juga....
mbah : " wis...wis..(sudah2) jangan diteruskan lagi!!... nanti malah kita sendiri yg dosa membicarakan kejelekan orang lain"...
sopir angkot : " hehehe... ya sudah ngopi saja... sorry mas ya!?".... (kata pak sopir sambil menjabat tangan mas mahasiswa tadi...).. akhirnya semua tertawa dan suasana menjadi santai dan bersahabat lagi...

itulah sedikit pengalaman yg baru saya peroleh tadi malam di warkop pinggir jalan... sangat bersahaja walaupun diutarakan oleh orang2 yg memiliki pengetahuan terbatas, ditempat yg sederhana, tp berhasil mengangkat nilai berdemokrasi yg sehat...

Saya sendiri jadi ikut berfikir dan merenungkan omongan pak sopir tadi... ada benarnya juga ya!?...
"Apa memang benar ketua PMI kita harus mundur dari jabatannya jika masih ingin mengajukan diri jadi Presiden atau pemimpin parlemen lainnya dinegara ini??... agar tidak berkesan seolah2 menunggangi Organisasi Kemanusiaan (PMI) demi kepentingan politiknya??"... karena jika benar, bisa rusak citra PMI maupun organisasi2 kemanusiaan lainnya jika menyimpang dari visi & misi kemanusiaannya.. Benar-benar harus bijaksana dalam menanggapi hal ini.... tapi saya pribadi  hanya berusaha tetap berfikir positif seperti biasanya agar kedamaian indonesia cepat terwujud... amien...

wassalam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun