Seusai kunjungan koordinasi dengan induknya-partai Islam di Turki, Anis Matta melontarkan keheranannya;' ISIS cuma punya pasukan 30 ribu kenapa dimusuhi oleh 40 negara?'.
Kita tak perlu heran dengan sikap PKS seperti ini, sesuatu yang menjadi 'concern'Â begitu banyak negara tentu ada apa-apanya. Pasti ada 'problem' pada sesuatu hal yang dibenci oleh begitu banyak negara. Tidak mungkin bila punya kekuatan 30 ribu pasukan saja yang menimbulkan masalah. Yang bikin masalah itu adalah dampak dari perbuatan 30 ribu pasukan itu. Bila anteng-anteng saja seperti HTI ataupun FPI maka biarpun punya ratusan ribu pasukan maka tak perlu dihiraukan.
ISIS dimusuhi oleh negara-negara Arab, beda dengan Turki induk semangnya PKS yang bukan beretnis Arab. Turki senang sekali dengan kehadiran ISIS yang mengacak-acak Kurdi yang sejak lama berjuang merdeka dari jajahan Turki. Memusuhi ISIS bagi Turki akan malah memperkuat kedudukan Kurdi dan Partai Pekerja Kurdi di bawah pimpinan Abdullah Ocalan yang sejak lama berada dalam tahanan pemerintahan Turki.
Jadi, dapat dipahami betapa senangnya pemimpin-pemimpin partai Islam Turki terhadap keberadaan ISIS yang mengacau semua negara Arab. Dan sikap ini menular pula ke PKS di bawah pimpinan Anis Matta. Padahal, keberadaan ISIS sudah mulai berdampak buruk di tanah air, sel-sel teroris khilafah seolah mendapatkan amunisi baru. Abubakar Ba'asyir sudah mulai menggeliat dalam tahanan dengan ikut bersumpah setia terhadap ISIS dalam perjuangan menegakkan syariat. Akibatnya Densus 88 ketiban urusan, belakangan ini sudah berkali-kali ada penggerebekan teroris. Terakhir, pekan lalu di Bima NTB.
Sudah selayaknya, Densus 88 menelisik ucapan Anis Matta ini, apakah Anis Matta diam-diam adalah pendukung ISIS?, apakah PKS di bawah Anis Matta menjalankan strategi ganda; berjuang secara politik untuk menegakkan syariat, namun di sisi lain mendukung kekerasan organisasi lain yang punya tujuan sama?