Mohon tunggu...
Ruang Filsafat (Pencerahan)
Ruang Filsafat (Pencerahan) Mohon Tunggu... Penulis - Penulis/Misi Pencerahan/Pengamat Realitas Kehidupan

Membaca dan tajamkan akal sehat dalam realitas kehidupan/ Menulis/ Tujuan dari semua tulisan ini untuk memberikan ilmu dan membawa pencerahan bagi semua manusia sebagai makhluk berpikir dalam dinamika kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebohongan Di Balik Ide-Ide Intelektual Manusia

6 Mei 2024   22:18 Diperbarui: 9 Mei 2024   15:15 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Sirilus Aristo Mbombo

Suasana malam yang tenang. Lampu-lampu kota terus bernyala menyinari seisi kota, seakan-akan berpesan bahwa manusia harus berjalan di bawah cahaya kebenaran. Manusia terus menyibukan diri dengan semua aktivitas. Manusia terus berpola dengan kehidupan masing-masing dari terbitnya matahari hingga malam tiba. Manusia terus berpikir kemanakah arah hidup yang sesungguhnya. Manusia terus berpikir jika hari-hari hidupnya tidak mempunyai makna yang berarti dan hanya menimbulkan pertengkaran hebat di balik kerangka isi otaknya. Semua rencana dan proyek-proyek dalam kehidupan manusia gagal dan tidak terealisasi dengan sempurna.  Proyek dan rencana itu hangus dalam isi pikiran sehingga menimbulkan kekecewaan, kecemasan yang tak kunjung usai. Manusia sekarang hidup dalam dilema, kecemasan dan haus akan nilai kebenaran dalam hidupnya. Sederhananya manusia harus kembali pada titik kesadaran total dan merefleksikan eksistensi dirinya dalam menghadapi problem hidup.

Suasana malam yang indah dihiasi dengan berbagai drama-drama kehidupan yang tak kunjung usai. Drama-drama itu ditata rapih dalam kemasan dengan berbagai ide-ide menarik. Manusia terus berbicara mengenai ide akan kebenaran. Manusia terus berunding dan berdikusi siang dan malam tanpa henti di istana yang megah itu. Diskusi dan perundingan itu menjadikan pikiran manusia semakin terasah, dan tanpa mengabaikan pula taktik kebohongan, kebusukan  yang mereka ciptakan. Setiap deretan kata yang keluarkan dari mulut pemikir meninggalkan makna yang sangat berarti seakan-akan makna itu menjadi pedoman dalam kehidupan. Tanpa disadari pula makna itu keluar dari mulut-mulut pembohong, pengkhianat yang bersarang di balik batu mata air kehidupan. Lantas apa yang mereka pikirkan tentang ide-ide itu? Dimana letak balutan kebenaran sejati? Bagaimana jika manusia tidak melakukan kebenaran dalam hidupnya? Semuanya hanya sebatas omong kosong belaka dan tanpa meninggalkan makna yang berarti. 

Semua orang berusaha mencari kebenaran dalam berargumentasi, tetapi mereka lupa tindakan mereka berbanding terbalik dengan ide yang mereka bicarakan. Apakah dirimu pembohong, pengkhianat ide-ide isi kepalamu? Mengapa kamu berjalan di luar jalur ide-ide kebenaran yang kamu miliki. Semua idemu pembohong, pengkhianat jika engkau mengabaikan tindakanmu yang buruk dan kurang berkenan itu dalam realitas kehidupan. Kembalilah ke alam kesadaranmu, kembalilah ke jalur kebenaran yang sesungguhnya. Berbicara kebenaran tetap kebenaran dan lakukan kebenaran itu dalam realitas kehidupanmu. Lantas kemanakah arah hidupmu jika engaku hidup dalam kebohongan dan kemunafikan? Apakah dirimu hanya sebatas hidup dan tak mampu menggunakan talenta yang diberikan sang pencipta?

Refleksikan hidupmu dan kembalilah pada dimensi kehidupan yang berdasarkan nilai kebaikan dan  kebenaran sejati dalam hidupmu.

Coretan Pena Pencerahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun