Mohon tunggu...
Mboko Rongo
Mboko Rongo Mohon Tunggu... HSE Manager -

Konseptualisasi antara informasi dan media

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Wanita Lajang Menggenggam Sukses Karier

3 Maret 2012   07:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:35 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada yang bilang ketika seorang wanita berada di posisi puncak, ia rawan kesepian. Maksudnya, semakin tinggi posisi sosialnya, maka makin sedikit orang-orang yang bisa melakukan pendekatan dengannya. Persepsi yang salah selama ini adalah bahwa idealnya seseorang harus memiliki pasangan se-level baru bisa nyambung.

Salah satu masalah terbesar di dalam relationship adalah besarnya tuntutan terhadap pasangan, dan merasa bahwa pasangannya belum seperti yang diharapkan. Dalam kehidupan bermasyarakat, pria memang ditempatkan posisi yang lebih tinggi dari wanita. Bertolak dari fakta ini, sebetulnya tidak salah juga kalau wanita cenderung mencari pasangan yang levelnya lebih tinggi, atau setidaknya setara.

Meskipun kenyataannya belum tentu sesuai harapan. Populasi pria lajang dengan posisi karier yang tinggi, sangat terbatas. Wanita-wanita yang hebat dan mandiri yang memiliki karir yang sukses, sudah pasti pria merasa minder untuk pendekatan.

Saat ini telah terjadi pergeseran nilai pada kaum wanita. Makin banyak wanita karier yang tidak memandang pernikahan sebagai sesuatu yang sakral. Hal ini kerapkali terjadi karena terpengaruh dengan idealisme diri.

Bahkan ada juga wanita yang karena sudah sukses malah merasa tidak lagi membutuhkan pria. Banyak teman-teman wanita Mboko yang memiliki konsep yang keliru tentang hubungan, dan lebih menonjolkan sikap egoisme diri. Ketika wanita menggenggam sukses Karier, ternyata ia bisa ketinggalan dalam hal relationship, termasuk kakak perempuan Mboko, kecantikannya dan kesuksesannya dalam karir justru membuatnya sulit jodoh.

Perlukah wanita karir menurunkan standar? Tidak perlu, karena kesuksesan seseorang dinilai dari sisi yang kompleks. Arti sukses dalam hal ini bukan hanya dinilai dari karier, tapi juga berhasi juga mendapatkan pasangan yang pintar, sukses, dan setia. Kesuksesan membangun relasi dan jaringan kerja serta memiliki kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang belum tentu mampu mendapatkan pasangan yang ideal sesuai harapan.

Karir bukanlah parameter untuk memperoleh kebahagiaan, tapi belajar untuk menyadari konsep kebahagiaan, bukan hidup dalam idealisme, tapi memiliki pemahaman bahwa tiap-tiap orang adalah pribadi yang berbeda, tetap menghargai, menerima apa adanya, dan belajar memahami pasangan.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun