Mohon tunggu...
Dewi 237
Dewi 237 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I looooveee,,,MYSELF

Selanjutnya

Tutup

Catatan

50 Euro untuk Bergoyang 2 Menit

15 Mei 2014   22:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahir dari keluarga Jawa tidak membuat saya bisa menguasai kebudayaan Jawa. Boro-boro menguasai salah satu kesenian tradisional Jawa, berbahasa Jawa pun saya tidak lancar padahal kedua orang tua saya cukup sering berbahasa Jawa di rumah. Saya masih bisa mengikuti pembicaraan dalam bahasa Jawa Ngoko Kasar (barusan nyontek Wikipedia). Tapi kalau sudah bahasa Jawa agak halus, halus, dan level-level diatasnya lagi wahh salam dangdut deh,,nyerah saya. Mungkin ini karena sejak lahir saya tidak menetap di Jawa hingga kurang terkena exposure budaya Jawa?Entahlah, yang pasti ini karena saya yang tidak pernah dan tidak mau belajar.

Saya tidak pernah menyadari pentingnya menguasai salah satu kesenian tradisional hingga suatu saat saya dapat kesempatan menetap di Belanda selama satu tahun. Kampus tempat saya suka mejeng ternyata rutin menggelar acara pagelaran budaya. Salah satunya ada agenda tahunan International Day dimana mahasiswa dari seluruh negara diharapkan berpartisipasi dengan menampilkan kebudayaan tradisional dari negaranya.

Singkat kata, mahasiswa Indonesia berencana menampilkan beberapa tarian tradisional dan saya mendapat mandat mempraktekkan tari Jaipong. Karena gak pernah belajar seni tari, saya mencari referensi tari Jaipong yang gak terlalu sulit gerakannya dan terpendek waktunya  di Youtube untuk bahan latihan. Ketemu videonya, ahh,,hanya 2 menit pikir saya, cuma geal geol dikit beres. Ternyata sodara-sodara, belajar menari di usia lanjut begini susyee nye minta ampun, badan kaku ga ketulungan dan 2 minggu tak cukup untuk latihan. Akhirnya di hari H, dengan kostum dan skill seadanya, kami pun mentas. Penampilan kami semuanya gak luwes, bener-bener amatiran. Namun karena para pemirsa perwakilan dari seluruh benua itu belum pernah melihat yang begituan, maka gemuruh tepuk tangan pun tak terelakkan saat kami menyudahi  penampilan kami.

Ternyata ehh ternyata penampilan saya dan teman-teman ada yang melirik. Seorang pemilik restoran Indonesia menawari untuk mentas diacara ulang tahun restorannya dan kami DIBAYAR!! Kami awalnya ragu mau menerima karena kami ini tau diri dengan kemampuan kami, namun keraguan itu hanya berlangsung 1 menit, karena yang namanya anak kos ada kesempatan dapet duit ekstra yaa gak mungkin dilewatkan lah meski honornya pakai dasar “harga persaudaraan”. Jadi lah kami manggung lagi dengan tarian kaku yang sama dan kostum seadanya yang sama pula. Lumayan, saya bisa mengantongi 40 Euro plus 2 kali makan dan ngopi-ngopi. Sengaja banget saya dari pagi gak makan biar bisa makan pas baru datang dan makan lagi pas mau pulang. Alhamdulillahh.

Keberuntungan ternyata tidak berhenti sampai disitu, saat kampus kami mengadakan konferensi, entah konferensi apa saya gak inget, seorang teman yang jadi panitia menawarkan kami untuk perform lagi untuk mengisi slot kosong setelah acara makan malam. Kali ini tanpa pake ragu barang sedetikpun kami langsung menerimanya meski tetep honornya pake “harga pertemanan”. Dan dengan kekakuan dan kostum yang sama kami pun dengan pede manggung. Honor naik dan saya mengantongi 50 Euro plus makan malam dan free drink di bar uhhhuuuyyy hahahha.  Tawaran manggung pun beberapa kali berdatangan tapi sayang ada beberapa yang terbentur dengan agenda lain yang gak bisa ditinggalkan, sedih deh kalo inget 50 Euro melayang hikss.



Berdasarkan pengalaman di atas, menurut saya generasi muda Indonesia penting banget untuk bisa menguasai salah satu kesenian tradisional. Apa aja deh, entah nyanyi, nyinden, nari, atau pintar main alat musik tradisional yang penting bisa nunjukkin keragaman budaya Indonesia. Pasti akan ada keuntungannya, kalau gak sekarang, ya dikemudian hari pasti ada manfaatnya. Lah saya yang cuma modal goyang-goyang bokong aja dapet 50 Euro ++ lho, apalagi yang sudah lihai gemulai, ya gakk?? Kan dapet pahala juga (Insyaallah) karena sudah mau ikut melestarikan budaya kita sendiri.

Baiklah, selamat sore semuanya.

Selamat menikmati libur dan selamat bersuka cita dengan Waisak bagi yang merayakan.

Salam 18++

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun