Mohon tunggu...
Dewi 237
Dewi 237 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I looooveee,,,MYSELF

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mereka yang Susah Menerima Kenyataan

10 Juli 2014   20:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:44 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya 9 Juli terlewatkan sudah, artinya puasa nulis dan komen di Kompasiana sudah berakhir. Sejak deklarasi capres-cawapres saya memang berjanji untuk mengurangi aktifitas di sosmed termasuk menulis dan berkomentar di Kompasiana. Yang saya lakukan paling hanya cek timeline dimedsos, mencoba up to date dengan berita terkini, dan sekali-kali mampir di Kompasiana untuk baca beberapa tulisan.

Membatasi diri di dunia maya menjelang pilpres sengaja saya lakukan karena jengah dengan segala macam hujatan dan nyinyiran ke para capres-cawapres yang sudah berlebihan. Apalagi saya pendukung Jokowi dan sebagian besar teman di medsos adalah pendukung pasangan nomor 1. Mungkin banyak juga sih teman-teman saya yang mendukung Jokowi, tapi sayang mereka tidak aktif menyuarakan keberpihakannya, yaa seperti saya ini. Sungguh eneg bin mual lihat postingan teman-teman pendukung Prabowo yang sebagian besar mengumbar kebencian. Gak bisa lihat atau dengar ada rumor atau berita negatif tentang Jokowi atau orang-orang disekitarnya langsung saja dishare tanpa pakai cek dan ricek lagi. Heran saya, apa mereka gak khawatir kalau berita yang mereka sebar itu belum tentu benar atau malah fitnah?

Akhirnya saat minggu tenang kemaren saya beranikan posting status di medsos, mengajak teman-teman untuk tidak latah mengomentari Jokowi yang lagi umrah karena tidak elok rasanya berprasangka buruk dengan ibadah orang lain karena ibadah adalah urusan manusia langsung dengan penciptanya. Tapi, jreengg komentar pertama datang dan langsung nyinyir soal pemakaian ihram yang salah. Busyeet, penting banget ya??

Kini pasca quick count pilpres versi Litbang Kompas, LSI, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, CSIS, RRI, SMRC, plus Poltracking, saya lihat ada beberapa kecenderungan reaksi pendukung nomor 1 di medsos. Reaksi yang pertama, mereka berhenti berkoar-koar. Setelah paginya mereka sibuk posting foto 1 jari yang dilumuri tinta, siang menjelang sore suara mereka bagai hilang ditelan angin sampai saat saya menuliskan artikel ini. Lalu, reaksi kedua, setelah pagi sampai siang sibuk posting dukungan ke capres yg katanya tegas dan anti pencitraan, pasca QC mereka seperti sudah tidak peduli dengan copras-capres, segala dukungan beralih ke Palestina, baik itu berupa hujatan ke Israel maupun doa untuk Palestinians.

Dan reaksi ketiga, mereka kelihatan sekali gak terima hasil QC. Ada beberapa alasan mereka, diantaranya adalah, QC tidak bisa merefleksikan Real Count karena sampel nya terlalu sedikit sekitar 2000 TPS jadi tidak bisa merepresentasikan suara di hampir 480ribu TPS se Indonesia. Argumen yang lain lagi adalah adanya tuduhan keberpihakan beberapa survey seperti LSI, SMRC, dan CSIS kepada kubu nomor 2, jadi hasil survey mereka diragukan kevalidannya sambil tidak lupa menyisipkan link-link yang menurut mereka mendukung pernyataan mereka. Meski saya pendukung Jokowi, tapi saya tidak mau membutakan mata dan hati kalau ada kecurangan yang dilakukan kubu Jokowi-JK. Tapi kalaupun ketiga lembaga survey itu curang, kan masih ada 5 sisa lembaga survey lain yang juga kredibel. Bisa dilihat dari survey litbang Kompas dengan pileg lalu yang selisihnya kecil.

Ada lagi dari argumen yang berbau fitnah yang menyatakan bahwa klaim kemenangan kubu no 2 sengaja dilakukan untuk menggiring opini agar jika nanti Jokowi-JK kalah versi KPU maka akan PDIP dan koalisinya menuduh ada kecurangan. Heran, senangnya kok suudzon mulu yak? Yang terakhir, ada lagi simpatisan PKS yang sharing hasil real count versi mereka yang menyatakan Prabowo-Hatta menang 53.3% sambil menyerukan hastag stop menipu rakyat. Wahh, kalau soal PKS saya gak bisa komen, ini expertise-nya Mas Gatot Ginola.

Dengan segala kesubjektifitasan, saya sesungguhnya kasian dengan mereka yang tak bisa menerima kemenangan Jokowi-JK versi QC 8 lembaga survey. Sebegitu cintanya kah kalian dengan Prabowo-Hatta? Atau sebegitu bencinya kah dengan Jokowi-JK? Sampai-sampai tidak bisa legowo menerima kenyataan. Tak perlu lah medukung maupun benci berlebihan terhadap Prabowo atau Jokowi, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Lagian bulan puasa, dari pada capek nyari-nyari kesalahan orang karena jagoannya gak menang mending mikirin ntar buka puasa mau makan apa. Cari makanan yang enak biar menambah nafsu makan, pan kalau perut kenyang, hati menjadi riang wkwkwkw.

Selamat menikmati siang yang indah teman-teman.

Salam 18++

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun