Mohon tunggu...
Rahman009
Rahman009 Mohon Tunggu... Apoteker - Hanya seorang Sarjana Farmasi, yang suka berkarya

Kesehatan, politik, bisnis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Anak yang Berjuang Sendiri

11 September 2024   11:37 Diperbarui: 11 September 2024   11:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penaku/freepik.com/katemangostar

Anak yang Berjuang Sendiri

By: Rahman009

Di sudut senja yang redup dan sepi,
Berdirilah seorang anak lelaki, sunyi.
Hatinya berat, dadanya penuh luka,
Namun langkahnya tak pernah henti meraba.

Sejak kecil, ia tahu sendiri adalah teman,
Tak ada pelukan hangat, tak ada genggaman tangan.
Ayahnya jauh, tak pernah memberi suara,
Ibunya sibuk, terpenjara dalam dunianya.

Tak ada kata "sayang" yang pernah terucap,
Hanya tuntutan, beban yang terus menyergap.
Sekolah, kerja, lalu pulang sendiri,
Tak ada yang bertanya, "Bagaimana harimu hari ini?"

Di malam-malam yang panjang dan dingin,
Ia menatap langit, mencari arti dari angin.
Mengapa semua terasa begitu berat?
Mengapa dunia ini tak pernah mendekat?

Teman-temannya tawa, bercanda riang,
Tapi ia hanya diam, tak ada yang datang.
Hidupnya sepi, walau ramai di sekeliling,
Hatinyalah yang hampa, sunyi tak bertepi.

Ia belajar bahwa hidup bukan tentang mengeluh,
Tapi menelan pahit dan terus bertaruh.
Tak ada yang akan datang untuk menghibur,
Jadi ia harus kuat, meski hati rapuh.

Sering kali, di kamar gelap nan senyap,
Tangisnya jatuh, tak seorang pun tangkap.
Namun esok hari, wajahnya tetap tegar,
Menjaga luka batin yang semakin membesar.

Ia bekerja keras, mencoba tak peduli,
Bahwa cinta dan perhatian tak pernah mendekati.
Meski rasa sakit menghimpit jiwa,
Ia tetap berlari, mengejar cita-cita.

Tanpa dukungan, tanpa tangan yang menuntun,
Ia belajar terbang dengan sayap yang remuk dan terbungkus debu.
Kadang jatuh, kadang tersungkur,
Namun ia bangkit, meski dunia tetap murung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun