Saya juga membaca buku karya Buya Hamka, kecerdasan beliau dalam berdakwah, pemahaman beliau tentang agama yang mendalam lah, yang membawanya menjadi salah satu orang yang paling banyak dikenal di daratan Melayu, pergerakan beliau di Muhamadiyah juga terkenal, dan beliau pernah menjadi Menteri di Republik Indonesia ini.Â
Saya sedikit membaca artikel soal KH Agus Salim atau dijuluki Grand Old Man, memiliki kemampuan bahasa yang banyak, cara diplomasi yang luar biasa, beliau juga merupakan pemikir muslim yang luar biasa.
Dari mereka timbul kesadaran pribadi bahwa akar pemikiran dari pemuda sumatera sejatinya adalah pemahaman mereka tentang agama.
Setelah agama, pemuda sumatera juga punya semangat tinggi untuk belajar, bukan seorang yang individual, memikirkan kepentingan orang banyak, dan memiliki rasa empati.
Kenapa bisa saya bilang begitu?
Kalau untuk soal agama, saya tidak perlu sebutkan sumbernya dan contohnya.
Untuk semangat belajar, bisa dilihat dari Moh Hatta yang bisa berkuliah sampai Belanda, KH Agus Salim menguasai 7 bahasa, Tan Malaka hapal 30 Juz dan mengarang banyak buku, begitu pula dengan yang lainnya.
Tentang memikirkan kepentingan orang banyak, Moh Hatta tidak menikah sebelum Indonesia merdeka.
Tan Malaka berkeliling dari satu tempat ke tempat lain dan tidak menikah demi menyumbang pemikiran dan pemahamannya untuk kemerdekaan Indonesia.
Teman sekalian pasti tau bagaimana nama Republik Indonesia itu berasal. Beliau lah yang mengajukan nama tersebut, lewat karangannya. Nar De Republik Indonesia.
Contoh lain, Buya Hamka dalam buku pribadinya pernah berkata kurang lebih begini "diawal kemerdekaan orang - orang Indonesia bertujuan menjadi insinyur dan dokter untuk memperkaya diri, tapi sekarang harus ada yang berpikiran lebih dari itu, yakni memikirkan tentang bangsa, bukan kepentingan diri sendiri".
Pemikiran mereka harus menjadi teladan, terkhusus untuk anak Sumatera maupun dari pulau - pulau lain.