Kasus  Covid-19 di DKI Jakarta bertambah sebanyak 1.579 pada hari Sabtu tanggal 7 November 2020 kemarin.Penambahan tersebut tercatat paling tinggi sejak dilaporkannya kasus pertama di Ibu Kota,yaitu pada tanggal 3 Maret 2020.Sebelumnya, tambahan tertinggi kasus positif Covid-19 terjadi pada hari ketiga pemberlakuan PSBB ketat, yaitu  pada tanggal 16 September 2020.Dimana pada saat itu, tercatat sebanyak 1.505 pasien yang dilaporkan positif terinfeksi virus corona.
  Tambahan tertinggi kasus  Covid-19 yang terjadi di DKI Jakarta bertepatan dengan akan berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi di daerah tersebut.Perlu diketahui, PSBB transisi kali ini merupakan perpanjangan kedua setelah sebelumnya diberlakukan selama empat pekan dan diperpanjang selama dua pekan.Pada masa perpanjangan PSBB kali ini, terjadi sejumlah kerumunan di antaranya penyambutan kedatangan pemimpin FPI Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat pada 10 November 2020 dan juga acara pernikahan putri Rizieq pada 14 November 2020.
  Kenaikan kasus yang melonjak tajam tersebut merupakan hal yang besar dan tak bisa diremehkan lagi.Masyarakat pun menjadi was-was akan adanya hal tersebut karena dirasa meresahkan.Dikarenakan kenaikan kasus tersebut,Masyarakat di haruskan kembali mengikuti aturan pemerintah yang menerapkan PSBB transisi.Namun hal tersebut ternyata tidak ada pengaruh nya.Di hari terakhir pemberlakuan PSBB Transisi justru terjadi kembali peningkatan kasus yang lebih besar.
  Maka dari itu,pemerintah tidak bisa menerapkan kebijakan PSBB Transisi secara terus menerus jika pada akhirnya sama saja bahkan lebih parah,karena hal tersebut hanya akan menjadi sesuatu yang percuma bukan?.Namun demikian,kita harus tetap mengapresiasi atas tindakan pemerintah yang cekatan dengan kembali menerapkan PSBB Transisi sebagai bentuk penanggulangan kasus pandemi covid-19 ini.
  Terdapat beberapa hal yang menyebabkan PSBB Transisi yang di terapkan ini tidak banyak berpengaruh.Salah satunya,redaksi menduga bahwa PSBB Transisi yang di terapkan tidak berjalan dengan lancar pada pelaksanaannya,seperti masyarakan yang masih enggan atau malas untuk menggunakan masker dan tidak menerapkan sosial distancing.Akibatnya mata rantai penyebaran virus covid-19 belum berhasil terputuskan.
Sebagai masyarakat, kita tidak boleh mengabaikan hal besar seperti yang sedang terjadi ini .Kita harus turut serta dalam pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 karena kita yang paling berperan penting dalam hal ini.Semantara itu pemerintah seharusnya mencari jalan lain yang lebih efektif guna menggiring masyarakat untuk bersama-sama keluar dari pandemi covid-19 ini.
  Hal tu lah yang dapat menjadi komando baru untuk masyarakat dalam bertindak menghadapi pandemi covid-19 ini.Caranya dengan menerapkan lockdown secara keseluruhan atau mengekang penuh aktifitas masyarakan agar tidak didapati lagi penambahan kasus positif covid-19.
Nama : Maulidia Balqis
Kelas : XII MIPA 1
Tugas : Bahasa Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H