Produk olahan yang menjadi makanan ringan di Desa Srigonco beragam macamnya seperti; keripik pisang, keripik tempe, dan carang mas. Produsen jajanan khas tersebut merupakan warga asli dari Desa Srigonco yang bertempat tinggal di Dusun Krajan Desa Srigonco. Tempat produksi jajanan ini berada di tempat tinggal para produsennya dan masih berskala produksi kecil. Pelaku usaha jajanan khas tersebut mengandalkan tenaga pribadi untuk mengolah bahan sehingga menjadi suatu produk yang dapat dipasarkan dan dinikmati oleh kalangan luas.
Kegiatan usaha makanana ringan atau jajanan tersebut mengalami penurunan jumlah produksi pada saat pandemi dan membuat penghasilan produsennya juga ikut menurun. Hal tersebut dikarenakan penutupan lokasi wisata Pantai Balekambang sehingga tidak wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Para pedagang di daerah Balekambang juga ikut menutup sementara lapak usahanya yang menyebabkan kegiatan produksi keripik pisang, keripik tempe, dan carang mas berhenti sementara. Para produsen juga menemukan kendala dalam hal marketing dan branding untuk mengenalkan produknya diluar daerah sendiri. Hal itu merupakan salah satu akibat dari kurangnya kemampuan pemiliki usaha dalam mengoperasikan sarana teknologi dan sosial media atau platform penjualan lainnya. Selain itu, keberadaan pusat produksi yang kurang terekspos juga membuat usaha tersebut sulit diketahui oleh masyarakat di luar Desa Srigonco.
Program kerja branding produk lokal Desa Srigonco ini merupakan inisiasi dari mahasiswa KKN MBKM UM. Hal ini dipicu oleh dari pihak pemerintah desa maupun warga setempat belum memulai langkah untuk melakukan pengembangan potensi UMKM desa salah satunya branding. Sehingga mahasiswa tergerak untuk melaksanakan program kerja branding produk lokal dengan tujuan mengembangkan potensi UMKM dan meningkatkan pemasaran produk untuk target pasar yang lebih luas.
Kegiatan diawali dengan penyampaian program kerja branding produk lokal kepada UMKM yang memproduksi kuliner keripik tempe, carang mas dan keripik pisang di Desa Srigonco. Selanjutnya dilakukan pengembangan konsep dari produk yang sudah ada untuk didesain ulang. Setelah ditemukan konsep yang sesuai dengan tujuan program branding dilanjutkan dengan proses desain label dan penanda pusat produksi UMKM. Kemudian dilakukan pencetakan pada hasil desain dan pembuatan platform penjualan online terpusat. Pada hari H dilakukan penyerahan hasil cetakan label dengan desain yang baru, penyerahan akun platform penjualan online terpusat pada pemerintah desa dan pemasangan penanda pusat produksi UMKM.
Hasil dari kegiatan ini sangat bermanfaat dan sangat diterima dengan antusias oleh warga desa. Warga menerima edukasi yang diberikan dengan sangat senang dan baik. kemudian, selama kegiatan berlangsung, kami selaku mahasiswa, tidak lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan kepada warga dan siapapun yang mengikuti serangkaian kegiatan, demi bersama – sama menghindari penyebaran virus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H