Mahasiswa KKN-MBKM Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas maret membuat gubuk penampungan kotoran hewan di Desa Gentanbanaran. Pembuatan gubuk kotoran hewan ini dilakukan pada Selasa 4 Juni 2024 mulai dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB, yang bertempat di rumah Bapak Suratman selaku ketua kelompok ternak Dukuh Bandungasem Desa Gentanbanaran.
Pembuatan gubuk penampungan kotoran hewan ini menjadi bagian dari program tim MBKM Dispangtan Sragen yang berfokus pada pengembangan pertanian organik. Kotoran hewan (kohe) kambing merupakan limbah sisa hasil peternakan yang setiap hari pasti dihasilkan. Kotoran hewan (kohe kambing) ini dapat membantu memperbaiki struktur tanah yang telah hilang, karena di dalam kotoran hewan kambing ini terkandung banyak unsur hara mikro yang jumlahnya lebih besar daripada pupuk kimia.Â
Dengan keunggulan yang dimiliki oleh kotoran hewan (kohe) kambing tersebut, kohe dapat dimanfaatkan oleh peternak sebagai pupuk organik untuk mendukung kegiatan budidaya tanamannya. Namun, biasanya peternak kambing hanya mengumpulkan limbah kemudian langsung dimasukkan ke media tanam, tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat, dikarenakan pada kotoran kambing terdapat NH3 (amonia) yang bersifat panas, sehingga jika kotoran kambing langsung diaplikasikan maka akan dapat membakar tanaman dengan gejala kecoklatan.Â
Oleh karena itu, mahasiswa KKN-MBKM UNS berinisiatif membangun gubuk penampungan kotoran hewan (kohe) kambing sebagai tempat fermentasi sisa kotoran kambing. Dengan tujuan agar peternak dapat menampung limbah dari hewan ternak kemudian mengolahnya secara benar dan tepat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dalam kegiatan budidaya tanaman. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gubuk ini terdiri dari palu, tang, tali, kayu, seng, EM4, nitrobacter.Â
Kemudian gubuk dibangun dengan memasang kayu sebagai tiang penyangga dan diberi penutup atap dari seng. Setelah gubuk selesai dibagun, kotoran hewan kotoran hewan yang belum difermentasi dimasukkan ke dalam gubuk dan diratakan hingga ke seluruh bagian alas gubuk. Kemudian kotoran hewan difermentasi dengan cara disemprot dengan EM4 dan nitrobacter. Fermentasi dilakukan selama kurang lebih 2 bulan, lalu pupuk organik dapat digunakan. Melalui kegiatan ini, diharapkan kelompok ternak memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan sisa kotoran hewan ternak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H