Mohon tunggu...
MBKM UM
MBKM UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MBKM Mahasiswa Peduli Stunting merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Malang berupa KKN Tematik yang dilaksanakan oleh Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UM. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan September hingga Desember 2023 di Desa Giripurno, Kota Batu. Selama melaksanakan KKN, fokus permasalahan yang ditangani adalah permasalahan stunting yang masih menjadi permasalahan kesehatan di Giripurno. Seluruh program kerja yang dilaksanakan bertujuan untuk mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cetak Remaja Berkualitas, Mahasiswa KKN UM Tanamkan Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Resiko Pernikahan Dini di SMPN 06 Kota Batu

4 Desember 2023   18:06 Diperbarui: 4 Desember 2023   18:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa KKN MBKM Peduli Stunting (Mahasiswa Penting) Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang melakukan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi di SMPN 6 Batu, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji pada Jumat (29/09/2023).  Sosialisasi mengangkat tema kesehatan reproduksi, namun tidak hanya materi tentang reproduksi saja yang disampaikan, siswa-siswi juga mendapatkan materi pengenalan Elsimil, Pencegahan Pernikahan Dini, Pencegahan Stunting, serta PHBS di sekolah.

Kegiatan ini diselenggarakan 2 sesi, dengan sesi pertama diikuti oleh siswa kelas VIII SMPN 06 Batu yang memperoleh materi Kesehatan Reproduksi, Pengenalan Elsimil dan Pencegahan Pernikahan Dini. Sementara itu, bagi kelas IX mendapatkan materi PHBS dan Pencegahan Stunting bagi Remaja. Sebagai remaja, kesehatan reproduksi menjadi materi penting yang perlu dipelajari dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab fase remaja terutama siswa-siswi SMP tengah berada pada masa pubertas yang  mengharuskan mereka untuk lebih memperhatikan kesehatan reproduksinya.

Merujuk pada materi kesehatan reproduksi, tak jauh hubungannya dengan Pencegahan Pernikahan Dini. Berdasarkan data BPS Jawa Timur tahun 2022, sebanyak 18,97% perempuan melakukan pernikahan pertamanya dengan usia dibawah 17 tahun. Terbilang angka persentase yang cukup tinggi, sehingga perlu adanya pencegahan yang mengintervensi pengetahuan remaja tentang resiko-resiko  pernikahan dini. "Siswa-siswi perlu mengetahui risiko negatif pernikahan dini agar dapat mencegah budaya pernikahan dini yang mungkin saja terjadi." tutur Kepala Sekolah SMP 6 Batu, Suprapto Rasid, S.Pd.

Tujuan terlaksananya sosialisasi ini agar remaja di Desa Giripurno khususnya siswa-siswi SMP 6 Batu mengetahui tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak remaja, mengetahui tentang risiko pernikahan dini dan mengenal Elsimil sebagai aplikasi siap hamil sebagai salah satu langkah pencegahan stunting pada remaja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun