Mohon tunggu...
MBKM UM
MBKM UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MBKM Mahasiswa Peduli Stunting merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Malang berupa KKN Tematik yang dilaksanakan oleh Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UM. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan September hingga Desember 2023 di Desa Giripurno, Kota Batu. Selama melaksanakan KKN, fokus permasalahan yang ditangani adalah permasalahan stunting yang masih menjadi permasalahan kesehatan di Giripurno. Seluruh program kerja yang dilaksanakan bertujuan untuk mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Deteksi Dini Stunting, Tim KKN Universitas Negeri Malang Melakukan Pendataan dan Penilaian Antropometri di Desa Giripurno Kota Batu

3 Desember 2023   15:27 Diperbarui: 3 Desember 2023   15:31 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri

Saat ini, stunting menjadi isu kesehatan yang mendapatkan banyak perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Bukan hanya di Indonesia, stunting juga menjadi isu global yang perlu segera diatasi. WHO menyebutkan bahwa terdapat sekitar 149,2 juta atau sebesar 22% balita mengalami stunting. Menurut hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), Indonesia telah mengalami mengalami penurunan angka stunting dengan prevalensi sebesar 37,6% pada 2013 menjadi 30,8% pada 2018. Hasil SSGBI (Survei Status Gizi Balita Indonesia) menunjukkan bahwa prevalensi stunting sebesar 27,3% pada 2019, 26,92% pada 2020, 24,4% pada 2021, dan 21,6% pada 2022. Angka tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan prevalensi stunting di Indonesia dari tahun ke tahun. Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi stunting sebesar 19,2% pada tahun 2022. Sementara itu, pada 2022 Kota Batu menjadi salah satu wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur, dengan prevalensi sebesar 25,2%. Desa Giripurno menjadi salah satu desa/kelurahan yang turut menyumbang tingginya angka stunting di Kota Batu. Meskipun prevalensi stunting telah menurun, angka tersebut masih cukup jauh dengan target nasional 2024, dimana pemerintah menargetkan prevalensi stunting mampu turun menjadi 14%.

Keberhasilan penurunan angka stunting membutuhkan dukungan dari berbagai sektor yang ada di Indonesia. Adanya dukungan serta kerja sama dari berbagai sektor memungkinkan adanya percepatan penurunan angka stunting.  Hal ini dikarenakan stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, ketahanan pangan, sosial budaya, dan faktor-faktor lain. Dalam menurunkan prevalensi stunting di Desa Giripurno, pemerintah telah melaksanakan berbagai macam program, diantaranya pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita di setiap posyandu, melaksanakan PMT 90 hari, pemberian PMT 30 hari pada balita stunting, melaksanakan kegiatan POZTING selama 7 hari dalam satu bulan, serta berbagai program lainnya. Pelaksanaan program ini sejalan dan turut mendukung perwujudan SDGs urutan ke-2.

Berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U), kategori gizi pada balita terbagi menjadi 4, yaitu sangat pendek, pendek, normal, dan tinggi. Sementara stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar. Seorang balita dapat dikatakan stunting apabila TB/U <-2 SD (standar deviasi). Kondisi ini bisa terjadi karena kurangnya asupan nutrisi atau terjadinya infeksi berulang pada 1000 HPK (hari pertama kehidupan). Pencegahan stunting dapat dilakukan mulai dari usia remaja, selama masa kehamilan, hingga masa balita. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kejadian stunting adalah melalui pemantauan tumbuh kembang balita atau pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri dilakukan guna mengetahui tumbuh kembang serta untuk mengetahui dan memantau keadaan gizi pada balita. 

Berdasarkan pengukuran dan pendataan antropometri yang dilakukan di Desa Giripurno, didapatkan hasil bahwa pada bulan Agustus, terdapat 99 balita mengalami underweight (berat badan kurang), 187 mengalami stunting (pendek), 17 balita mengalami wasting (kurus). Pada bulan September, terdapat 99 balita mengalami underweight, 190 balita mengalami stunting, dan 22 balita mengalami wasting. Pada Oktober, 99 balita mengalami underweight, 186 balita mengalami 186 stunting, dan 20 balita mengalami wasting. Sementara pada bulan November, terdapat 106 balita underweight, 198 balita stunting, dan 28 balita mengalami wasting.

Program yang telah dilaksanakan untuk mengatasi stunting perlu dilakukan evaluasi serta perbaikan terkait pelaksanaan kegiatan di masa mendatang. Hal ini bertujuan agar intervensi program mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan prevalensi stunting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun