Siapa sangka, Indonesia masih menjadi negara dengan kasus stunting yang terbilang tinggi di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat keempat di dunia dan kedua di Asia Tenggara dengan angka stunting pada balita mencapai 27,67%. Di Provinsi Jawa Timur, Kota Batu menjadi salah satu kota yang memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi berdasarkan survei Status Gizi Indonesia pada tahun 2022 yaitu sebesar 25,2%. Angka ini tentunya melebihi standar prevalensi stunting yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 20%.
Melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pemerintah sesuai amanat Presiden Joko Widodo berupaya menurunkan prevalensi stunting ke angka 14% di tahun 2024 untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 2, yaitu menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi pada 2030. Mengingat anak yang menderita stunting akan mengalami gangguan kecerdasan dan kesehatan yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.
Dalam rangka menyukseskan program pemerintah untuk percepatan penurunan angka stunting, Sabtu (11/10/2023), Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam tim KKN MBKM Peduli Stunting mengadakan edukasi pencegahan stunting pada ibu hamil yang bertempat di Puskesmas Pembantu Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 9.30-11.30 WIB dan dihadiri oleh 28 ibu hamil. Pada awal kegiatan atau open gate ibu hamil yang datang akan langsung diarahkan untuk melakukan presensi dan mengisi pre-test. Setelah itu, MC membuka kegiatan dengan antusias sembari membacakan rangkaian acara yang akan dilalui. Ibu hamil akan memperoleh sajian materi edukasi mengenai konsep stunting, prevalensi stunting di Indonesia dan Kota Batu, penyebab stunting, diagnosis stunting, anemia dan KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil, anjuran porsi makan menurut kecukupan energi tiap trimester, “Isi Piringku”, serta langkah-langkah pencegahan stunting.
Tak hanya terfokus pada penyampaian materi mengenai pencegahan stunting saja, tetapi diselingi dengan studi kasus yang diharapkan dapat lebih mengeksplorasi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengenai suatu permasalahan stunting sehingga diharapkan ibu hamil memiliki gambaran solusi apabila menjumpai permasalahan tersebut di dunia nyata. Untuk menambah keseruan acara, diadakan segmen games “Makan Apa” dimana ibu hamil dibagi menjadi dua kelompok dan bernyanyi bersahutan dengan menyebutkan makanan yang termasuk dalam kategori zat gizi yang disebutkan.
Kegiatan kemudian dilanjut dengan acara yang tak kalah seru yaitu senam. Ibu-ibu hamil kompak memperagakan gerakan senam berdurasi 8 menit yang terdiri dari gerakan pemanasan dan inti (senam poco-poco) sembari dipimpin oleh mahasiswa. Di penghujung acara, ibu hamil diminta untuk mengisi post-test kemudian melakukan sesi dokumentasi bersama mahasiswa KKN. Dengan adanya edukasi pencegahan stunting ini, diharapkan ibu hamil dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam mengenai stunting sehingga dapat menerapkan strategi pencegahan stunting yang telah disampaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H