Mohon tunggu...
MBKM BANGUNKERTO79
MBKM BANGUNKERTO79 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ini ditulis untuk mempublikasi kegiatan KKN MBKM di Ledoknongko

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatn Limbah Organik Rumah Tangga Guna Peningkatan Ekonomi Masyarakat Ledoknongko Melalui Kompos

28 Agustus 2023   13:06 Diperbarui: 28 Agustus 2023   13:17 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah merupakan limbah aktivitas manusia dan proses alam yang berbentuk padat, sampah dapat dibagi atau dikategorikan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan hayati yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti sisa makanan, sayuran, daun, dan buah-buahan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari bahan non hayati dan terurai dalam waktu yang sangat lama. Sampah organik banyak dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.

Sampah organik memiliki kadar air tinggi sehingga mudah membusuk. Bau busuk dari sampah organik dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan menyebabkan wabah penyakit. Sampah organik yang digunakan kali ini dihasilkan di sekitar rumah warga Ledoknongko yang di kumpulkan oleh remaja ledoknongko. Sampah-sampah organik yang dihasilkan berasal dari kulit pisang, batang kangkung, dan kulit kacang tanah.

Pada dasarnya sampah organik tidak hanyak bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair merupakan larutan dari hasil pembusukkan bahan-bahan organik yang berasl dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. pupuk cair ini memiliki banyak manfaat kompos cair antara lain merangsang pertumbuhan tunas baru, merangsang kuncup bunga, dan mendorong peningkatan pembentukan klorofil daun. Kami mengajak para remaja Ledoknongko untuk memanfaatkan dan mengelolah sampah organik  menjadi kompos cair.

Untuk membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi bermanfaat. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengomposan dengan menggunakan komposter :

  • Siapkan ember/jeregen sebagai komposter, cuci bersih ember sebelum digunakan.
  • Cacah sehalus mungkin sampah organik dan masukkan ke ember sebanyak seperempat volume ember.
  • Masukkan air cuci beras sebanyak 1 liter.
  • Kemudian masukkan 1 kg gula merah yang telah dilarutkan dengan 1 L air.
  • Lalu masukkan EM4 100 ml yang telah di larutkan dengan 1 L air bersih.
  • Aduk merata bahan dalam ember.
  • Tutup ember dengan plastik lalu ikat erat dengan tali.
  • Letakkan ember ditempat sejuk dan kerimng, jangan sampai kehijanan dan kebasahan.
  • Setelah 3 hari buka tutup ember kalau tercium aroma manis seperti tape tutup kembali, kalau tercium aroma busuk, tambahkan 1 kg gula merah yang sudah dilarutkan dengan 1 L air kemudian tutup kembali.
  • Setelah 15 hari POC/MOL siap digunakan dengan dosis 1 gelas (250 ml) untuk 1 tengki semprot.

  • Air cuci beras berfungsi sebagai biostarter, larutan air cucian beras berisi mikroorganisme pendegrasi / pengurai yang berguna untuk menguraikan limbah organik . Pengunaan EM4 dan gula dapat mempercepat proses pengomposan. Dengan penggunaan  3 item tersebut, dapat menciptakan kualitas kompos yang baik dan aman terhadap lingkungan.   Pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa MOL berhasil apabila ciri-ciri MOL berwarna putih keruh, memiliki bau seperti tapai dan memiliki pH 3 yang berarti asam akibat adanya dekomposisi bahan organik. MOL limbah sayuran diberikan pertama kali 1 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dengan cara disiramkan ke tanah. Pemberian selanjutnya dengan interval 1 minggu sekali.
    Dokpri
    Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun