Mohon tunggu...
MBKM UNS
MBKM UNS Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA BIOLOGI UNS

Mahasiswa Biologi UNS yang sedang melakukan program kerja membangun desa. Kegiatan ini termasuk kedalam program MBKM (merdeka Belajar Kampus Merdeka).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Biologi UNS Ajak Warga Doplang,Karangpandan Mengelola Sampah

26 November 2023   00:00 Diperbarui: 6 Desember 2023   06:44 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gambar dokumentasi pribadi
gambar dokumentasi pribadi

gambar dokumentasi pribadi
gambar dokumentasi pribadi

gambar dokumen pribadi
gambar dokumen pribadi

gambar gambar pribadi
gambar gambar pribadi

MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah program inovasi perkuliahan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan membantu mahasiswa menguasai berbagai bidang keilmuan di luar perkuliahan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Program ini meliputi 9 program seperti Magang Bersertifikat, Studi Independen, Kampus Mengajar, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Membangun Desa (KKN Tematik), Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian, dan Wirausaha. Tim MBKM UNS 658 dari prodi Biologi FMIPA UNS beranggotakan 6 orang memilih program Membangun Desa dengan pilihan Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Program kerja MBKM UNS 658 yang kami laksanakan berfokus pada kegiatan pengolahan sampah secara mandiri oleh desa. Program kerja yang dilakukan dimulai dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah dengan narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karanganyar. Kemudian dilakukan pembagian tempat sampah di beberapa tempat untuk memfasilitasi pemilahan sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik yang telah dipilah dan dikumpulkan oleh masyarakat dapat dijual ke Bank sampah terdekat. Desa Doplang termasuk desa yang sudah memiliki Bank Sampah hampir di setiap RT-nya, sehingga hanya perlu dilakukan optimalisasi dengan pembuatan SK bank sampah agar Bank Sampah dapat diakui resmi oleh pemerintah dan mendapatkan pendampingan lebih lanjut melalui DLH baik untuk pengelolaan dan pendanaan. Selain membantu pengoptimalan Bank Sampah, kami juga mengadakan pelatihan membuat kerajinan tangan berupa bunga hias dari sampah plastik kecil seperti bungkus kopi dan kresek.

Selanjutnya, untuk sampah organik yang telah dipilah dapat dijadikan bahan pembuatan ekoenzim. Kami melakukan sosialisasi dan praktek langsung pembuatan ekoenzim dengan bahan-bahan sederhana bersama masyarakat di setiap Dusun dan Dukuh yang ada di Desa Doplang, menggunakan sisa sayur dan kulit buah yang masih bersih belum dimasak dan dicampur molase serta molase dengan perbandingan 1:3:10 (molase:sampah organik:air). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan dalam wadah tertutup seperti bekas sampah galon sekali pakai dan difermentasi selama 3 bulan. Ekoenzim dapat digunakan sebagai cairan pembersih rumah, dekomposisi, pupuk alami, dan pestisida yang ramah lingkungan sehingga dapat digunakan dalam lahan pertanian karena mayoritas masyarakat adalah petani.

Selain ekoenzim, TIM MBKM UNS 658 juga membuat biopori. Biopori merupakan lubang resapan air yang berbentuk tegak lurus dengan diameter sekitar 10-30 cm dan kedalaman sekitar 80-100 cm. Lubang biopori dibuat dengan menggunakan paralon yang telah dilubangi kecil-kecil di bagian samping dan di bagian atas paralon (pada tutupnya). Untuk memasukkan paralon ke dalam tanah, perlu dilakukan pengeboran dengan alat seukuran dengan panjang paralon yang telah ditentukan. Kegiatan ini dilakukan di RT 1 dan RT 2 Dusun Doplang, dengan menggandeng karang taruna dan juga warga dusun setempat. Bentuk dari kegiatan ini adalah penanaman biopori di lahan kosong atau halam rumah warga. Pembuatan lubang biopori memiliki 2 manfaat yakni, sebagai lubang resapan air dan dapat pula diisi dengan sisa-sisa makanan (sampah organik) yang akan diurai oleh bakteri dalam tanah sehingga menjadi pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman.

Selain pengelolaan sampah, TIM MBKM UNS 658 juga memiliki 4 program penunjang lainnya. Program penunjang ini berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Contoh kegiatan kesehatan masyarakat yang telah kami sampaikan adalah senam lansia, pemberian materi mengenai stunting, pemberian gizi pada balita, program cuci tangan bersama anak SD, dan pembagian abate di Dusun Doplang. Adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengelola sampahnya skala rumah tangga dan lingkungan masyarakat menjadi bersih serta terbebas dari penyakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun