Mohon tunggu...
Pamanat Sihombing
Pamanat Sihombing Mohon Tunggu... -

Lakilaki Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Abraham Samad Libatkan TNI Apa Ngga Salah?

26 Januari 2015   06:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika dibuka kembali memori masa yang lalu ketika Jokowi masih gubernur DKI dan Abraham Samad mengakui bahwa Jokowi adalah tokoh antikorupsi. Itu tergambar dari beberapa kali pernyataan ketua KPK tersebut. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka berdua mempunyai tujuan yang sama tentang pemberantasan Korupsi.

Tetapi dengan Abraham Samad menelepon secara langsung Panglima TNI Muldoko sepertinya Abraham Samad menyamakan dirinya dengan presiden, karena presiden adalah atasan dari Panglima TNI. Dan ada kesan Abraham Samad ingin Konfrontasi dengan Presiden Jokowi kok jadi begini?

Nah hal inilah sebenarnya yang saya sangat khawatirkan dari KPK, karena sejak Presiden meminta masukan dari KPK untuk para calon menteri dan itu sebenarnya bukan merupakan keharusan, KPK menjadi over convidence. Ini terlihat dari kalimat yang sering dilontarkan para petinggi KPK yang terkesan mengancam jika mereka tidak dilibatkan dalam setiap pemilihan pejabat, termasuk menjadikan BG menjadi tersangka sesaat sebelum fit proper di DPR.

Dulu juga pada saat KPK dikriminalisai  Susno Duadji percaya diri, tapi hasilnya?

Jelas menjadikan BG menjadi tersangka akan mencoreng muka Presiden, padahal tidak ada juga larangan menjadikan tersangka kapolri setelah dia menjabat tapi suasananya tentu akan berbeda atau kenapa tidak dari dulu aja dijadikan tersangka sehingga kalau juga memang ada yang mempengaruhi Jokowi harus memilih Budi Gunawan dia mempunyai alasan untuk menolak kalau hanya stabilo merah itu bukan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.

KPK sekarang saya analogikan dengan banteng yang menyerang matador. Dia hanya fokus terhadap kain merah dengan menyeruduk sekuat tenaga tapi begitu dia dekat sang matador hanya menghindar selangkah dia selamat, begitu seterusnya sampai kelelahan, jadilah seperti macan untuk memburu dia harus berlari meliuk-liuk untuk menangkap mangsanya.......

Dalam hal ini saya yakin KPK dengan Presiden Jokowi masih sebenarnya masih mempunyai tujuan yang sama dalam hal pemberantasan korupsi namun KPK  juga harus memahami bahwa orang orang di sekitar Presiden tidak sama dengan orang orang di sekitar KPK. Di sinilah diperlukan kearifan dari petinggi petinggi KPK dan Presiden untuk berkomunikasi untuk mencapai tujuan yang sama: pemberantasan korupsi.

Ingat, konfrontasi KPK dengan Presiden hanya akan membuat koruptor bertepuk tangan

Kembali ke pertanyaan di atas Abraham Samad libatkan TNI apa ngga salah? Mudah-mudahan para petinggi KPK tidak hanya mengandalkan kekuasaan yang dia miliki tapi juga harus punya siasat yang lebih cerdik. Ada peribahasa orang Batak mengatakan Talu do Namalo dibaen Nabisuk yang artinya Orang Pintar itu kalah dengan orang yang Cerdik


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun