Mohon tunggu...
mbiesap
mbiesap Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

- Milanisti Indonesia - Penghitung Jejak Langkah Kaki - Amatir dalam segala hal, namun berusaha untuk jadi professional - Penyuka Tidur siang, namun sudah lama merindukannya adjustmenthidup.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tipe-tipe Pengguna Kereta Rel Listrik

14 Desember 2015   16:29 Diperbarui: 14 Desember 2015   16:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan rahasia lagi, moda transportasi unggulan dalam menjangkau perkotaan bahkan pedesaan di negeri ini masih dalam ranah impian. Maksudnya adalah, masih dalam mimpi menuju ke integrasi sistem transportasi total service dimana bus, Taxi, kereta, LRT hingga monorail dan sejenisnya ada dalam satu ruangan yang disebut Moda transportasi perkotaan sistem integrasi.

Melihat jengkal sudut ibukota negara yang sumpek dan sempit, ditambah gang-gang dan padatnya penduduk menambah gambaran lain sudut pusat perekonomian, kota impian, hingga tanah surga bagi sebagian pemimpi untuk bisa menaklukkan liarnya kota metropolitan ini. Terlebih dengan semua kesemrawutannya, tetaplah kota ini menjadi kota primadona seluruh penduduk negeri yang tersebar luas dari pulau Weh di ujung barat hingga Merauke di ujung timur, bahkan dari Miangas hingga pulau Rote. Menambah mutu Manikam, khazanah negeri tercinta ini.

Tak terlebih, warga kota satelit yang menjadi mayoritas penyebab kemacetan tiada henti kota ini. Mengapa demikian? Karena patokan dasarnya adalah hari raya, kota ini lengang sekali. Karena kebanyakan penduduk di kota satelit tersebut pulang kampung. Mungkin cara ini efektif menjadi solusi ampuh mengurangi macet, namun terlalu ekstrim hehe. 

Sebenarnya Pemda kota idaman ini tidak berdiam diri dalam berbenah menuju harapan bersama, membenahi transportasi umum semisal bus kota, membuat jalur istimewa untuk bus, yang disebut buswae, maaf busway hehe, mencanangkan monorail serta light rapid transportasion, waterway hingga Subway yang masih dalam tahap tiada usai. Membatasi jumlah kendaraan yang masuk ke kota ini, hingga pelarangan kendaraan roda dua di ruas-ruas utama jalan, sebagai langkah preventif bukan diskriminatif tentunya. Patut kita dukung, karena jika berkepanjangan akan ada titik jenuh hingga diperkirakan 10 tahun ke depan akan lumpuh dengan kemacetannya.

Nah, nah ada satu moda yang terlupakan selain ojek, ojek pangkal hingga ojek online, bajaj dan bemo dan transportasi sejuta umat. Here we are, Commuter Line, kereta rel listrik yang mengitari kota satelit tadi, terbentang hingga serang dan Tangerang di barat, Bekasi di timur, Jakarta kota di utara hingga Priok dan Depok serta Bogor di selatan.

Dioperasikan oleh anak perusahaan kereta api milik negara, yang mulai banyak berbenah mengingat antusiasme pengguna hingga tak jarang jodoh, tetangga, teman sekolah, partnet, dosen, mahasiswa, PNS, TNI/Polri, jomblo hingga fakir asmara, orang jatuh cinta hingga cinta Laura, ibu-ibu semi sosialita, pengusaha bisa ditemukan di sebagian gerbong yang terdiri dari 8 hingga 10, yang aktif memobilisasi penumpang ke penjuru dan menyerbu ibukota dengan tiket murahnya. Sehingga jadi moda efiensi berharga dalam berumah tangga karena paling mahal Jakarta Bogor saja pulang pergi hanya Rp. 6.000 ( enam ribu rupiah). Emejing kan?

Karena Pemerintah masih memberi subsidi per penumpang untuk menggunakan moda idaman mertua ini, eh salah. Maksudnya moda idaman semua warga kota satelit menuju ibukota.
Nah, dari hiruk pikuk yang terjadi setiap detik hingga jari lentik, berikut ini adalah klasifikasi pengguna kereta rel listrik berdasarkan karakter dan kebiasaan yang terlihat:

  1. Penumpang tipikal oportunis, tipe penumpang jenis ini adalah yang mencari sela di tengah keramaian kereta atau gerbong. Untuk tipikal jenis ini perlu diawasi, karena kemungkinannya kalo tidak berlaku binal ya kriminal. Jadi waspadalah, waspadalah hehe ;
  2. Penumpang jenis rumpi, tipe penumpang ini adalah pengguna remaja pada kebanyakan kasus. Karena berbicara seakan-akan luar biasa, padahal biasa saja. Agar terkesan Wow atau dibilang keren misalkan ;
  3. Penumpang jenis arisan, adalah tipikal penumpang yang berkoloni, bergerombol di sudut atau duduk berjamaah sambil membicarakan se-Something secara jamaah, baik hobi, kisah asmara, kisah luka hingga panci tetangga. Bisa ditebak, mereka biasanya satu domisili atau tetanggaan, karena jumlah mereka lumayan banyak;
  4. Penumpang jenis autis, adalah penumpang pengguna Gadget dengan masker lengkap sambil memegang headset sebagai appearance utamanya. Memutar musik pelan-pelan hingga kencang, hingga kadang lupa banyak orang tua ysng prioritas duduk tidak bisa duduk karena ulah isengnya ;
  5. Penumpang jenis gamer, adalah jenis penumpang pengguna Gadget lainnya yang sibuk memainkan game-game masa kini  di perjalanan kota, semisal duel otak, coc hingga tetris. Bisa dilihat dengan kelihaian mereka menggunakan qwerty dalam navigasi game hehe ;
  6. Penumpang jenis acuh, adalah jenis penumpang yang makan dan minum sembarangan padahal disitu tertera jelas dilarang makan dan minum, namun mereka malah menggubris dengan santai seraya berucap, ” santai kaya di pantai ” ;
  7. Penumpang jenis asmara, adalah jenis penumpang yang memadu mesra, memadu kasih hingga memadu mesum di kereta, tak jarang menjadi tontonan gratis seperti telenovela atau FTV. Jika dilakukan oleh pasangan halal mungkin disah-sahkan saja, tapi jika dilakukan oleh abegeh masa kini. Ngeri keles hehe, karena bisa jadi mereka berpikir ini kereta berdua padahal Woi, masih ada penumpang lain hehe ;
  8. Penumpang peduli, Dimana penumpang ini mengerti betul tata krama dikereta, memprioritaskan penumpang lansia, ibu hamil dan ibu menyusui, rela berdiri demi kursi prioritas dan tetep cool dengan memandang keadaan sekitar ;
  9. Penumpang jenis kutu buku, adalah satu jenis penumpang yang menenteng buku, sambil membacanya seiring proses melewati beberapa stasiun. Kadang saking fokusnya, bisa jadi mereka tidak bsia move on dari kereta. Alhasil, turun di stasiun yang salah ;
  10. Penumpang jenis artis figuran, yang suka dan pura-pura tidur demi mengamankan tempat duduknya;
  11. Penumpang tidak teridentifikasi, adalah jenis penumpang outlier diluar kebiasaan.

Terlepas dari semua problematika yang ada, tetaplah transportasi massal yang humanis akan tetap menjadi dambaan semua orang. Sehingga bisa seperti negara maju, yang banyak menggunakan mass transportation daripada menggunakan transportasi pribadi.
Kita tunggu, semoga esok lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun