lalu, maukah sebenarnya para pemuda ini bergerak?, Jika mindset yang masih melekat adalah sehabis kuliah adalah kerja maka hal tersebut tak akan pernah terwujud. Muncul juga sebuah fenomena yakni setelah kuliah kerja, jika tak dapat kerja ambil S-2, aman deh masa depannya. Jika ilustrasi tersebut diamini oleh jutaan pemuda kita maka kita akan tetap menjadi negara pasar.
untungnya, yang saya ketahui banyak pakar menyebut bahwa anak muda Indonesia yang ingin berwirausaha setelah melalui masa pendidikan mulai naik. Upaya pemerintah sepertinya berhasil. Semakin banyaknya pemuda yang berniat membangun startupnya adalah indikasi baik yang sejalan dengan visi Indonesia kedepan. Pada 2020 Jokowi ingin Indonesia menjadi "Digital Energy of Asia, harapan itu sepertinya akan lebih mudah jika niat para pemuda untuk memulai startupnya muncul
Start dengan Start yang tepat
Pembeda utama sebuah startup digital dengan usaha lain adalah skalabilitas. Skalabilitas inilah yang menjadi keunggulan tersendiri kenapa hal tersebut dipilih. Teknologi adalah alat yang mewujudkan hal tersebut.Â
Ekosistem, sumberdaya manusia, dan alat atau teknologi sudah siap. Lalu, apakah sudah cukup?, saya rasa belum. Indonesia butuh satu resep lagi dalam membangun startup. Sebuah pola pikir yang tepat. Pola pikir yang tepat menjadi penting karena setiap keputusan yang diambil akan berhulu pada pola pikir tersebut. Bikin startup untuk dijual adalah pola pikir yang kurang tepat. Bikin startup untuk diinvest juga contoh pola pikir yang salah. Tujuan uang memang tak boleh dipungkiri, tapi mengubah sedikir sudut pandang akan uang tersebut menjadi kunci.
Jika boleh dibilang, pola pikir yang tepat adalah bikin startup untuk menyelesaikan masalah. Terdengar klise mungkin, Ya iyalah semua usaha pasti menyelesaikan masalah. Mungkin ucapan itu yang akan muncul, namun itu penting untuk dipikirkan. Jika para pemuda start dengan pola pikir bahwa bikin startup untuk menyelesaikan masalah a, b, c, dan d maka harapan bangsa ini dapat terwujud. Pola pikir menyelesaikan masalah walau terdengar mudah namun sebenarnya cukup berat.Â
Permasalahannya adalah kepekaan kita melihat masalah ini terkadang tak muncul. Banyak startup itu gaga karena ber-asumsi, yakni mengangkap bahwa kondisinya ini itu berdasarkan persaan. Padahal yang terjadi dilapangan tidaklah demikin. Menemukan masalah dan meberikan solusi yang tepat menjadi penting ketika akan memulai startup.  Start dengan Why yang tepat dapat membuat startup yang dibuat mempunyai jiwa dan alasan kenapa harus tetap bertahan walau pun pada akhirnya akan gagal juga.Â
Bangun startupmu dan berikan dampak pada Indonesia
Pemuda Indonesia era ini sudah beruntung. Mereka beruntung karena mereka lahir di sebuah ekosistem yang tepat dalam memulai startupnya. Pemerintah sudah memberikan jalan tool untuk berkembang, Investor lokal maupun global sudah menyiapkan cukup dana bagi founder yang mau bertarung memperjuangkan startupnya, Media sudah mulai menjamur untuk menceritakan setiap gerakan yang dibuat dan komunitas dan kampus terus bersama membangun kapasitas manusia agar mempunyai kapabilitas eksekusi yang tepat.
Ambil atau abaikan adalah pilihan berikutnya. Abaikan jika memang ada rencana hidup yang lebih baik dari membangun startup yang penuh risiko dan ketidakstabilan. Ambil jika itu dapat membuat diri lebih berkembang dan merasa mampu untuk memberikan dampak pada lingkungan. Pada akhirnya, setiap gerakan dan upaya yang telah diberikan akan menuai hasil. Kegagalan adalah cerita yang mungkin akan menghiasi berita beberapa tahun kedepan. Tak mengapa, memang itu adalah risiko sebuah usaha. Namun, ada potensi lain bahwa setiap cerita baik itu kesuksesan maupun kegagalan akan berdampak pada generasi penerus. Sebuah cerita sukses akan menginspirasi generasi penerus untuk turut membuat sebuah usaha, cerita gagal pun demikian, itu adalah modal untuk generasi penerus agar lebih berhati-hati dan cermat ketika akan terjun di dunia startup.Â
Inilah dampak yang akan timbul kelak. Dampak kolektif bahwa Indonesia akan dijamuri oleh pemuda-pemuda yang mau bergerak menyelesaikan masalah dengan membuat sebuah startup. Dampak bahwa gerakan ini melahirkan sebuah pola pikir dan mentalitas yang kuat bagi para pemuda untuk terus berjuang membangun mimpinya. Dampak bahwa akan tercapai lebih dari 2% pengusaha di masa depan. Dampak kolektif dan terdesign dengan baik untuk satu tujuan, menjadikan sebuah potensi Indonesia ini tak hanya dinikmati oleh bangsa lain namun dimainkan oleh pemuda bangsa sebagai pemain di negeri sendiri.Â