Mohon tunggu...
Muhammad Badriansyah
Muhammad Badriansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis itu dapat majangin umur, meski umur pendek, tulisan tetap berbekas.\r\nHobi ini ditularin oleh temen, dan akhirnya ketagihan sendiri.\r\nasal tau saja, menulis memang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Indonesia Butuh Penonton Sehat

8 Januari 2014   20:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


“Menurutku televisi sangat mendidik. Setiap kali seseorang menyalakannya, aku akan pergi ke ruangan yang lain dan membaca sebuah buku yang bagus” – Gruocho Mark.

Aku sangat setuju dengan quote tersebut. Melihat tayangan-tanyangan dari televisi di Indonesia sekarang ini, bahkan mungkin seluruh dunia, tidak terlalu mendidik bahkan jauh dari kata tersebut. Benar-benar sindiran keras. Saya tidak mengatakan kalau seluruh siaran di televisi tidak bagus,tidak mendidik, tidak sehat. Tidak seluruh. Masih banyak yang selalu menyiarkan berita secara konsisten dalam penyajian yang begitu menarik. Wideshot salah satunya.

Tapi hiburan yang tidak “jelas”, menghina bentuk tubuh atas nama menghibur dan bercanda, penuh rekayasa, terlalu mendramatisir, berlebih-lebihan, jelas bukan tontonan yang bagus. Bergaya kebanci-bancian, bertingkah aneh, teriak-teriak, dan tingkah yang tidak mendidik lainnya menjadi tontonan banyak warga indonesia sekarang ini. Terlihat dari rating seperti YKS, pesbuker, campur-campur, dan tayangan “menghibur” lainnya.

“Apakah itu tayangan yang disebut bagus? Mendidik? Itu tayangan setan dan tidak mendidik. Saya juga sudah lihat sendiri acara acara itu, dan saya pikir tidak perlu memberi waktu lagi tayangan itu harus dihentikan,". Pertanyaan nya kenapa masih di siarkan?

KPI bukan tidak tegas, atau tidak pernah menanggapi keluhan-keluhan dari masyarakat. “Tayangan hiburan yang dikeluhkan itu, seperti Pesbukkers, Campur Campur, SMS, YKS sudah kami beri teguran keras. Sekarang tayangan itu terus kami pantau. Jika tetap membandel, tayangan itu bisa kami hentikan. Jangan anggap enteng KPI,” ujar Heriyadi Purnama, Kasubag Pemantau dan Pengadaan Isi Siaran KPI.

Dan, biarkan KPI melaksanakan tugasnya. Itu memang tugas mereka. Tapi bukan berarti kita, masyarakat luas, orang awam, penonton dan penikmat acara di televisi, tidak dapat melakukan apa-apa. Yang mesti kita lakukan adalah – terlepas dari anda menyukai atau tidak acara seperti itu – jadilah penonton yang pintar.

Logikanya seperti ini, acara televisi yang bertahan dan mendapatkan rating tinggi karena banyak penonton. Kalau kita dapat menjadi penonton yang pintar, dapat memilih tontonan yang menyehatkan, tentu saja umur-umur tayangan “menghibur” seperti tidak akan bertahan lama, bukan? Hanya akan bertahan sebentar, lalu hilang bahkan tanpa kita sadari. Sudah cukup mencaci maki, menghina mereka, sampai mulut berbusa juga gak akan ditutup tuh acara kalau rating mereka tetap tinggi.

Kalau kita cukup pintar, saya yakin apalagi kompasianer pintar-pintar, ganti saja acara telivisi ke yang lebih mendidik atau bahkan matikan saja telivisi sekarang juga kalau memang televisi tidak memberikan kita pilihan lagi.

Salam pintar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun