Mohon tunggu...
AMANDA AULIA NOVI
AMANDA AULIA NOVI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik STIA LAN JAKARTA

Seorang mahasiswa semester 4, Prodi Administrasi Pembangunan Negara yang sedang belajar menulis sebuah artikel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Apakah Sumur Resapan Efektif untuk Mengatasi Masalah Banjir di Jakarta?

2 April 2024   19:49 Diperbarui: 2 April 2024   20:40 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir telah menjadi salah satu masalah utama di wilayah metropolitan Jakarta selama beberapa dekade. Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim jumlah wilayah terdampak banjir besar di Ibu Kota sudah berkurang sejak beliau menjabat.

Pembangunan sumur resapan di Jakarta bertujuan untuk mengendalikan banjir dan merupakan kunci untuk mencegah banjir di banyak lokasi yang sering terkena dampak.

Sejak menjadi Gubernur DKI, Anies mengajarkan konsep sumur resapan sebagai bagian dari drainase vertikal. Anies mempunyai gagasan bahwa air yang jatuh ke tanah harusnya meresap ke dalam bumi, bukan langsung hanyut ke laut. Hal ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan air tanah di Jakarta. Karena air tanah semakin sedikit dari hari ke hari. Akibatnya, permukaan tanah menjadi semakin turun (land subsidence). Jakarta bisa tenggelam bila begini terus.

Selain sebagai penyimpan air tanah, sumur resapan juga menjadi salah satu solusi permasalahan banjir. Dalam sumur resapan, air yang biasanya tumpah karena tidak tertampung di saluran air menjadi terserap ke bumi.

20240402-163804-660bfe6c147093332b199ba3.jpg
20240402-163804-660bfe6c147093332b199ba3.jpg

sumber data:databoks


Dari data tersebut membuktikan bahwa Anies berhasil mengatasi masalah banjir di Jakarta, salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah banjir yaitu dengan membangun sumur resapan dianggap berhasil, dimana Pemprov pada saat itu membangun sekitar lebih dari 29.000 drainase vertikal atau sumur resapan.

Tercatat, luas area yang terendam banjir besar di ibu kota mencapai 4 kilometer persegi (km2) pada 20 Februari 2021. Tingkat curah hujan yang dilaporkan pada saat itu sebesar 226 milimeter (mm)/hari. Kemudian, luas area banjir besar yang terjadi di DKI Jakarta sebesar 156 km2 pada 1 Januari 2020 dengan tingkat curah hujan 377 mm/hari. Sementara, luas area banjir besar di ibu kota sempat mencapai 240 km2 pada 17 Januari 2013 dengan tingkat curah hujan 193 mm/hari. Yang berarti luas area terendam banjir di provinsi ini pada 2021 menurun 99,33% dibandingkan 2013. Meskipun dengan curah hujan yang lebih ekstrim, dampak banjir yang dirasakan warga dan waktu pemulihan pasca banjir kian membaik di tahun 2020 dan 2021, dibandingkan tahun 2013. Begitu pula dengan jumlah rukun warga (RW) yang terdampak banjir Jakarta tercatat mengalami penurunan. Jumlah RW terendam banjir besar DKI Jakarta pada 2013 sebanyak 599 RW, pada 2020 sebanyak 390 RW, dan 2021 sebanyak 113 RW.

Sumur resapan adalah masa depan yang mewujudkan konsep sponge city di adopsi di semua kota besar di dunia. Di Jakarta, sumur resapan dibangun  di daerah yang cenderung lebih rendah dengan tujuan mempercepat resapan dan pengurangan air  saat hujan deras di daerah dataran rendah. Hal ini terbukti berhasil dan bahkan Pemprov DKI Jakarta melanjutkan program sumur resapan hingga saat ini.

 

Selain menyimpan air tanah, sumur resapan menjadi solusi untuk problem banjir. Dengan adanya sumur resapan, air yang biasanya tumpah karena tidak tertampung di saluran air menjadi terserap ke bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun