di bawah pohon seruni menjadi cikal bakal insani.
Tak mau berhenti sebelum mati,
karna hanya satu yang pasti,
dan yang lain mati,
hanya senyum yang mengantar kepergian mereka dengan sangat berarti.
Setetes tinta,
dari ujung pena bertahta,
menggoreskan mutiara cinta meski tak pernah dipinta.
Menjadi saksi yang tak pernah sangsi,
menjadikan catatan berisi yang tak perlu ditangisi,
mengubur ambisi mengalahkan sejuta intuisi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!