Kurikulum Merdeka Belajar dengan penerapan metode Role Playing menarik perhatian karena merupakan inovasi dalam pendidikan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa setelah pandemi, memperkaya pengalaman belajar, mengembangkan potensi dan kreativitas siswa, serta mendukung konsep Merdeka Belajar dengan memberikan kebebasan dalam memilih pembelajaran sesuai minat dan kompetensi.
Penerapan metode Role Playing dalam Kurikulum Merdeka Belajar merupakan inisiatif yang diusung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim. Konsep tokoh ini mendorong kebebasan belajar siswa, transformasi pendidikan untuk mencapai SDM unggul Indonesia, serta mengembangkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Metode Role Playing dapat membangkitkan semangat dan keterlibatan siswa, meningkatkan minat belajar, dan mengoptimalkan bakat serta kreativitas mereka. Dengan memberi kesempatan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan dinamis.
Menurut pandangan saya, penerapan metode Role Playing dalam Kurikulum Merdeka Belajar adalah langkah positif dalam dunia pendidikan. Konsep kebebasan belajar yang diperkenalkan oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim memungkinkan siswa untuk menggali minat dan potensi mereka secara lebih aktif. Metode Role Playing membawa semangat dan keceriaan dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih terlibat dan antusias. Saya yakin bahwa dengan Merdeka Belajar dan Role Playing, siswa akan berkembang secara holistik, tidak hanya secara akademik tetapi juga dalam aspek sosial dan emosional. Semoga langkah ini terus didukung dan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan Indonesia ke depannya.
Kesimpulannya penerapan metode Role Playing dalam Kurikulum Merdeka Belajar menunjukkan langkah positif untuk meningkatkan minat belajar siswa dan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan konsep kebebasan memilih pelajaran yang diminati, siswa dapat mengoptimalkan potensi dan bakat mereka. Metode Role Playing yang menyenangkan membawa semangat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan efektivitas, diperlukan pelatihan bagi guru, dukungan teknologi, evaluasi terus-menerus, dan kolaborasi dengan orang tua. Dengan memperhatikan saran-saran ini, diharapkan program ini memberikan dampak positif yang lebih besar bagi dunia pendidikan Indonesia.
Triani Anastasya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H