Mohon tunggu...
Muhammad Bayu Pratama
Muhammad Bayu Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa ITB

Pembelajar yang mencoba menyampaikan pandangannya terkati permasalahan yang ada di sekitarnya Terlibat dalam Pers Mahasiswa ITB dan Kader Surau ITB

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mining Tourism: Geliat Potensi Rakyat di Bumi Timah

31 Desember 2016   18:03 Diperbarui: 1 Januari 2017   10:58 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dana Kaolin Biru Tosca, bekas penambangan kaolin dan timah (dokumentasi pribadi)

"Hal Utama di Bangka adalah penambangan timah, apapun juga yang dapat menghalangi usaha ini harus disingkirkan." - Residen Bangka 1849

Ketika kita berbicara tentang Provinsi Bangka Belitung, hal yang kita ingin kita ucapkan pertama kali adalah keindahan bumi Laskar Pelangi. Film yang disutradarai oleh Mira Lesmana berhasil mengangkat potensi pariwisata di Serumpun Sahang tersebut. Kisah Lintang bersama sahabatnya yang berlari-lari kecil di pesisir menjadi cerita yang indah bagi imajinasi pembaca dalam Novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi. 

Ya... Deretan bebatuan yang menjulang tinggi yang tentunya menjadi pembeda antara pesisir di Pulau Bangka Belitung dengan pesisir di Pulau Jawa yang sering saya nikmati. Inilah sedikit cerita tentang keindahan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Namun, bukan itu yang hendak saya bahas dalam artikel ini. Artikel ini akan membahas tentang potensi Mining Tourism Bumi Timah yang belum terkelola dengan baik.

Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi muda di timur Pulau Sumatera yang dulu merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah provinsi ini adalah 81.724,74 km², terdiri dari daratan 16.423,74 km² dan lautan 65.301 km² dengan garis pantai sepanjang 1200 km. Provinsi Bangka Belitung didiami oleh sekitar 1.000.177 jiwa dan mayoritas penduduk adalah suku melayu. Bangsa Tionghoa menempati posisi kedua etnis terbesar di provinsi ini sebanyak 30 %.

Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai provinsi berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 2000 pada 4 Desember 2000. Disahkan baru pada 9 Februari 2002, provinsi baru ini menetapkan bekas ibu kota kabupaten, Pangkalpinang sebagai ibu kota propinsi. Awalnya, Propinsi Bangka Belitung hanya terdiri dari 3 Daerah Tingkat II, yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Sejak 23 Januari 2003, jumlah kabupaten dimekarkan dengan menambah 4 kabupaten baru yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur.

Propinsi Bangka Belitung memiliki dua 2 bandar udara, masing masing Bandara Depati Amir di Pangkalpinang, Pulau Bangka dan Bandara H. AS Hanandjoeddin di Tanjungpandan, Belitung. Dengan pesawat, Bangka hanya sejauh 2,5 jam dari Jakarta. Empat pelabuhan laut untuk penumpang yang ada di Propinsi ini adalah Pangkalbalam, Tanjung Kalian, Mentok, dan Tanjungpandan. Akses yang masih terbatas perlu untuk ditingkatkan terutama untuk ketersediaan transportasi darat di provinsi ini menuju lokasi-lokasi wisata.

Timah adalah Segalanya

Ungkapan Residen Bangka pada tahun 1849 adalah salah satu bukti bagaimana Provinsi Bangka Belitung terutama di Pulau Bangka terus dieksplor kekayaan timahnya. Kekayaan yang     hingga kini tidak terdengar berkurang meskipun di tahun 2015, harga Timah anjlok di pasar dunia yang ternyata mempengaruhi kegiatan eksplorasi di Bumi Timah tersebut. 

Hingga kini eksplorasi tambang timah tersebut terus dilakukan baik yang dikelola oleh BUMN PT Timah Tbk maupun kantong-kantong masyarakat yang melakukannya secara ilegal. Bagi masyarakat Bangka penambangan timah adalah segalanya. Dari kecil mereka sudah memahami bagaimana menambang timah di daratan Bangka. Berbahaya? Ya inilah warisan nenek moyang Bumi Timah yang hingga kini masih menjadi potensi besar penghasilan masyarakat di Pulau Bangka. 

Banyaknya kegiatan eksplorasi tambang timah hampir di tiap daerah di Kabupaten/Kota di Kepulauan Bangka meninggalkan bekas lokasi yang terbengkalai dengan sisa penambangannya.  Ada yang membentuk perbukitan pasir yang sudah tidak teratur lagi bentuknya. Ada yang membetuk lubang-lubang kecil yang tidak tertutup dengan rapih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun