Mohon tunggu...
Ika Rahma
Ika Rahma Mohon Tunggu... Wiraswasta - guru yang masih terus belajar

http://mbakyul.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Secercah Hikmah di Tengah Ancaman Corona

19 Maret 2020   09:20 Diperbarui: 19 Maret 2020   09:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bisa jadi saat ini Corona adalah kata yang paling populer saat ini. Semua media mengekspos betapa dahsyatnya efek dari virus yang konon berasal dari China ini. Bahkan saat ini dunia showbiz pun seakan kehilangan popularitasnya. Semua begitu mengejutkan. Dunia yang tadinya berjalan normal tiba-tiba saja menjadi gaduh karena Corona. 

Beberapa negara tiba-tiba mengikuti jejak Korea Utara yang mengisolasi rakyatnya. Mungkin rakyat Korea Utara saat ini sedang "berterima kasih" pada presidennya, Kim Jong Un, karena kebijakannya yang dianggap otoriter itu sejauh ini diklaim mampu menyelamatkan mereka dari ancaman virus Corona yang telah mendunia. Padahal Negara mereka begitu dekat dengan China, asal muasal si corona. 

Banyak negara akhirnya menerapkan kebijakan lock down sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona. Hingga saat ini diberitakan bahwa sudah delapan negara yang memutuskan lock down diantaranya Spanyol, Italia, Denmark, Dan Malaysia. Indonesia sendiri sebagai salah satu negara dengan kasus positif corona yang cukup banyak nyatanya belum secara resmi menerapkan lock down dengan beberapa pertimbangan. 

Namun saat ini beberapa daerah telah meliburkan kantor dan sekolah dan menghimbau masyarakat untuk belajar dan bekerja dari rumah.  Di daerah saya sendiri sekolah telah diliburkan, tapi gurunya tetap masuk sekolah. Pembelajaran dialihkan ke rumah dengan pemberian tugas secara online. Jelas ini adalah hal baru yang begitu mengejutkan. 

Rumah-rumah sekarang bertransformasi menjadi tempat les sekaligus kantor. Ibu-ibu rumah tangga beralih menjadi guru les anaknya. Para guru pun juga beralih peran layakya admin online yang harus standby menanggapi pertanyaan dari wali murid tentang tugas yang diberikan. 

Pun begitu, kita patut bersyukur kepada Allah SWT. Wabah corona telah membuat jutaan anak merasakan kembali belajar bersama orang tuanya. Sebuah pemandangan yang mulai langka karena sebelumnya anak lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dan di tempat les.  Mereka yang tadinya sibuk bekerja di luar rumah, saat ini memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga di rumah.  Anak-anak juga bisa kembali merasakan kelezatan masakan ibunya yang mungkin selama ini jarang mereka rasakan karena kesibukan ibunya bekerja di luar. 

Selain itu,  kepedulian masyarakat tentang kebersihan juga semakin meningkat. Tak bisa dipungkiri karena corona lah pada akhirnya kita menjadi rajin mencuci tangan.  Hand sanitizer dan masker menjadi buruan. World Health Organization (WHO) menghimbau masyarakat untuk  sesering mungkin mencuci tangan sebagai langkah awal untuk mencegah penularan virus corona. Masyarakat juga semakin sadar diri untuk menjaga kebersihan lingkungan dan badan. 

Dan yang paling penting adalah munculnya kesadaran untuk banyak mendekat kepada Allah SWT.  Adanya wabah ini menurut beberapa riwayat adalah pertanda akan datangnya hari akhir. Pada akhirnya ini menyadarkan kita bahwa kita tidak akan hidup selamanya di dunia. Saya sebagai orang Islam percaya bahwa semua ini adalah kehendak Allah SWT. Entah karena corona atau bukan , yang pasti ajal akan menjemput kita. Entah kapan. Maka mungkin inilah saatnya kita kembali pada tugas utama kita sebagai manusia yaitu beribadah kepada Allah SWT.  Telah banyak dosa yang kita perbuat dan ini saatnya kita bertaubat.  Dan marilah kita sama-sama berdoa agar wabah corona ini segera berakhir agar kehidupan bisa berjalan seperti sedia kala. Semoga iman kita semakin bertambah dengan hadirnya musibah corona ini.

Wallahu a'lam bisshawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun