Gelisah jiwa, gelisah rasa, gelisah aku adalah puncak rasa
Selusin gemetar dada berdebar, menjelma musim kemarau panjang
Pagi ini, jiwa rasa gelisahku membuncah
Kau, siapa namamu?
Perindu duduk di taman dengan selusin tanya
Kau tahukan, betapa daun tak pernah membenci angin?
Coba kau tanya, samudera apa yang tak mampu kulukiskan, sementara jemari hendak menari kala angin benar-benar ingin bercerita tentang apa dan bagaimana sebuah jiwa dan rasa, dengan getar debar waktu.
Kau, siapa namamu?
Bukan tanpa alasan, kau menjelma luka tak mengering
Serbukserbuk mahkota berlarian terpa hanyut angit musim ini
Kau tahukan, betapa hati tak pernah membenci?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!