Tak hanya di ruang-ruang kelas, diskusi pun bisa dilakukan di mana saja. Topiknya pun bisa apa saja.
Seorang guru menyetop sebuah bus jurusan Trenggalek-Ponorogo. Berdiri di depan toko, guru berjenis kelamin wanita ini menenteng satu kresek berwarna merah dan satu buah kardus merk pewangi pakaian.
Terlihat nampak berat, kresek itu berisikan beberapa jenis sayuran, seperti mentimun, sawi putih, kacang, dan sayuran lain yang tak begitu dapat terbaca indera penglihatan.
Tiba, dua ratus meter, bus itu berhenti. Seorang wanita dengan seragam kebanggaan keguruan naik bus. Dalam suasana bus yang cukup sepi itu, dengan gaya ke-ibuan bertemu dengan teman, wanita yang baru saja naik itu menepuk pundak seorang wanita yang juga guru.
"Aku rasa beliau satu tempat kerjaan karena terlihat akrab," batinku sembari menikmati suasana hujan begitu memasuki Desa Prayungan, Sawoo Ponorogo.
Nampak akrab saja, kedua wanita berprofesi guru itu ngobrol dan bercanda. Sepanjang perjalanan keduanya berdiskusi tentang kuliner. Ya, sesuatu yang berkaitan dengan masakan, akrab dengan makanan.
Merasa kurang teman diskusi, salah seorang guru yang kuperkirakan lebih tua dari satunya, mengajak seorang supir. Dengan bangga, wanita berjilbab hijau muda itu bercerita bagaimana ia mengolah bahan masakan tertentu dimasak dengan cara ditumis.
"Bawaang merah, bawang putih, cabai, diiris tipis-tipis, lalu digoreng dengan sedikit minyak. Tambahkan gula dan garam, bahan dimasukkan. Terakhir diberi penyedap rasa secukupnya," tuturnya menggebu-gebu sembari tangannya memeragakan seolah-olah masak.
Tidak itu saja. Masak dengan bahan terong yang disajikan bersama sambal petis pun diceritakan. Tak mau ketinggalan supir bus pun menanggapi, kalau terong dimakan mentah saja juga enak, misalnya terong hijau bentuk bulat.
"Kalau terong ungu, Mas. Dipotong-potong, direbus, trus dimakan bersama sambal petis rasanya jos gandos, suamiku suka sekali," timpal wanita itu.
Sementara wanita yang satunya, banyak diam di sebelahku. Nampaknya ia begitu menikmati suasana keakraban antara penumpang dan tukang supir. Sesekali, wanita yang juga berjilbab hijau pun turut bicara. Akan tetapi, bukan persoalan masakan. Yaitu tanggapan tentang seorang bayi yang baru saja lahir empat bulan. Ya, bayi itu ada dalam foto yang diperbesar.