Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paket Rindu dari Bapak

9 Februari 2019   12:45 Diperbarui: 9 Februari 2019   12:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#CerMin

"Bapak, kiriman paket rindumu sudah aku terima," rajukku pada dinginnya malam.

Jarum hujan menyusulku bersujud menghadap Tuhan. Berkali, datanglah petir seakan ingin masuk, kemudian menyusul hujan. Sayang, mungkin kurang ikhtiar banyak goda luar yang memesona. Ia terjerat pohon jati tetangga.

Mengumpulkan air mata, ingin bertemu Bapak. Menyisahkan luka, ada ribuan cerita yang memukul dahaga. Hausku pada dedongeng Bapak yang tak pernah bertemu.

Bapak paket rindumu telah aku terima dengan getar jiwa. Bayang hitam dalam pekatmu ingin menoreh cerita kecil.

Katamu, "Memetik dedaun yang mulai menguning adalah harapan yang sebenarnya tinggal menunggu waktu---kering. Jangan biarkan daun-daun itu menguning, kemudian engkau berkesal hati."

Paket rindu Bapak datang setiap bulan. Aku tahu benar, di tanggal muda Bapak tak mampu menyembunyikan gelisah jiwa. Selalu ada paket rindu di jendela kamar. Yang aku tahu, paket rindu itu adalah Bapak. Menunggu doa 'anak sholekah' kata ustadku.

Benarnya, aku adalah daun. Arahku ikuti angin berkejaran. Saat aku di ranting tubuh, daunku memertahankan tak jatuh. Mengingkari angin, menjadi nyata diri. Namun, setiba dalam bumi berdebu, apalah aku. Aku adalah aku yang tak ada apanya. Buta arah, tuli rasa.

"Paket Bapak ada di tangan daun. Kuasaku tak lepaskan dengan sisa air mata," sesalku abaikan Bapak.

2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun