Jadi jangan salah, Â pengangguran di Indonesia tidak 100 % kesalahan atau ketidakbijaksanaan dari pemerintah. Akan tetapi, kemungkinan besar muncul dari pribadi sarjana.
Tidak cukup kompetensi, guna memupuk kualitas  guru juga dibutuhkan keterampilan (soft skill) untuk menunjang proses belajar. Hal itu dirasa, selama ini sistem pendidikan kita masih menekankan pada kompetensi saja.Â
Semestinya, alangkah baik jika antara kompetensi dan keterampilan ini berjalan seiringan. Jadi ketika mengajar, pendidik tidak banyak menggunakan ceramah atau teori, justru keterampilan berupa praktik menjadi pembelajaran yang dominan sebab mudah diingat--mereka berbuat dan melakukan sendiri.
Sarjana, bukan lagi jajaran pendidikan seperti SD, SMP, bahkan SMA. Sarjana adalah tingkat pendidikan tinggi yang rata-rata pelakunya dikategorikan dewasa.Â
Tingkat dewasa, berarti sudah dapat berpikir apa dan bagaimana kehidupan kelak, sehingga ketika para pendidik tinggi sudah bisa dan mampu memilah dan memilih mana-mana yang sekiranya dapat membantu mereka untuk masa depan.Â
Pasalnya, dalam sebuah pesan simbolik dari Nelson Mandela, pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.Â
Membaca pesan singkat itu, menyadarkan kita bilamana pendidikan merupakan salah satu bentuk yang akan mengubah peradaban dunia---menghapus noktah-noktah hitam pendidikan menjadi cahya kilau yang bersinar sepanjang zaman.Â
Kendatipun demikian, lulusan sarjana diharapkan memiliki etos kerja dan motivasi tinggi, kreatif dan inovatif, mampu dengan cepat menyesuaikan keterampilan dan keahlian dengan kebutuhan di dunia kerja.
Sungguh bila pemerintah juga sarjana menyadari itu, tidak lama lagi sistem pendidikan kita jauh lebih baik dan berkualitas di Indonesia. Bahkan tidak saja situ, bisa jadi negara lain akan belajar pula mengatur dan membidik lulusan pendidikan lebih baik.Â
Sebab, kembali pada ungkapan Marciel sarjana yang intelektual, disiplin, tertib dan teratur, tekun, dan berani secara riset dunia pendidikan siap menyongsong dunia kerja terdidik.Â
Dengan begitu, sudah dipastikan jumlah sarjana pengangguran akan menurun drastis, justru generasi-generasi gemilang siap mencerdaskan kehidupan bangsanya. Semoga!