Sekitar 2 juta orang kini diambang kemiskinan dan pengangguran dengan akses kesehatan, pendidikan, air dan listrik yang terbatas. Dilansir dari un.org, ribuan korban telah jatuh semenjak protes yang dilakukan Palestina untuk membela negerinya. Angka ini ditambah dengan jutaan orang yang tengah diambang kemiskinan dan pengangguran berikut dengan anak-anak muda yang masih berkeinginan untuk mempunyai masa depan.
Terjadi baru-baru ini di 2019, tentara Israel melakukan penyerbuan ke sekolah Palestina di Bethlehem, Tepi Barat. Dilansir dari Anadoly Agency, Kamis (3/1), warga setempat mengatakan pasukan keamanan Israel menembakkan peluru karet, gas air mata, dan granat setrum. (sumber: Republika.co.id)
Konflik tersebut masih terus bergulir hingga sekarang dan belum ada tanda-tanda purna. Tidak hanya tekanan psikis, anak-anak Gaza yang besar di tengah perang juga kesulitan dalam mendapatkan makanan, akses kesehatan dan pendidikan.
Sesuai data dari un.org, sekolah yang ada di Palestina sebagian besar di sewa dan juga merupakan bangunan tua sehingga tidak layak untuk digunakan. Angka putus sekolah pun juga meningkat sehingga sekolah seakan bukan kebutuhan penting lagi.
Keprihatinan atas serangan Israel terhadap Palestina masih menyisakan beragam permasalahan sosial dan kemanusiaan. Dimana salah satunya adalah sektor pendidikan yang merenggut kemerdekaan belajar dari anak-anak di Palestina. Dengan permasalahan tersebut, Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan bersama PKPU Human Iniatitive dan Rumah Zakat kembali menggelar program dan penggalangan donasi untuk pendidikan dengan pembangunan sekolah untuk anak-anak di Palestina.
Lokasi program pembangunan sekolah ini terletak di Ras Al Amood, Yerusalem, sekitar 700m dari Masjid Al Aqsa. Pembangunan Sekolah Palestina ini meliputi pembelian gedung dan lahan, biaya renovasi gedung, pembelian perabot, pengadaan fasilitas, dan biaya operasional sekolah.
Bangunan sekolah berdiri seluas 660 m2 dan terdiri dari 2 lantai. Dilengkapi oleh fasilitas yang lengkap, terdapat 25 guru dan staff untuk mengajar 150 siswa. Saat ini, mereka membutuhkan hampir 2.200 ruang kelas baru. Akan ada ratusan siswa yang terbantu, dengan mendapatkan pendidikan yang layak, dan juga sekaligus membantu rakyat Palestina mempertahankan tanah milik mereka sendiri.
Tidak terketukkah hati kita, melihat nasib anak-anak yang harusnya punya masa depan yang masih panjang dan cerah. Tapi terhempas karena kondisi negara yang tidak pernah selesai bertikai. Sekarang saatnya untuk sedikit mengulurkan tangan lewat bantuan yang tidak seberapa tapi sangat berarti bagi mereka. Untuk informasi lengkap, bisa follow instagramnya ya Dompet Dhuafa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H