Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pertimbangkan Sebelum Membuat Tattoo

3 November 2014   03:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:50 2972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_371485" align="aligncenter" width="624" caption="Nikita Mirzani Hapus Tattoo / (Kompas.com/Ichsan Suhendra)"][/caption]

Terus terang, saya menulis artikel ini memang tergelitik karena berita kehebohan ibu menteri yang mempunyai tattoo cukup mencolok di kaki nya. Tapi bukan mengulas tentang tattoonya ibu menteri. Juga bukan ingin menilai dari sisi baik, buruk, boleh, tidak, dari sisi masyarakat timur ataupun dari sisi agama. Saya bukan pakarnya dan tidak tertarik untuk menilai orang lain. Di sini saya hanya sekedar bercerita tentang pengalaman pribadi yang kebetulan pernah merasakan punya tattoo meskipun itu hanya tattoo temporary yang sebulan juga sudah hilang. Pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran terutama bagi yang ingin coba-coba membuat tattoo...

Waktu itu tahun 2008, saya bekerja sebagai Humas di ITC Mega Grosir Surabaya. Kami mengadakan event yang berhubungan dengan seni lukis melukis. Dimeriahkan dengan berbagai macam seni lukis yang diekspresikan lewat banyak media, termasuk melukis cat di badan (body painting) dan tattoo. Pada waktu pembukaan pameran, ada stand tattoo yang minta saya untuk menjadi modelnya. Karena kata dia jenis tattoonya temporary di buat dari pacar india (hena) yang akan hilang dalam waktu sebulan. Sayapun tidak berkeberatan. Kemudian saya memilih gambar kupu yang mungil dan imut. Saya sangat antusias karena di samping pengunjung yang menonton sangat banyak, saya juga pengen nyoba punya tattoo. Tidak sampai setengah jam, tattoo itupun sudah selesai dan si kupu-kupu menempel dengan manisnya di tangan saya.

Belum setengah jam tattoo itu menghias tangan, tiba-tiba saya rasakan gatal-gatal yang mulai muncul di sekitar gambar kupu-kupu itu. Degg....saya spontan baru ingat kalau saya alergi dengan tinta atau cat rambut. Apalagi bahan tattoo tadi adalah hena yang juga biasa di pakai untuk bahan mewarnai rambut. Saya langsung panik. Sudah terbayang rasa gatal dan bengkak yang akan menghantui selanjutnya. Itu sudah bisa saya pastikan dengan pengalaman mewarnai rambut yang selalu diakhiri dengan munculnya bentol-bentol di kepala. Tapi bagaimana lagi, semua sudah terlambat.

Mulailah malam itu, saya sudah tersiksa dengan gatal dan bengkak di sekitar luka. Keesokan harinya dan hari-hari selanjutnya, saya harus menerima kenyataan bahwa kupu-kupu manis itu berubah menjadi luka yang cukup membuat saya malu dan stress. Bagaimana tidak, karena posisinya di telapak tangan atas sehingga selalu terlihat kalau saya bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang. Apalagi pekerjaan saya sebagai Humas yang setiap hari harus bertemu dan menerima tamu serta bersalaman. Sebelum bersalaman saya harus memberi warning plus penjelasan yang panjang lebar tentang asal muasal luka tersebut. Dan itu tidak hanya sekali dua kali. Yang paling menggemaskan adalah reaksi setelah saya selesai bercerita pasti diakhiri dengan tertawa dan komen usil karena kecerobohan saya. Keadaan tersebut harus saya jalani hampir 2 minggu. Penderitaan sedikit agak ringan ketika lukanya sudah mengering.

Sejak saat itu saya bener-bener kapok dan sedikit trauma. Bukan karena tattoonya, tapi karena tidak tahan dan alergi dengan tintanya. Sebenarnya terus terang saya masih pengen bikin tattoo temporary di leher, pundak, tangan atau kaki dengan gambar-gambar yang lucu. Kadang iri ketika melihat teman yang menghiasi badan mereka dengan tatto temporary yang bisa di ubah-ubah gambarnya ketika tatto yang lama sudah hilang. Tapi daripada harus merasakan sakit dan malu punya luka karena tattoo, lebih baik gak usah mencoba membuat tattoo lagi.

[caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Dokumentasi Pribadi"]

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
[/caption]

***

Bagi saya pribadi, meskipun di jaman sekarang tatto sudah menjadi bagian dari karya seni dan hobi. Tapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membulatkan tekad untuk menghiasi tubuh kita dengan tattoo, terutama yang permanen yaitu :

1. Apakah anda punya alergi dengan tinta tattoo

Tidak semua orang mempunyai kulit yang tahan dengan segala macam tinta atau cat warna untuk kulit dan rambut. Contohnya saya sendiri. Kulit saya termasuk sensitif dan alergi terhadap segala bentuk tinta-tintaan. Dulu pernah saya mencoba untuk mewarnai rambut (toning). Tidak sampai setengah hari, kulit kepala saya bentol-bentol terasa gatal. Karena gak kuat, akhirnya saya garuk-garuk. Sehingga menimbulkan luka di kepala. Dan itu pasti berlangsung selama seminggu. Setelah 2 kali punya pengalaman seperti itu, akhirnya saya kapok untuk tidak mewarnai rambut lagi. Seperti juga cerita saya di atas, ketika membuat tattoo temporary tersebut.
Nah, jika kulit anda termasuk golongan 'rewel' dan sensitif pada alergi, maka perlu konsultasi pada dokter kulit yang berpengalaman ketika mempunya keinginan untuk membuat tattoo tersebut. Selain itu, pastikan juga Anda menghindari hal-hal yang menyebabkan infeksi saat tattoo dibuat. Sedangkan tips aman sebelum bertattoo ada link bawah artikel ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun