Setelah semua kerjaan perdapuran dan bersih-bersih kelar, sekarang waktunya Me Time. Sudah tersedia secangkir kopi hangat plus 2 pisang goreng dan 1 kroket kentang. Saya nyalakan televisi, kemudian memainkan angka-angka di remote mencari program yang menarik untuk menemani santai pagi hari. Saya bertekad tidak mau mencari channel yang merusak mood saat ini. Jadi pastinya bukan berita politik yang makin kacau balau dengan segala intrik. Juga informasi tentang kekerasan yang terjadi pada dunia anak-anak, karena kali ini saya ingin melupakan sejenak setelah beberapa hari nonstop perasaan di aduk-aduk dengan berita yang memprihatinkan.
Setelah bolak balik mencet saluran tapi kebanyakan hanya ketemu berita infotainment, akhirnya saya menyerah. Berhenti pada berita hiburan yang beberapa hari terakhir sangat heboh dan bahkan hampir setiap menit di ulas di semua stasiun televisi. Yaitu :
1.Kontoversial Jupe Melakukan Suntik Bayi Tabung
2.Mayang Prasetyo, Trans Gender Yang Di Mutilasi “Suaminya”
3.Pernikahan Spektakuler Raffi Ahmad & Nagita Slavina
Berita yang sangat sensasional dan kotroversial tapi bisa dijadikan bahan perenungan buat kita. Bahwa semua yang berhubungan dengan kelahiran, pernikahan dan kematian, itu adalah fase kehidupan yang kita tidak pernah tahu. Apa dan bagaimana proses itu akan kita jalani. Semua rahasia Tuhan. Semua adalah hak dari sang Pemilik Hidup. Meskipun kita harus berusaha menjalani sebaik mungkin, kadang ada garis tangan yang kita tidak mampu menolak atau menghindarinya. Berita yang lagi heboh di atas menunjukkan bahwa semua itu tidak pernah terpikir atau tidak bisa di atur sedemikian lurus dan bagus tanpa campur tangan yang maha kuasa.
Mengutip kalimat yang diucapkan oleh seorang ustadz dalam infotainment tadi (namanya saya lupa) kalo tidak salah beliau adalah guru spiritual dari Jupe, bahwa tujuan hidup itu hanya ada 4 unsur yaitu :
1.Senang
2.Tenang
3.Kenyang
4.Menang
Dalam hati saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan ustadz tersebut. Kemudian saya mencoba menguraikan arti dari poin di atas menurut sisi pandangan saya yaitu :
1.Senang
Membuat diri sendiri merasa senang adalah kewajiban. Membuat orang lain merasa senang adalah kebutuhan. Itu yang selama ini menjadi pedoman bagi saya dalam menjalani hidup. Dan itu bukan hal yang susah. Karena tidak hanya dalam segi materi saja tujuan untuk membuat orang lain bahagia. Memberi perhatian, menjadi “tong sampah” yang siap setiap saat, bahkan rela pergi bila teman kita sudah tidak membutuhkan kita lagi, merupakan satu tindakan yang memberikan rasa senang dan kebahagiaan tersendiri bagi kita. Tentunya, ekspresi dalam mengungkapkan hal tersebut berbeda untuk masing-masing orang. Apapun itu, yang pasti membuat orang lain senang tentunya juga akan membuat kita senang.
2.Tenang
Rasa tenang itu ada di dalam sini (menunjuk dada). Dari luar kita bisa kelihatan senang dan bahagia. Tapi kita tidak bisa menyembunyikan perasaan galau, sedih atau kecewa dari diri kita sendiri. Padahal itu hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, kita harus selalu hati-hati dan penuh perhitungan dalam melangkah atau akan melakukan sesuatu. Terutama yang berhubungan dengan orang lain. Hidup memang penuh resiko. Baik yang tidak kita sadari maupun yang kita sadari. Persiapkan diri untuk bisa menghadapi segala resiko dari apa yang akan kita perbuat.
3.Kenyang
Saya yakin sebagian besar orang akan setuju dengan prinsip ini. Semua berawal dari perut. Kalau kita kenyang, kita akan tenang. Ada benarnya tapi ada kelirunya juga. Tapi saya yakin banyak benarnya. Kejahatan dan kriminalitas kebanyakan berawal dari keadaan yang kekurangan. Terutama kondisi perut, dimana kita merasa terancam kelangsungan hidup kalau tidak makan.
4.Menang
Saya garis bawahi, maksudnya adalah menang melawan diri sendiri. Melawan hawa nafsu dan sifat egois diri sendiri. Kita sudah terlatih berpuasa untuk mengontrol segala bentuk hawa nafsu. Rasanya bukan hal yang sulit untuk bisa melakukannya. Kita sering banyak pertimbangan dalam menentukan satu keputusan. Saat itulah kita di tantang untuk bisa melawan ego yang banyak didasari dengan kepentingan sendiri atau keinginan menyusahkan orang lain.
Apakah setelah 4 poin di atas terpenuhi akan menjamin hidup kita bahagia, sentosa, aman dan damai. Kembali pada diri masing-masing. Yang jelas, kita mempunyai Tuhan tempat mengadu dan meminta pertolongan untuk membimbing selama menjalani kehidupan yang tidak pernah kita tahu apa yang akan tejadi hari esok.
***
Artikel ini pengobat SHOCK setelah artikel saya sebelumnya di delete mimin. Saya tidak berkecil hati meskipun ada sedikit rasa kecewa dan sedih. Tapi karena memang sebelumnya saya tidak pernah kena SEMPRIT, jadinya kejadian ini tetap mempengaruhi mood saya pagi ini. Hikmah yang saya ambil adalah di samping saya jadi tahu peraturan yang berlaku di kompasiana ini, saya juga merasa bahwa kita tidak selalu bisa memaksakan apa yang kita inginkan. Karena ada yang lebih berkuasa dari tangan kita sendiri.
Selanjutnya saya tidak ingin larut dalam kekecewaan, karena seperti biasa saya tidak mau melalui hari ini dengan penuh kegalauan. Karena sesungguhnya hal itu hanya teguran kecil yang memacu kita untuk bisa lebih baik.
Semangat pagi Indonesia!
Catatan :
Tadi saya ingin sharing berbagi informasi dengan mengunduh tulisan berjudul “Pesan Untuk Para Duren (2) : Istri Adalah Semangatku”. Memang sebagian besar isinya adalah kutipan dari tulisan orang lain. Ternyata peraturan di kompasiana tidak mengijinkan apabila saduran tersebut 25% banyak lebih dari tulisan kita sendiri. Saya cukup mengerti teguran tersebut. Mudah-mudahan selanjutnya saya tidak melakukannya lagi. Caiyooooooooo......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H