Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Tidak Mandiri, Apa Salah Orangtua?

2 Desember 2014   17:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:14 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_379931" align="aligncenter" width="300" caption="Ustadz Maulana (tempo.co)"][/caption]

Tema tauziah ustadz Maulana pagi ini ternyata mampu membuat Adham bungsuku terpaku di depan televisi, sampai terdengar ayahnya berteriak dari depan memanggil untuk segera berangkat sekolah, sepertinya dia enggak bergeming.

“Sebentar yaaaaaaahhh.... Aku mau dengar nasehat ustadz Maulana duluuuu.” teriak Adham menjawab panggilan ayahnya, nggak kalah keras.

Saya yang sedang membersihkan tempat tidur merasa penasaran, apa sih yang membuat si kecilku kok tertarik dengan ceramah ustadz gaul dan lucu itu. Segera kuhentikan pekerjaan, kemudian mendekati Adham yang makin serius melihat ke arah televisi.

“Semua orang tua senantiasa mengharapkan kebaikan pada anak, terutama dalam hal kemandirian. Tapi kadang masih ada rasa ragu-ragu dan tidak kompaknya orang tua dalam mengajarkan segala sesuatu kepada sang anak. Nah, itu justru yang akan membuat anak menjadi gagal mandiri....”kurang lebih begitulah yang sempat saya tangkap apa  yang disampaikan ustadz Maulana pagi itu dalam menyikapi pola asuh orang tua jaman sekarang.

“Ma... aku kan suka gak boleh ini itu sama ayah. Berarti ayah gak pengen aku pinter ya ma...?” tiba-tiba Adham nyeletuk. Spontan aku merasa kaget juga mendengar pertanyaan dia yang di luar dugaan itu.

“Adik berangkat sekolah dulu aja ya, supaya nggak terlambat. Tuh ayah udah nungguin dari tadi. Jawabannya nanti kalau adik pulang sekolah aja....” rayuku supaya dia cepat berangkat sekolah. Karena di samping supaya tidak terlambat, hari ini Adham ada UAS.

Tanpa mengiyakan rayuanku tadi , Adham segera mengambil tas sekolahnya, mengucapkan salam dan kemudian mendekati ayahnya yang sudah siap menjadi ojek mengantar dia sekolah setiap harinya.

Setelah Adham berangkat sekolah, sebelum saya berangkat ke pasar, saya mencoba untuk berselancar ke mbah google untuk mencari beberapa artikel yang bisa dijadikan pedoman untuk memberi jawaban dari pertanyaan Adham tadi. Sebenarnya saya sudah mempersiapkan jawaban yang sederhana dan simpel, yang saya sesuaikan dengan umur dan daya tangkap anak sesusia dia. Tapi anak sekarang, kadang di luar dugaan justru lebih cerdas dan pintar dari usianya.

***

Jangankan ketika anak masih kecil atau masih di bawah pengawasan dan bimbingan orang tua, anak sudah beranjak remaja sampai dewasapunorang tua tidak pernah menyadari bahwa dia masih sangat berpengaruh dalam menanamkan sifat tergantung dan belum membiasakan anak menjadi mandiri.

.Dengan belajar dari kesalahan-kesalahan, diharapkan kita bisa menjadi orang tua yang lebih baik. Tetapi kita segeralah melakukan koreksi dan introspeksi agar anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi cerdas, terampil, mandiri, dan ekspresif.

Beberapa nasehat yang disampaikan oleh ustadz Maulana di bawah ini patut untuk direnungkan dan dipahami mengapa kadang orang tua tidak menyadari kalau mereka punya andil terhadap sikap anak yang kurang bisa mandiri, yaitu  :

1.Mungkin orang terlalu khawatir terhadap anaknya. Biasanya ada latar belakang dari orang tua yang membuat mereka tidak ingin anaknya bisa mandiri. Mungkin takut si anak capek, sakit, kesusahan atau terganggu, sehingga mereka terlalu overprotective.

2.Anak terlalu mandiri dan selalu ingin tahu, tapi respon orang tua tidak memuaskan si anak. Sehingga mereka merasa tidak mendapat pencerahan yang semestinya. Padahal orang tua bisa memberi pembelajaran secara simpel dan mudah disesuaikan dengan umur dan pola pikir si anak.

3.Kasih sayang terlalu tinggi akan membuat anak menjadi manja dan tidak mandiri. Seharusnya di support dan di semangati supaya mereka juga berlatih untuk bisa berusaha sendiri.

4.Jangan memperlihatkan perbedaan dalam cara mendidik di depan anak. Karena itu akan membuat wibawa orang tua jatuh. Ketika anak dimarahi ayah kemudian di bela oleh ibu, suatu saat anak akan selalu mencari pembelaan kepada ibunya.

5.Berbaik sangkalah terhadap anak bahwa mereka mampu menyelesaikan setiap masalah dan berani belajar dari kesalahan yang pernah ada.

“Mendidik anak tidak akan pernah habis waktunya. Bahkan seumur hidup. Karena tanggung jawab orang tua adalah dari anak lahir sampai menikah. Doakan anak2 kita yang nantinya akan menjadi penyambung umur dan tempat menimba pahala orang tuanya.”

Demikian kalimat penutup dari ustadz Maulana yang mengandung arti cukup dalam dan bermakna. Semoga bisa menjadi bahan perenungan bagi semua orang tua (termasuk saya) yang terjebak dan keliru dalam mengekspresikan rasa sayang kepada anaknya.

***

Beberapa link yang bisa dijadikan acuan dalam melatih anak menjadi mandiri :

1.http://www.lptcindo.com/tips-psikologi/item/25-stop-7-kesalahan-agar-anak-terampil-dan-mandiri.html?tmpl=component&print=1

2.http://blogerbugis.blogspot.com/2013/10/tips-mengatasi-dan-mendidik-anak-manja-agar-dapat-mandiri.html

3.https://www.facebook.com/notes/yusuf-mansur-network/1o-kesalahan-mendidik-anak/317819510209

4.http://www.pendidikankarakter.com/bagaimana-membentuk-karakter-mandiri-pada-anak/

5.http://www.pendidikankarakter.com/bagaimana-membentuk-karakter-mandiri-pada-anak/

Salam hangat untuk anak-anak Indonesia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun