Aneka Buku Bacaan Yang Mengisi Masa Kecil Saya -Â Dulu waktu saya kecil, belum terlalu akrab dengan yang namanya memperingati Hari Buku Nasional. Karena memang baru tahun 1980 oleh pemerintah dicanangkan bersamaan dengan hari Perpustakaan Nasional RI yang tahun ini menginjak ke 41. Tahun segitu saya masih SD.Â
Tapi yang jelas, sejak saya kecil saya memang sudah hobi membaca. Dan membaca itu wajib dilakukan setiap hari. Baik itu membaca koran, majalah bahkan buku pelajaranpun wajib dibaca berulang-ulang setiap harinya. Kalau masalah buku pelajaran, karena saya termasuk orang yang malas belajar. Jadi dengan sering membaca buku pelajaran akan membantu saya untuk selalu mengingat materi yang disampaikan oleh guru di sekolah.
Menanamkan cinta membaca pada anak-anak itu saya ingat banget, waktu kecil bapak sering mengajak kami (saya, 2 kakak dan 2 adik) ke rumah temannya yang mempunyai perpustakaan kecil di rumahnya. Bak menemukan surga. Berbagai macam buku bacaan ada disana. Dari majalah anak-anak sampai komik. Sampai kemudian saya ketularan kakak laki-laki saya untuk membaca buku serial Kho Ping Ho. Karena kita meminjam boleh dibawa pulang. Biasanya dalam kurun waktu satu minggu. Jadi bisa saling tukar menukar buku bacaan sama kakak dan adik.
Disamping itu, sering juga ada tugas sekolah mencari informasi sejarah yang mengharuskan mencari referensi ke perpustakaan umum kota Madiun. Bisa berjam-jam saya membaca di sana. Biasanya sekalian mencari buku bacaaan favorit, seperti kisah-kisah sejarah.
Sedangkan majalah anak yang selalu menemani hari-hari waktu itu adalah majalah Bobo. Bahkan kami berlangganan.
Terus beranjak dewasa berlangganan majalah Gadis dan Hai.  Sebenarnya saya juga membaca majalah yang tidak kalah terkenal waktu itu  yaitu Kawanku dan Anita Cemerlang.Â
Bahkan saya sering mengirim cerita pendek ke dua majalah tersebut. Yang saya ingat sekali, saya mendapat honor pertama sebesar 100 rupiah. Pada tahun 80an, uang segitu sudah bisa buat mentraktir teman-teman satu kelas. Karena mereka yang selalu mendukung saya untuk mengirim cerita pendek dan puisi ke beberapa majalah.
Dan sejak umur 7 tahunpun saya sudah suka membaca koran. Waktu itu yang sering saya baca adalah koran Suara Karya dan Bhirawa. Kenapa saya membaca koran Suara Karya, karena kebetulan rumah saya bersebelahan dengan kantor dari partai Golongan Karya. Waktu itu memang Suara Karya adalah koran yang dimiliki oleh partai tersebut.Â
Sedangkan koran Bhirawa karena ayah saya adalah seorang TNI. Jadi wajib berlangganan koran Bhirawa. Dan ternyata kedua koran tersebut sampai sekarang masih eksis. Meskipun sekarang sudah berganti platform menjadi media online.