Jadi pengertiannya yang punya data adalah yang kaya untuk saat ini. Biasanya orang tidak bisa cerita dengan data. Yang bagus dan tepat adalah sudah punya data dan bisa cerita lagi.
Begitu juga yang dinamakan Jurnalisme Data yaitu tulisan yang disertai dengan data. Tidak hanya sekedar ngawang atau membayangkan saja, tapi tapi harus berdasarkan data. Oleh sebab itu data memgang peranan sangat penting.
Seru juga sih. Karena ketika ke 10 peserta diminta untuk menjelaskan ke depan. Hampir semua cerita tidak ada yang sama. Menurut kang Pepih tidak ada yang salah atau yang benar. Tapi yang jelas, cerita yang kami sampaikan harus disertai data pendukung untuk memperkuat ulasan tersebut.
Sebagai contoh, ada gambar pizza dan hotdog. Data yang diambil dari google menyebutkan bahwa pizza itu lebih popular dari hotdog. Informasi tersebut sangat penting bagi para pedagang, salah satu alasannya karena pizza bisa membuat varian yang ada sosisnya.
- Outside (Luar) : biasanya diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS)
- Inside (Dalam) : bisa dari kita sendiri dengan menggunakan bantuan google atau sosial media seperti facebook.
Sedangkan data itu sendiri harus disaring dan ada pembandingnya. Dinamakan Data-driven journalism = a process yaitu data yang di dorong dengan data. Dan harus ada gambar juga untuk melengkapi data.
NEWS VALUE
Terlepas dari data, kang Pepih menyampaikan bahwa menulis itu harus ada nilai beritanya atau news value. Dan kuncinya adalah :
- Penting dan menarik (Important & Interesting)
- Suatu peristiwa atau masalah akan memiliki nilai berita (news value) jika peristiwa atau masalah itu bermakna penting bagi public atau jika peristiwa menarik bagi khalayak.
- Peristiwa atau masalah akan dinilai penting oleh khalayak jika di dalam baik kejadian maupun masalah itu terlibat kepentingan orang banyak.
- Akibat (Consequence)
- Nilai berita dapat dikatakan tinggi atau rendah dengan melihat akibat yang ditimbulkan peristiwa atau masalah yang dijadikan berita.
- Makin langsung akibat itu dirasakan seseorang atau oleh sekelompok orang, makin tinggi nilai berita peristiwa atau masalah itu bagi orang tersebut.
Selain 2 kunci di atas juga harus ada unsur famous, konflik, weird, novelty, destiny, magnitude dan sex.
STORYTELLING
Selanjutnya adalah STORYTELLING yang artinya  adalah menceritakan dan menggambarkan. Yakni menceritakan peristiwa dan menggambarkan kondisi, suasana dan situasi. Beberapa literatur menyebutkan storytelling sebagai narrative atau descriptive. Digabungkan menjadi "narrative-descriptive".
Menurut Christopher Booker - seorang jurnalis  dalam buku The Seven Basic Plots : Why We Tell Stories menjelaskan bahwa bercerita adalah cara komunikasi yang sangat kuat. Dia juga menunjukkan kisah-kisah yang paling dicintai sepanjang sejarah jatuh hanya ke dalam 7 jenis cerita yang berbeda yaitu :
- Overcoming the monster
- Rags to Riches
- Voyage and Return
- The Quest
- Comedy
- Tragedy
- Rebirth