Sekitar tahun 1990-an, setiap habis subuh saya sering mendengar tetangga kos menyalakan radio yang berisikan ceramah subuh. Suaranya kencang banget. Jadi cukup jelas terdengar sampai di kamar kos kami. Waktu itu saya memang lagi kos, karena sedang kuliah di Malang. Kebetulan rumah kos kami terletak di kampung Dinoyo, yang antara rumah satu dan lainnya cukup berdekatan. Bisa di bilang berdempetan.
Hampir setiap pagi telinga kami diperdengarkan ceramah yang cukup menyejukkan sekaligus penuh humor. Waktu itu belum marak ceramah di stasiun televisi seperti sekarang ini, yang setiap subuh hampir semua stasiun televisi menayangkan ceramah subuh dari para ustadz yang cukup terkenal di tanah air.
Awalnya kami satu kos cukup menikmati isi ceramah yang cukup menarik dan menghibur itu, tanpa pengen tahu siapa sih nama ustadz itu. Suaranya cukup khas, gaya Betawi. Bahasanya kekinian (istilah jaman sekarang). Tema yang diambil tidak berat, terutama cara penyampaiannya. Ringan tapi humoris. Tidak heran kalau lama-lama seisi kos jadi sangat menyukai.
Sampai akhirnya suatu saat saya main ke kos teman yang kebetulan sedang mendengarkan kaset ceramah. Suaranya cukup akrab di telinga. Dengan gayanya persis seperti yang saya dengar setiap subuh. Bertanyalah saya ke teman karena penasaran.
Ternyata nama beliau adalah Ustadz KH. Zainuddin MZ. Seorang penceramah atau ustadz yang cukup kondang berasal dari Jakarta. Saya cukup surprise ketika teman saya memperlihatkan koleksi kasetnya tentang ceramah dari Ustadz Zainuddin MZ. Ternyata meskipun setiap pagi teman saya mendengarkan ceramah subuh KH Zainuddin MZ lewat radio, dia juga mengkoleksi kasetnya yang bisa didengarkan setiap saat. Dan akhirnya sayapun jadi ikut-ikutan untuk membeli kasetnya.
Lama-lama saya cukup familiar dengan sosok beliau. Karena disamping saya mulai mengoleksi kaset ceramah beliau, sayapun mencari tahu sosok yang baru saya kenal ketika kuliah dan tinggal di Malang itu. Itupun karena tiap pagi sering mendengarkan ceramahnya di radio punya tetangga. Padahal saya ini  termasuk paling suka keluar masuk toko kaset dan hobi membeli kaset. Tapi memang kebanyakan kaset yang saya beli adalah kaset sanggar cerita, kaset lagu dari penyanyi kesayangan dan kaset pelawak yang cukup trend di zaman itu. Seperti ateng iskak group, jayakarta group, warkop dki dan lain-lainnya.
Ternyata KH Zainuddin MZ mendapat julukan dari pers Indonesia sebagai Dai Sejuta Umat. Julukan itu cukup beralasan. Karena dimanapun dia ceramah selalu dihadiri puluhan ribu umat. Dia semakin dikenal masyarakat sejak rutin memberikan ceramah subuh di radio. Tapi ketenarannya semakin memuncak ketika mulai memasuki dunia rekaman. Dan respon masyarakat cukup bagus. Kasetnya tidak hanya beredar Nusantara, tapi juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, Ustadz Zainudin mulai di lirik oleh beberapa stasiun televisi untuk mengisi acara ceramah dan keagamaan di stasiun-stasiun televisi yang mulai bermunculan waktu itu.
Ustadz KH Zainuddin MZ sukses mengambil hati hampir seluruh masyarakat Indonesia waktu itu. Karena memang masih jarang penceramah agama yang bisa menghibur tapi tidak menggurui. Humoris tapi tidak meninggalkan pesan yang terkandung dalam isi ceramahnya. Meskipun selanjutnya banyak bermunculan ustadz-ustadz yang lebih ngehits, tapi beliau masih tetap menjadi idola sampai akhir hayatnya.
Ustadz KH Zainuddin yang lahir di Jakarta pada tanggal 02 Maret 1952 itu pergi meninggal dunia pada tanggal 05 Juli 2011 karena serangan jantung. Umat muslim sempat kehilangan ustadz panutan yang sudah sangat dekat dengan masyarakat karena ceramahnya yang sangat khas. Sampai saat ini memang belum tergantikan, bahkan oleh putranya sendiri. Tapi beruntunglah di jaman sekarang kita masih bisa mendengarkan ceramah beliau lewat Youtube untuk obat kangen. Salah satu contoh ceramah yang saya sukai seperti link Youtube ini :
: