Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Rahasia Cinta Fitri

23 Mei 2019   20:31 Diperbarui: 23 Mei 2019   20:33 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin lama Dirga hampir merasa putus asa. Ada rasa lelah serta keraguan yang berkecamuk dalam hatinya. Kenapa sikap Fitri berubah demikian drastis. Tidak ada tanda-tanda bahkan penjelasan dari mulutnya maupun dari orang terdekatnya.

* * *

Dirga seperti disambar petir menerima telpon dari bu Tina, mamanya Fitri secara tiba-tiba siang ini. Fitri masuk rumah sakit!

Tanpa pikir panjang, Dirga pamit dosen pembimbingnya untuk pulang dulu. Setelah mendapat ijin, dia langsung berangkat ke rumah sakit yang di kasih tahu bu Tina.

Tidak pernah Dirga bayangkan, sosok mungil itu terbujur lemah dengan selang yang memenuhi tubuhnya. Dirga hanya bisa melihat dari balik kaca, karena Fitri dalam ruang ICU. Sedang bu Tina matanya tampak sembab karena menangis terus. Dirga masih bingung dan melihat semua ini penuh tanda tanya.

"Maafkan kami Dirga. Karena semua ini adalah permintaan Fitri, untuk tidak memberitahukan padamu. Sudah hampir dua bulan Fitri di diagnosis kena kanker darah yang sudah cukup parah. Semua begitu cepat datangnya, tanpa ada tanda-tanda. Tadi Fitri pingsan di kampus. Padahal minggu depan dia harus cangkok sumsum. Sudah ada donor yang mau diambil sumsum untuk Fitri. Tante mohon kamu bisa kasih suntikan semangat buat dia..."

Kembali Dirga seperti di sambar petir yang maha dasyat. Kenapa dia begitu bodoh untuk tidak mengetahui tanda-tanda itu. Tapi memang bukan salahnya, karena Fitri tampak baik-baik saja. Tidak ada perubahan sedikitpun dari fisiknya. Apalagi dua bulan ini mereka tidak pernah bertemu, karena Fitri selalu menghindari.

* * *

Tepat malam hari raya, Dirga menemani Fitri di rumah sakit dalam masa pemulihan setelah operasi cangkok sumsum berhasil. Pagi itu mentari hangat tersenyum sangat ceria. Dirga menggenggam erat tangan Fitri yang masih tampak lemah. Tapi senyuman Fitri mengembang manis.

"Maafkan kebodohanku ya mas. Aku takut kamu akan meninggalkanku setelah tahu kalau aku sakit kanker. Makanya daripada aku sakit hati, lebih baik aku menjauhimu dulu." Suara Fitri bergetar menahan sesal.

Dirga makin erat menggenggam tangan Fitri, sambil melemparkan senyum manisnya. Bu Tina melihat dari jauh dengan penuh haru melihat Dirga yang tampak setia dan pantang menyerah untuk menyemangati putri satu-satunya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun