Kiprah perempuan Indonesia di jaman sekarang, tidak perlu diragukan lagi. Jangankan yang skala nasional, di dunia internasional pun sudah banyak yang diperhitungkan. Salah satunya adalah ibu Sri Mulyani yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, sekarang menjadi Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong Presiden Jokowi.
Di Surabaya pun, banyak juga wanita yang bisa menjadi panutan dan sangat menginspirasi. Salah satu sosok  itu adalah dokter Iswiyanti Widyawati. Sepertinya memang belum banyak yang mengenal beliau. Di samping karena tidak banyak pemberitaan, kiprah dan kegiatan beliaupun tidak suka dijadikan pemberitaan. Padahal, sudah banyak jejak kemanusiaan yang sudah ditorehkannya.
Ketika saya di ajak mbak Nurul untuk bertemu dengan beliau, langsung saya coba gooling mencari tahu gambaran sosok beliau dan kiprahnya. Ternyata....memang tidak ada! Jadi makin penasaran nih...
Sabtu pagi tanggal 07 Juli 2018 akhirnya saya bersama 9 Kompasianer lainnya bertemu beliau, yang hadir bersama keluarga besarnya termasuk suami, dokter Arief Basuki. Senyum ramah mengembang ketika menyapa dan menyalami kami satu-satu. Tampilannya cukup bersahaja, dengan atasan putih dengan kerudung kuning khas sebuah partai politik.
Nama lengkapnya adalah Iswiyanti Widyawati, lahir di Nganjuk tanggal 14 Agustus 1967. Merupakan anak terakhir dari 12 bersaudara dari ayah M. Ishaq Masduqi dan ibu Soedarsih. Sebagai seorang guru agama, ayahnya selalu menanamkan nilai-nilai agama sedangkan ibunya selalu memberi teladan untuk selalu peduli kepada masyarakat. Itulah yang membentuk pribadi seorang Iswi sehingga mempunyai tekad untuk mengabdikan diri sebagai tenaga medis di daerah konflik seperti Irak, Libanon dan Palelestina. Pesan dari ayahnya yang masih begitu melekat adalah :
"Bahagia secukupnya, sedihpun sewajarnya. Jangan berlebihan."
Cerita di awali pada tahun 2003, ketika Ummi mengabdikan diri pada kegiatan kemanusiaan di Irak saat terjadi serangan oleh Amerika Serikat. Bersama suaminya, dr. Arief Basuki yang juga Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Indonesia Timur kurang lebih satu bulan.
Tiga tahun selanjutnya dia melanjutkan misi kemanusiaan di Lebanon, tepatnya di pengungsian Palestina. Hidup berbaur bersama pengungsi dengan kondisi yang serba darurat karena sejak 1967-2006 tidak ada fasilitas apapun.
Sekarang, dokter Iswiyati Widyawati MKes menjabatan sebagai Kepala Bagian Pelayanan dan Penunjang Medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak yang cukup terkenal di Surabaya yaitu RSIA Lombok 22. Bersuami dr. Arief Basuki yang seorang spesialis Anestesi.
Semua pengalaman Ummi selama mengabdikan diri di daerah konflik, membuatnya bertekad untuk membuat dunia kesehatan di tanah air menjadi lebih baik. Selain menjadi dokter di RSIA Lombok 22, Ummi juga menjadi penggerak lingkungan di wilayah tinggalnya di daerah Mojo Klanggru Surabaya. Di samping itu juga menjadi Pembina Dompet Qur'an, aktif di LSM 12 yaitu sebuah Lembaga sosial yang peduli anak jalanan, juga gerakan bahaya narkoba yaitu LSM HOPE.