[caption id="attachment_417609" align="aligncenter" width="750" caption="Saat daftar ulang (dokumen: mbak nur)"][/caption]
Rasanya semakin lama semakin ketagihan ikutan acara nangkring yang diselenggarakan oleh Kompasiana. Banyak ilmu yang di dapat, banyak hadiah yang di terima, banyak peluang untuk ikut lomba blogshop (mudah-mudahan juga banyak peluang untuk menang hehehe) dan semuanya gratiiiiiissss. Belum lagi kalau dapat souvenir yang beraneka ragam seperti kaos, bolpoin, notes dan lain-lainnya. Tidak ketinggalan adalah yang paling menyenangkan dan berkesan ketika bisa bertemu rekan-rekan Kompasianer di luar daerah. Yang biasanya hanya berkomunikasi lewat dunia maya, bisa bertemu dan berbincang hangat, akrab serta selalu seru.
[caption id="attachment_417571" align="aligncenter" width="600" caption="Blogshop JNE & Kompasiana di Malang (dok.mbak wawa)"]
Sedangkan untuk kali ini, acara blogshop bertempat di Aula Gedung D Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, dengan tema “Inovasi Strategi Bisnis Di Media Online”. Menghadirkan tiga pembicara, yaitu mas Nurulloh (Content & Community Editor Kompasiana), mas Wahyu Aditya dari Hellomotion dan bapak Andre Vincent Wenas dari JNE. Sedangkan yang bertindak sebagai Moderator dalam acara ini adalah mbak Wardah Fajri atau yang akrab dipanggil mbak Wawa.
[caption id="attachment_417576" align="aligncenter" width="600" caption="Peserta blogshop di UB - Malang"]
Pukul 14.00 WIB acara sudah di buka oleh MC, Dini – yang centil dan usil. Belum-belum peserta sudah dikerjain buat membolak balik kursi yang katanya ada nomor undian. Karuan aja kami semua spontan bangkit dari duduk dan menjukir-balikkan kursi hanya untuk mencari nomor undian yang katanya menempel. Eh setelah capek mencari ternyata nggak ada dan dia memang lagi pengen ngisengin peserta aja biar nggak ngantuk. Otomatis memang nggak ngantuk, tapi ya sedikit kesel dong. Orang tua kok dikerjain hehehehe....
Kemudian Dini memperkenalkan petinggi-petinggi dari fakultas ekonomi dan wakil dari JNE yang duduk di barisan depan. Untuk selanjutnya masing-masing wakil memberikan sedikit kata sambutan.
[caption id="attachment_417573" align="aligncenter" width="600" caption="ibu Dr. Sumiati, Kajur Manajemen (wakil dari fak. ekonomi)"]
Sebagai pembuka, tuan rumah yang mendapat giliran pertama memberikan kata sambutan. Dalam hal ini wakil dari fakultas ekonomi sekaligus Kajur Manajemen adalah ibu Dr. Sumiati menyampaikan bahwa kalau ingin menekuni bisnis itu kuncinya adalah nekad dan barang yang di jual harus berbeda dengan yang lain. Disamping juga harus kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnis. Karena hal ini sejalan dengan kampus UB sebagai “Enterpreneur University”.
Sedangkan dari pihak JNE yaitu GM JNE Windhu Abiworo, mengawali berbagi cerita bahwa awalnya JNE didirikan oleh 9 orang pada tahun 1990. Nekat, sebab 9 orang itu belum pernah pergi ke seluruh Nusantara, tetapi sudah berani mengirim barang ke seluruh kota-kota di Indonesia. JNE berani menerima risiko double, yaitu ketika menerima titipan barang dan saat mengirimkan barang. Ketika ada risiko, berarti ada peluang. “Berani mengambil risiko tapi tetap harus diperhitungkan, itulah karakter wirausaha”, begitu ungkap bapak Windhu. Disini terungkap juga ternyata beliau adalah pendiri JNE di kota Malang yang waktu itu berprofesi sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya di fakultas Administrasi Niaga. Beliau merangkap sebagai kurir yang pertama di kota Malang.
Tidak lama kemudian MC memberikan waktunya kepada mbak Wardah Fajri yang akan memandu jalannya blogshop pada siang hari itu.
[caption id="attachment_417558" align="aligncenter" width="600" caption="mas Nurul- wakil dari Kompasiana"]
Sebagai wakil dari Kompasiana, mas Nurulloh mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan materinya. Ternyata memang tidak jauh dari “jualan online” nya selama ini yaitu memperkenalkan Kompasiana kepada para peserta. Karena, ternyata para pengunjung lebih dari 50 persen yang mahasiswa UB belum mengenal apa itu Kompasiana. Bahkan banyak juga yang belum mempunyai blog pribadi. Padahal di jaman serba internet sekarang ini, apapun bisa kita kerjakan melalui blog pribadi tersebut. Bahkan menghasilkan uang dan menjadi sumber penghasilan.
Nurulloh, yang akrab di panggil – mas Nurul itu mengungkapkan alasan mengapa jual beli di media online masih banyak hambatan alias kurang diminati masyarakat. Salah satunya adalah ketidakpercayaan publik dan kemasan yang kurang meyakinkan. Apalagi penduduk Indonesia hanya sekitar 40% saya yang memiliki akun di bank. Padahal kunci utama dalam bertransaksi online adalah pembayaran melalui transfer.
Mas Nurul juga menyampaikan bahwa konten adalah RAJA. Jadi sangat penting “menjual konten” di media online. Tapi kalau media tersebut tidak mengandung konten yang bernilai, maka produk yang dijual tidak akan laku. Beberapa prinsip dalam menumbuhkan kepercayaan terutama untuk penjualan lewat online adalah mengandung unsur content marketing, yaitu :
1.Original : foto yang di pasang usahakan adalah milik sendiri. Sehingga akan menambah poin dalam menawarkan produk yang di jual.
2. Patien (Sabar) : memang butuh waktu untuk masyarakat mengenal produk kita.
3.Timely : saat update produk, usahakan disesuaikan waktu dimana diperkirakan banyak yang sedang berselancar di dunia maya (menggunakan internet).
4.Flexible : yakni menyesuaikan content sesuai sasaran dan market. Jadi harus fleksibel dan memilih media yang tepat untuk menopang promosi sesuai kebutuhan
Why Blogging?
Mas Nurul mencoba menggali informasi pengunjung terutama blogger tentang alasan masing-masing mengapa suka menulis. Tapi selanjutnya beliau menerangkan panjang lebar tentang keuntungan yang kita dapat dengan menekuni dunia tulis menulis.
Menulis atau menjadi penulis mempunyai banyak hal positif yang kita dapatkan, diantaranya adalah :
1. Kesenangan : Yaitu senang menulis, demikian juga senang apabila tulisannya ada yang membaca, lebih senang lagi kalau ada yang memberi komentar.
2. Membangun koneksi: Ketika terjadi komunikasi dalam membahas satu artikel yang ada kesamaan ketertarikan, disitulah awal dari membanun satu komunikasi. Selanjutnya bisa terjalin koneksitas.
3. Membantu orang lain : Dengan menulis tentang informasi yang bagus dan bermanfaat, pasti berguna untuk orang lain serta bisa dijadikan referensi. Misalnya menulis tentang kesehatan, seputar kuliner dan wisata, atau kebudayaan daerah maupun negara lain.
4. Mencari penghasilan: Banyak para blogger yang menjadikan "menulis" untuk menjadi sumber penghasilan. Tidak salah karena menulis juga bisa menjadi acuan dalam mencari informasi. Sehingga banyak penyelenggara lomba yang memancing respon pasar lewat lomba tulisan. Contohnya adalah lomba menulis rewiev sebuah produk.
Seperti yang tertulis dalam iklan blogshop di Kompasiana bahwa maraknya situs dengan platformuser generated content tidak hanya memberikan wadah bagi warga dalam berinteraksi secara maya tanpa ada batas ruang dan waktu. Tetapi juga memberikan ruang bagi warga internet (netizen) untuk memiliki wadah dalam melakukan kegiatan jual-beli atau berbisnis melalui mediaonline.
[caption id="attachment_417561" align="aligncenter" width="600" caption="mas Wahyu, dari Hellomotion Inc."]
Sedang pembicara kedua adalah Wahyu Aditya, founder Hellomotion Inc. yang ternyata adalah arema (asli arek Malang). Tidak seperti anak-anak biasanya, sudah sejak SD mas Wahyu suka membuat target atau semacam gol dalam dirinya dalam memancing kreatifitas. Kalau ketika SD dia hanya ingin menghibur teman satu kelas dengan kreatifitasnya. Semakin dewasa hal itu berubah. Kalau teman-temannya waktu SMA punya gol untuk meraih ranking, dia hanya ingin SMA 3 Malang menjadi sekolah tergaul di Malang. Di awali dengan merubah desain sablon kaos olah raga sekolah menjadi lebih fleksibel. Hasilnya ternyata kaos tersebut tidak hanya di pakai waktu olah raga saja, tapi juga ketika bimbel atau kegiatan ekstra kulikuler lainnya di luar sekolah.
Semakin lama, kreatifitasnya terkembang seiring respon yang bagus dari teman-temannya. Hobi corat coret desain tersebut akhirnya melahirkan ide untuk membuat komunitas yang di beri nama “Kemenetrian Desain Republik Indonesia” atau KDRI. Sampai akhirnya KDRI menjadi mitra berbagai instansi pemerintah dalam bidang desain sampai sekarang.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa untuk merubah sebuah ide menjadi sebuah produk itu harus di dukung 3 hal, yaitu :
1.Kreatifitas
Karena tanpa kreatifitas, sebuah ide akan susah untuk diwujudkan. Kadang banyak juga ide yang muncul, tapi tidak akan terwujud kalau kita tidak kreatif.
2.Tekhnologi
Di jaman tekhnologi yang canggih sekarang ini, segala macam ide bisa diwujudkan. Pekerjaan akan lebih mudah karena di tunjang oleh teknologi yang semakin maju.
3.Pasar
Kita harus bisa melihat pangsa pasar dari produk yang kita hasilkan. Untuk itu harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar akan barang itu. Kalau kita tidak bisa membaca pasar, barang hanya akan menumpuk di gudang.
Mas Wahyu juga mengingatkan bahwa sebuah brand akan kehilangan daya tariknya jika tidak disertai gambar visual yang mudah diingat. Brand layaknya sebuah gambar. Logo misalnya, selain memiliki makna filosofi, juga harus menarik dan tidak kaku. Karena itu, dia mempunyai prinsip yang diplesetkan merupakan Sila Ke-6 yaitu “Kreatif Sampai Mati!” Dan mengajak para pengguna internet yang kreatif dengan membagikan keahliannya dengan motto “Ayo berantas buta visual”.
Pembicara ketiga atau terakhir adalah bapak Andre Vincent Wenas. Sebagai Chief Human Capital Officer JNE beliau menjelaskan bahwa JNE memiliki prinsip “connecting happines”. Yaitu menghubungkan kebahagiaan antara orang yang menjual barang (karena barangnya laku) dan kebahagiaan pihak yang membutuhkan barang (karena puas bisa mendapatkan barang yang dibutuhkan).
Bisnis JNE merupakan pendukung bagi usaha skala kecil dan menengah (UKM). Sedang produk yng dipasarkan secara online kebanyakan adalah bisnis apparel, seperti sepatu, baju, batik, desain kaos, dan sejenisnya. Selanjutnya barulah jenis elektronik salah satunya yang digemari pembeli adalah produk hand phone (HP).
Bisnis online mempunyai keunggulan yaitu hemat waktu. Karena pembeli tidak perlu capek-capek datang ke toko, tapi cukup bertransaksi lewat internet. Sedang potensi lainnya adalah pengguna internet sekarang di kisaran 75 juta orang. Tapi baru sebanyak 12,8% yang memanfaatkan bisnis lewat online. Sedang selebihnya yang 87,2 % pengguna pasif tapi tergolong pasar yang potensial. Sehingga bisnis online masih punya peluang untuk memanfaatkan konsumen yang punya potensi tersebut.
Dalam berinteraksi secara sosialpun, dalam menggeluti bisnisonline juga memiliki koridor yang harus dipatuhi oleh penggunanya. Di samping tips dan trik sehingga dapat memunculkan sebuah inovasi baru yang dapat diterapkan. Dalam blogshop inilah, Jalur Nugraha Ekakurir atau lebih dikenal dengan JNE berbagi tips dan pengetahuan soal inovasi dan strategi dalam menjalankan bisnis online. Karena JNE sendiri mulai merambah bisnis kuliner nusantara dengan nama Pesona JNE.
***
Setelah ke 3 nara sumber selesai menyampaikan semua materi, kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab. Sayang waktunya sangat sempit, sehingga hanya 3 penanya yang di beri kesempatan. Sedang pihak JNE selanjutnya berbagi voucher untuk 5 peserta blogshop yang bisa menjawab pertanyaan seputar materi yang diberikan nara sumber tadi.
Untuk menghilangkan rasa letih dan ngantuk, selanjutnya disuguhi hiburan berupa stand up comedy yang dibawakan mas Wawan yang ngakunya wong Kediri. Orangnya kurus, kering dan menjulang. Tapi ternyata mampu mengguncang aula fakultas Ekonomi UB siang itu dengan celotehan spontannya. Pengunjung di buat tertawa ngakak sampai terbahak-bahak. Sepertinya mas Wawan ini juga seorang pebisnis hiburan yang tahu strategi dan tempat yang pas dalam memberikan suguhan segarnya.
Di penghujung acara adalah pengumuman pemenang nge-twit seputar acara blogshop siang ini. Dan yang beruntung adalah Winda Rossa, kompasianer asal Malang, mendapat hadiah dari JNE yaitu sebuah smartphone.
***
Sebelum meninggalkan tempat, saya bersama beberapa kompasianer menyempatkan diri untuk melihat-lihat beberapa stand yang ada. Karena tadi datangnya agak terlambat, sehingga langsung daftar ulang sampai tidak sempat menengok stand yang juga disediakan oleh pihak JNE.
Beberapa kuliner indonesia dipamerkan di stand yang memperkenalkan diri dengan nama Pesona JNE. Dilayani oleh mbak-mbak yang cantik dan sabar menerangkan kepada pengunjung tentang layanan JNE terbaru yaitu bisa mengirimkan kuliner khas indonesia dari seluruh pelosok tanah air yang bisa di pesan secara online dan akan didatangkan langsung dari daerah asalnya. Wow....saya seketika takjub. Ketika tahu bahwa JNE bisa mengirimkan seperti bakso yang terkenal di Malang yaitu bakso Presiden atau rawon Setan Suroboyo ke manapun tujuannya. JNE akan mengirim makanan itu dalam bentuk beku (frozen), sehingga ketika barang sudah di terima pemesan tinggal menghangatkan saja. Dan jangan takut rasanya berubah atau tidak fresh lagi. Karena JNE menjamin pengirimannya dalam satu hari saja. Waaahhh, saya jadi membayangkan batagor Bandung atau empek-empek Palembang nih. Mau coba ah lain kali.... Untuk informasi tersebut bisa di klik di link : www.pesonanusantara.co.id.
Terima kasih JNE dan Kompasiana untuk ilmu yang sangat bermanfaat ini. Semoga masih banyak lagi informasi yang akan dibagikan kepada para Netizen terutama Kompasianer. Sampai jumpai di blogshop atau nangkring selanjutnya.