Pagi bersinar terang, eh mentari pagi bersinar terang, pagi penuh keemasan... Dengan bersenandung kecil, Yuli mengendarai motornya. Tujuannya sudah pasti ke sekolah. Menunaikan tugas mulia, mencerdaskan anak bangsa. 'Tin tin.......", Bang Ibay berboncengan dengan istri keduanya, Jingga Rangkat. "Pagi Pak Ibay, mbak Jingga....."Sapa Yuli. "Pagi Bu Yuli...." Jawab pasangan romantis terbaru itu dengan tersenyum sumringah, maklum, pernikahannya masih fresh dari oven, belum dua minggu. Ada rindu menyeruak.....ah, romantisnya, kapan saya di bonceng seperti itu. Ya, Bu Yuli rindu menikah. Tapi sama siapa...? "AWASSSSSSSSSSSSSS.....!" SHIIIT GUBRAK....Ramai, orang berbondong membantu guru muda itu. Karena melamun Yuli lengah ada angsa melintas di jalan, karena tidak konsentrasi, Yuli mengelak tiba-tiba, dan tidak stabil, maka terbaliklah Yuli dan motornya. Nyeri di tangan, beberapa goresan luka membuat Yuli meringis. "Gak Papa  mbak  Yuli, ujar Miss Rochma, kebetulan lewat, lalu berhenti. dia memapah Yuli. Terlihat ada Pak RW, membantu mengangkat mio merah nya. "Enggak papa..."Tiba-tiba gelap. Yuli pingsan. *** "Mbak Yuli udah siuman!" terdengar oleh Yuli, suara Acik, sekpri Kades.. tiba-tiba dengan samar kemudian menjelas, Yuli melihat ada Miss Rochma, Mommy, Jingga Rangkat, Dorma,  Bunda Herda, Pak Edy Priyatna, Oma Eni, Mbak Asih, Ranti Tirta, Kembang, dan beberapa orang lainnya...Subhanallah, Yuli pun menangis terharu. Sungguh, persaudaraan, begitu tinggi kekeluargaan warga Desa Rangkat ini. Airmatanya tak terasa menetes. Walaupun sendiri merantau ke desa indah ini dalam tugas, namun dia tidak sendiri. Ada keluarga yang menyayanginya.. "Yuli enggak apa-apa?" tanya mommy. "Pusing?" Tanya Miss Rochma, sahabatnya."Kalau masih jangan dulu bangun.." Lanjutnya. Yuli mencoba menggeleng, namun, ternyata kenyataan tidak dapat dibohongi. Tiba-tiba, dengan paniknya Pak Kades berlari masuk ke ruangan dimana Yuli dirawat. Tanpa tedeng aling-aling...dengan raut muka cemasnya, " Bu Yuli gak papa kan?" Kontan seluruh mata di ruangan itu memandang dengan asing dan heran, penuh tanda tanya karena Pak kades jomblowan itu berlari dengan kencang, panik dan membawa seikat gladiol putih di tangannya. "Pak Kades???" Acik bertanya pelan hampir tak kedengaran. ________________________
DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H